Penyelamatan Danau Tondano Butuh Sinergitas Semua Pihak
loading...
A
A
A
MINAHASA - Penyelamatan Danau Tondano di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, membutuhkan sinergitas dan peran semua pihak. Hal ini sangat dibutuhkan, agar Danau Tondano dapat tetap lestari hingga anak cucu nanti.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw menegaskan, upaya menjaga kelestarian Danau Tondano, juga harus dilakukan secara berkelanjutan. "Danau Tondano berperan vital bagi Sulawesi Utara. Ini sangat strategis, sehingga koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, Pemkab Minahasa harus dilakukan," katanya.
Penyelamatan Danau Tondano, kata dia, tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah provinsi ataupun Pemkab Minahasa, namun butuh sinergitas dengan para pemangku kepentingan lainnya.
"Dalam rangka mengoptimalkan upaya kita terhadap penyelamatan Danau Tondano ini, saya melakukan pengamatan langsung kondisi danau yang menjadi aset penting Sulawesi Utara, dan Minahasa tersebut," kata Steven.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, kondisi eceng gondok di Danau Tondano sudah tidak bisa dihilangkan, akan tetapi perlu dilakukan mitigasi atau dikendalikan. "Untuk pengendalian harus ada konsep atau metode pelaksanaan internal provinsi, maupun pembagian kewenangan dengan Kabupaten Minahasa, termasuk pendanaan," ujarnya.
Harapannya, setelah memiliki metode pengendalian yang jelas, output dan outcomenya dari pendanaan tersebut harus terlihat. "Penegasan Pak Gubernur, metode penanganan harus jelas supaya target-target pelaksanaannya terukur," ujarnya.
Data Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I menyebut, Danau Tondano terus mengalami penyusutan luas dan mendangkal. Luasan danau penyuplai air bagi masyarakat sekitar, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) maupun aktivitas pertanian-perikanan sekitar, menyusut dari 5.000 hektare menjadi 4.700 hektare. Kedalaman yang sebelumnya sekitar 30 meteran, saat ini tinggal 13,5 meter.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw menegaskan, upaya menjaga kelestarian Danau Tondano, juga harus dilakukan secara berkelanjutan. "Danau Tondano berperan vital bagi Sulawesi Utara. Ini sangat strategis, sehingga koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, Pemkab Minahasa harus dilakukan," katanya.
Penyelamatan Danau Tondano, kata dia, tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah provinsi ataupun Pemkab Minahasa, namun butuh sinergitas dengan para pemangku kepentingan lainnya.
"Dalam rangka mengoptimalkan upaya kita terhadap penyelamatan Danau Tondano ini, saya melakukan pengamatan langsung kondisi danau yang menjadi aset penting Sulawesi Utara, dan Minahasa tersebut," kata Steven.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, kondisi eceng gondok di Danau Tondano sudah tidak bisa dihilangkan, akan tetapi perlu dilakukan mitigasi atau dikendalikan. "Untuk pengendalian harus ada konsep atau metode pelaksanaan internal provinsi, maupun pembagian kewenangan dengan Kabupaten Minahasa, termasuk pendanaan," ujarnya.
Harapannya, setelah memiliki metode pengendalian yang jelas, output dan outcomenya dari pendanaan tersebut harus terlihat. "Penegasan Pak Gubernur, metode penanganan harus jelas supaya target-target pelaksanaannya terukur," ujarnya.
Data Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I menyebut, Danau Tondano terus mengalami penyusutan luas dan mendangkal. Luasan danau penyuplai air bagi masyarakat sekitar, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) maupun aktivitas pertanian-perikanan sekitar, menyusut dari 5.000 hektare menjadi 4.700 hektare. Kedalaman yang sebelumnya sekitar 30 meteran, saat ini tinggal 13,5 meter.
(eyt)