Pilkades Banyoneng Laok Ricuh, Panitia dan Kotak Suara Dievakuasi Petugas Bersenjata
loading...
A
A
A
BANGKALAN - Pemilihan Kepala Desa ( Pilkades ) Banyoneng Laok, Bangkalan ricuh. Panitia pemilihan dan kotak suara pun terpaksa dievakuasi oleh ratusan anggota TNI dan brimob bersenjata lengkap.
Untuk menghindari konflik antar pendukung calon kades, ratusan personel aparat keamanan dari TNI dan Polri melakukan pengawalan ketat.
Kekisruhan pilkades tersebut terjadi di Desa Banyoneng Laok, Kecamatan Geger, Bangkalan. Sejumlah kotak surat suara pun mendapat pengawalan dari personil brimob bersenjata lengkap.
Kisruh pilkades di desa ini terjadi saat proses penghitungan surat suara masih berlangsung, namun kemudian muncul banyak protes dari sejumlah orang di lokasi. Termasuk dari salah satu pasangan calon yang tidak puas dengan proses penghitungan suara.
Karena kondisi makin memanas, aparat keamanan pun berupaya melakukan mediasi antar calon namun upaya itu gagal.
Dari pantauan, saat proses mediasi sedang dilakukan, massa pendukung para calon makin banyak berdatangan dan berkumpul di lokasi pencoblosan.
Kondisi ini membuat aparat keamanan pun memutuskan untuk mengevakuasi kotak surat suara dari lokasi, upaya ini awalnya mendapat penolakan keras dari warga.
Mereka bahkan tertahan di lokasi karena warga melarang upaya evakuasi tersebut.
Namun menjelang petang, akhirnya upaya evakuasi ini berhasil dilakukan, setelah mendapat pengawalan ratusan personel brimob bersenjata serta anggota TNI.
Tak hanya tiga kotak surat suara, para panitia pilkades pun ikut dievakuasi ke Pendopo Bupati Bangkalan.
Pihak Pemkab Bangkalan pun belum memberi solusi dan keputusan terkait kisruh pilkades ini.
“Upaya evakuasi ini dilakukan untuk mengamankan surat suara serta meredam potensi konflik antar pendukung calon yang sangat mungkin bisa terjadi,” kata Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya.
Untuk menghindari konflik antar pendukung calon kades, ratusan personel aparat keamanan dari TNI dan Polri melakukan pengawalan ketat.
Kekisruhan pilkades tersebut terjadi di Desa Banyoneng Laok, Kecamatan Geger, Bangkalan. Sejumlah kotak surat suara pun mendapat pengawalan dari personil brimob bersenjata lengkap.
Kisruh pilkades di desa ini terjadi saat proses penghitungan surat suara masih berlangsung, namun kemudian muncul banyak protes dari sejumlah orang di lokasi. Termasuk dari salah satu pasangan calon yang tidak puas dengan proses penghitungan suara.
Karena kondisi makin memanas, aparat keamanan pun berupaya melakukan mediasi antar calon namun upaya itu gagal.
Dari pantauan, saat proses mediasi sedang dilakukan, massa pendukung para calon makin banyak berdatangan dan berkumpul di lokasi pencoblosan.
Kondisi ini membuat aparat keamanan pun memutuskan untuk mengevakuasi kotak surat suara dari lokasi, upaya ini awalnya mendapat penolakan keras dari warga.
Mereka bahkan tertahan di lokasi karena warga melarang upaya evakuasi tersebut.
Namun menjelang petang, akhirnya upaya evakuasi ini berhasil dilakukan, setelah mendapat pengawalan ratusan personel brimob bersenjata serta anggota TNI.
Tak hanya tiga kotak surat suara, para panitia pilkades pun ikut dievakuasi ke Pendopo Bupati Bangkalan.
Pihak Pemkab Bangkalan pun belum memberi solusi dan keputusan terkait kisruh pilkades ini.
“Upaya evakuasi ini dilakukan untuk mengamankan surat suara serta meredam potensi konflik antar pendukung calon yang sangat mungkin bisa terjadi,” kata Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya.
(nic)