Penyandang Difabel Dipekerjakan di Ritel Kota Tangerang, Pemkot: Semua Warga Punya Hak Sama
loading...
A
A
A
TANGERANG - Penyandang disabilitas atau kaum difabel sudah seharusnya memiliki kesetaraan hak dan kesempatan yang sama dengan masyarakat pada umumnya. Termasuk kesetaraan dalam industri kerja.
Seperti di Kota Tangerang, para penyandang disabilitas bisa bekerja di toko swalayan atau ritel. Setidaknya, ada tiga penyandang disabilitas disalurkan bekerja di ritel oleh Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Tangerang. Baca Juga: Perjuangkan Inklusivitas, Kelompok Disabilitas Harus Mendapat Hak Setara
"Kita akan terus berupaya agar para disabilitas di Kota Tangerang bisa mendapatkan hak yang sama dan mendapatkan pekerjaan. Jadi kita akan terus menjembatani para disabilitas dan perusahaan yang menerima mereka sesuai dengan kebutuhan dan keterbatasan mereka," tutur Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang, Ujang Hendra Gunawan dalam keterangannya, Kamis, (11/5/2023).
Dalam melancarkan program ini, kata Ujang, pihaknya juga bekerjasama dengan komunitas difabel. Sehingga kaum difabel mudah mendapatkan pekerjaan.
Hal senada disampaikan Wali Kota Tangerang, Arief Wismansyah. Kata dia, program ini menjadi jembatan bagi masyarakat tidak mampu yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) serta terbatas karena tidak memiliki ijazah dan juga disabilitas, agar tetap produktif di tengah keterbatasan yang dimiliki.
"Semua warga Kota Tangerang, memiliki kesempatan yang sama, baik yang disabilitas ataupun yang normal," ujar Arief.
Arief, juga bercerita tentang pengalamannya tentang penyandang disabilitas yang juga memiliki keahlian khusus bisa dimanfaatkan dan optimal dalam bidang pekerjaan tertentu juga dapat memberikan hasil yang maksimal.
"Pengalaman saya dulu, ada industri pakaian yang pekerjanya 90 persen kurang pendengarannya, dan mereka memiliki fokus lebih baik dibanding yang normal dan tidak mudah terganggu oleh hal - hal tidak penting dalam pekerjaan," ucapnya.
Selain itu, Pemkot Tangerang juga menyalurkan 9 orang masyarakat kurang mampu bekerja di salah satu perusahaan yang memproduksi tisu di kawasan Periuk. Hal ini sebagai upaya untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem.
Corporate Communications General Manager Alfamart, Rani Wijaya mengatakan sebanyak 972 kaum disabilitas telah dipekerjakan di Alfamart di seluruh Indonesia. 82 diantara terdapat di Tangerang Raya.
"Jadi kebetulan kami telah memiliki program Alfability (Alfa Ability) dimana memberikan kesempatan bagi disabilitas mendapatkan pekerjaan ditempat kami. Di sini juga kami sesuaikan dengan keterbatasan mereka, sehingga semua bisa berkontribusi," ungkap Rani.
Seperti di Kota Tangerang, para penyandang disabilitas bisa bekerja di toko swalayan atau ritel. Setidaknya, ada tiga penyandang disabilitas disalurkan bekerja di ritel oleh Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Tangerang. Baca Juga: Perjuangkan Inklusivitas, Kelompok Disabilitas Harus Mendapat Hak Setara
"Kita akan terus berupaya agar para disabilitas di Kota Tangerang bisa mendapatkan hak yang sama dan mendapatkan pekerjaan. Jadi kita akan terus menjembatani para disabilitas dan perusahaan yang menerima mereka sesuai dengan kebutuhan dan keterbatasan mereka," tutur Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang, Ujang Hendra Gunawan dalam keterangannya, Kamis, (11/5/2023).
Dalam melancarkan program ini, kata Ujang, pihaknya juga bekerjasama dengan komunitas difabel. Sehingga kaum difabel mudah mendapatkan pekerjaan.
Hal senada disampaikan Wali Kota Tangerang, Arief Wismansyah. Kata dia, program ini menjadi jembatan bagi masyarakat tidak mampu yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) serta terbatas karena tidak memiliki ijazah dan juga disabilitas, agar tetap produktif di tengah keterbatasan yang dimiliki.
"Semua warga Kota Tangerang, memiliki kesempatan yang sama, baik yang disabilitas ataupun yang normal," ujar Arief.
Arief, juga bercerita tentang pengalamannya tentang penyandang disabilitas yang juga memiliki keahlian khusus bisa dimanfaatkan dan optimal dalam bidang pekerjaan tertentu juga dapat memberikan hasil yang maksimal.
"Pengalaman saya dulu, ada industri pakaian yang pekerjanya 90 persen kurang pendengarannya, dan mereka memiliki fokus lebih baik dibanding yang normal dan tidak mudah terganggu oleh hal - hal tidak penting dalam pekerjaan," ucapnya.
Selain itu, Pemkot Tangerang juga menyalurkan 9 orang masyarakat kurang mampu bekerja di salah satu perusahaan yang memproduksi tisu di kawasan Periuk. Hal ini sebagai upaya untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem.
Corporate Communications General Manager Alfamart, Rani Wijaya mengatakan sebanyak 972 kaum disabilitas telah dipekerjakan di Alfamart di seluruh Indonesia. 82 diantara terdapat di Tangerang Raya.
"Jadi kebetulan kami telah memiliki program Alfability (Alfa Ability) dimana memberikan kesempatan bagi disabilitas mendapatkan pekerjaan ditempat kami. Di sini juga kami sesuaikan dengan keterbatasan mereka, sehingga semua bisa berkontribusi," ungkap Rani.
(don)