Lahar Dingin Gunung Kelud Ancam 11 Titik Permukiman

Kamis, 31 Desember 2015 - 20:06 WIB
Lahar Dingin Gunung Kelud Ancam 11 Titik Permukiman
Lahar Dingin Gunung Kelud Ancam 11 Titik Permukiman
A A A
BLITAR - Lahar dingin dipicu tingginya curah hujan mengancam 11 titik permukiman warga Kabupaten Blitar yang berada di sekitar lereng Gunung Kelud. Lahar dingin sewaktu-waktu bisa menerjang mengingat masih besarnya tumpukan material sisa erupsi 13 Februari 2014.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Heru Irawan, ancaman musibah alam itu diperkirakan berlangsung hingga awal tahun 2016 mendatang.

"Hal itu mengingat curah hujan pada bulan Januari juga masih tinggi," ujarnya kepada wartawan, Kamis (31/12/2015).

Tumpukan material yang berada di sekitar puncak Kelud akan turun seiring hujan intens mengguyur. Air yang menyeret pasir, batu bercampur potongan kayu yang bernama lahar dingin itu sangat berbahaya, tidak hanya bagi warga yang rumahnya berdekatan dengan kawasan jalur lahar.

Warga yang berprofesi sebagai pencari pasir dan batu di sungai yang menjadi aliran lahar Kelud, kata Heru juga memiliki risiko yang tidak kalah berbahaya.

"Sebab datangnya lahar dingin sering tidak bisa ditebak. Ketika di puncak turun hujan, di situlah potensi lahar dingin terjadi," jelasnya.

Sesuai data yang dihimpun, lahar dingin selalu mengancam warga yang bertempat tinggal di sepanjang Kali Bladak dan Kali Putih. Kedua sungai lahar itu berada di wilayah Kecamatan Nglegok, Kecamatan Garum, dan Kecamatan Gandusari.

Pada bulan Maret 2014, lahar dingin menghancurkan Sabo Dam yang berada di Desa Slumbung Kecamatan Gandusari. Bangunan sepanjang 30 meter dan lebar 3 meter itu berantakan diterjang air bercampur material pasir dan batu.

Heru mengaku terus melakukan sosialisasi ke masyarakat. Pihaknya juga meminta perangkat desa untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dini.

Kata Heri, tahun 2015 ini Pemkab Blitar, hanya mengalokasikan anggaran penanganan bencana sebesar Rp2 miliar. "Anggaran ini untuk hal-hal mendesak dan bisa cair kalau ada surat keputusan dari kepala daerah," pungkasnya.

Anggota DPRD Kabupaten Blitar Abdul Munib meminta fungsi desa siaga bencana dioptimalkan. "Selain lahar dingin, ancaman bencana alam tanah longsor dan puting beliung di wilayah Kabupaten Blitar lainya juga perlu diwaspadai."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7051 seconds (0.1#10.140)