Rapat Konsolidasi PDIP Solo Ricuh, Ketua Anak Ranting Diduga Dipukul
loading...
A
A
A
SOLO - Keributan terjadi saat rapat konsolidasi anak ranting PDIP RW 028 Kecamatan Jebres, Solo. Ketua Anak Ranting PDIP RW 028 Jebres berinisial AI diduga menjadi korban pemukulan saat rapat tersebut. Kejadian itu pun telah dilaporkan ke Polisi.
Rapat itu sendiri berlangsung mingggu (19/7/2020 ) malam. “Klien saya diundang untuk rapat konsolidasi partai, dalam perkembangannya, menurut klien saya, arahnya mau dipecat sebagai ketua anak ranting,” kata TH Wahyu Winarto, kuasa hukum pendamping AI, Senin (20/7/2020). AI merasa tidak terima karena rapat itu menjadi ajang pemecatan dirinya. (Baca juga: Achmad Purnomo Beri Sinyal Mundur dari Dunia Politik)
Ia tidak terima dan sempat melemparkan makanan ke lantai. Sehingga terjadi keributan yang mengakibatkan terjadinya pemukulan. Setelah kejadian, pihaknya kemudian melapor ke Mapolresta Solo malam itu juga sekitar pukul 23.30 WIB. Akibat pemukulan, AI mengalami memar di bagian mata. Selain pemukulan, kliennya juga didorong dan diancam. (Baca juga: 37 Pedagang Positif Corona, Pasar Keputran Utara Surabaya Ditutup)
Saat ini, AI menjalani rawat inap di salah satu rumah sakit di Solo. AI sendiri merupakan Sekretaris Presidium Banteng Solo Bergerak yang menjadi menyatakan dukungannya terhadap putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi Bakal Calon Wali Kota Solo dari PDIP.
Pada waktu itu, DPC PDIP Solo telah mengusulkan pasangan Achmad Purnomo -Teguh Prakosa sebagai Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo ke DPP PDIP. Belakangan, rekomendasi diberikan DPP PDIP kepada pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa.
Terpisah, Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP Kecamatan Jebres, Honda Hendarto mengemukakan, dalam rapat koordinasi itu dirinya turut hadir bersama pengurus DPC PDIP, yakni Teguh Prakosa dan YF Sukasno. Kala itu, dirinya memberikan sambutan dan menjelaskan kepada pengurus, kader dan simpatisan yang hadir. “Pada waktu sambutan tidak terjadi apa apa,” ungkap Honda Hendarto.
Sambutan antara lain mengenai keputusan DPP PDIP tentang rekomendasi calon Wali Kota Solo. Sehingga sesuai instruksi, semuanya harus merapat satu barisan untuk memenangkan Gibran-Teguh. “Sambutannya Pak Teguh juga sama, harus tunduk taat menjalankan instruksi partai. Rapat kemudian kembali dipimpin oleh YF Sukasno.
Belum selesai YF Sukasno memberikan sambutan, AI melempar dus ke arah depan. “Entah yang dilempar saya atau Pak Kasno, saya tidak tahu,” ungkapnya. Dirinya kala itu langsung menunduk untuk menghindari lemparan. Ketika kembali ke posisi semula, sudah ramai dan ada kerumunan. “Ketika mau saya lerai, sudah dibawa ke luar oleh teman teman yang ada di kanan kirinya,” ucap Honda.
Dirinya tidak tahu mengetahui pemicu yang mengakibatkan melakukan pelemparan. Sebab sebelumnya, suasana rapat juga tenang. Honda Hendarto mengaku tidak melihat terkait pemukulan. Terkait kasus dugaan adanya pemukulan, tentunya akan diupayakan upaya penyelesaian secara kekeluargaan.
Ia juga membantah adanya pemecatan dalam rapat tersebut. Pihaknya tidak mempermasalahkan terkait sepak terjang AI yang sejak awal mendukung Gibran. “Kami tidak mempermasalahkan kok, banyak juga pengurus yang berbeda pada waktu itu,” tegasnya.
Rapat itu sendiri berlangsung mingggu (19/7/2020 ) malam. “Klien saya diundang untuk rapat konsolidasi partai, dalam perkembangannya, menurut klien saya, arahnya mau dipecat sebagai ketua anak ranting,” kata TH Wahyu Winarto, kuasa hukum pendamping AI, Senin (20/7/2020). AI merasa tidak terima karena rapat itu menjadi ajang pemecatan dirinya. (Baca juga: Achmad Purnomo Beri Sinyal Mundur dari Dunia Politik)
Ia tidak terima dan sempat melemparkan makanan ke lantai. Sehingga terjadi keributan yang mengakibatkan terjadinya pemukulan. Setelah kejadian, pihaknya kemudian melapor ke Mapolresta Solo malam itu juga sekitar pukul 23.30 WIB. Akibat pemukulan, AI mengalami memar di bagian mata. Selain pemukulan, kliennya juga didorong dan diancam. (Baca juga: 37 Pedagang Positif Corona, Pasar Keputran Utara Surabaya Ditutup)
Saat ini, AI menjalani rawat inap di salah satu rumah sakit di Solo. AI sendiri merupakan Sekretaris Presidium Banteng Solo Bergerak yang menjadi menyatakan dukungannya terhadap putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi Bakal Calon Wali Kota Solo dari PDIP.
Pada waktu itu, DPC PDIP Solo telah mengusulkan pasangan Achmad Purnomo -Teguh Prakosa sebagai Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo ke DPP PDIP. Belakangan, rekomendasi diberikan DPP PDIP kepada pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa.
Terpisah, Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP Kecamatan Jebres, Honda Hendarto mengemukakan, dalam rapat koordinasi itu dirinya turut hadir bersama pengurus DPC PDIP, yakni Teguh Prakosa dan YF Sukasno. Kala itu, dirinya memberikan sambutan dan menjelaskan kepada pengurus, kader dan simpatisan yang hadir. “Pada waktu sambutan tidak terjadi apa apa,” ungkap Honda Hendarto.
Sambutan antara lain mengenai keputusan DPP PDIP tentang rekomendasi calon Wali Kota Solo. Sehingga sesuai instruksi, semuanya harus merapat satu barisan untuk memenangkan Gibran-Teguh. “Sambutannya Pak Teguh juga sama, harus tunduk taat menjalankan instruksi partai. Rapat kemudian kembali dipimpin oleh YF Sukasno.
Belum selesai YF Sukasno memberikan sambutan, AI melempar dus ke arah depan. “Entah yang dilempar saya atau Pak Kasno, saya tidak tahu,” ungkapnya. Dirinya kala itu langsung menunduk untuk menghindari lemparan. Ketika kembali ke posisi semula, sudah ramai dan ada kerumunan. “Ketika mau saya lerai, sudah dibawa ke luar oleh teman teman yang ada di kanan kirinya,” ucap Honda.
Dirinya tidak tahu mengetahui pemicu yang mengakibatkan melakukan pelemparan. Sebab sebelumnya, suasana rapat juga tenang. Honda Hendarto mengaku tidak melihat terkait pemukulan. Terkait kasus dugaan adanya pemukulan, tentunya akan diupayakan upaya penyelesaian secara kekeluargaan.
Ia juga membantah adanya pemecatan dalam rapat tersebut. Pihaknya tidak mempermasalahkan terkait sepak terjang AI yang sejak awal mendukung Gibran. “Kami tidak mempermasalahkan kok, banyak juga pengurus yang berbeda pada waktu itu,” tegasnya.
(shf)