Kisah Saridin, Wali Nyeleneh yang Diusir Sunan Kudus karena Pamer Kesaktian

Senin, 27 Maret 2023 - 16:16 WIB
loading...
Kisah Saridin, Wali Nyeleneh yang Diusir Sunan Kudus karena Pamer Kesaktian
Makam Saridin atau Syekh Jangkung di Pati Jawa Tengah (foto/ist)
A A A
Saridin atau Syekh Jangkung merupakan wali penyebar Islam yang namanya populer di kawasan pesisir utara, utamanya di wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Selain bertingkah nyeleneh (tak lazim), di sebagian besar masyarakat pesisir utara, Saridin dikenal dengan karomahnya (kesaktian). Kelebihan itu konon sudah terlihat sejak Saridin masih menjadi santri Sunan Kudus.

Lantaran penasaran, Sunan Kudus bahkan sempat menguji kejadugan Saridin. Wali Songo yang bernama Ja'far Shadiq itu ingin tahu seberapa besar kemampuan yang dimiliki santrinya.

Dalam buku kumpulan Kisah 31 Nabi dan Wali Songo (2015), Saridin yang tiba-tiba dipanggil Sunan Kudus mendapat pertanyaan soal air dan ikan.

“Apakah setiap air pasti ada ikannya, Saridin?”. Saridin yang bertabiat nyeleneh, tidak merasa sedang diuji. Dengan ringan ia mengatakan bahwa setiap air pasti ada ikannya.

Baca juga: Kisah Karomah Syekh Abdul Muhyi Pamijahan: Sembuhkan Orang Buta hingga Kalahkan Pasukan Lebah

Sunan Kudus terdiam sejenak. Kemudian disuruhnya santri lain memetik buah kelapa yang pohonnya tumbuh di pekarangan. Sebutir kelapa lantas dijulurkan ke muka.

Disaksikan oleh semua, buah kelapa itu dibelah. Semua mata santri sontak terbelalak. Ajaib. Di dalam air kelapa terlihat sejumlah ikan yang asyik berenang. Ucapan Saridin tidak meleset.

Banyak santri yang takjub. Namun ada juga yang menilai Saridin sedang pamer ilmu. Sementara atas pemandangan yang tidak lazim itu Sunan Kudus hanya tersenyum.

Saridin atau Sayyid Raden Syarifuddin atau Raden Saridin atau Syekh Jangkung lahir pada 1540-an Masehi. Ia merupakan putra Sunan Muria dengan istri Dewi Samaran atau Dewi Sujinah.

Saridin yang hidup pada masa Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang dan awal Kesultanan Mataram Islam, juga kerap disemati gelar waliyyul ilmi Sunan Landoh atau Sunan Landoh.

Bukan hanya ikan yang muncul di dalam air kelapa. Karomah Saridin juga kembali terlihat saat digarapi santri lain.

Suatu ketika, para santri tengah mengisi bak kamar mandi pesantren dan Saridin diminta turut berpartisipasi. Air diusung dengan ember dari sumur menuju bak mandi. Namun Saridin sengaja tidak diberi ember.

Kebetulan di tangan Saridin tengah berpegang keranjang penyimpan rumput. Dan lazimnya keranjang untuk rumput, seluruh permukaannya berlobang-lobang. Saridin diminta mengambil air dengan keranjang.

“Bila kau sakti, gunakan keranjang itu!”.

Saridin hanya mengiyakan. Tanpa pikir panjang dimasukkannya air sumur ke dalam keranjang yang berlobang-lobang. Lagi-lagi terjadi fenomena ajaib yang membuat semua tercengang.

Air di dalam keranjang yang semestinya tumpah, ternyata tidak tumpah. Dalam sekejap, Saridin mampu memenuhi bak mandi pesantren. Namun peristiwa yang terjadi dianggap telah menurunkan wibawa Sunan Kudus.

Saridin dihukum dengan diusir dari pesantren. Saat meninggalkan pesantren Sunan Kudus, Saridin bertemu Syekh Malaya atau Sunan Kalijaga. Ia pun nyantri kepada Sunan Kalijaga.

Oleh Sunan Kalijaga, Saridin diminta menjalani tirakat tapa kungkum (berendam) di Laut Jawa. Karena tak mampu berenang, konon Saridin terseret arus laut hingga terdampar di Palembang. Dari Palembang ia melanjutkan perjalanan ke Timur Tengah.

Saridin memulai karir pertamanya sebagai wali penyebar Islam di Desa Miyono, Kadipaten Pati Jawa Tengah. Ia menikah dengan Raden Ayu Retno Jinoli, putri Sultan Mataram ke-2, yakni Sultan Anyakrawati.

Dari pernikahannya, Saridin dikaruniai putra yang bernama Raden Bagus Momok Landoh. Sejumlah sumber sejarah menyebut, Saridin juga menikah dengan Raden Ayu Retnodiluwih, putri kesultanan Palembang.

Saridin yang sampai akhir hayatnya bertempat tinggal di Pati Jawa Tengah, tutup usia pada tahun 1641 Masehi. Hingga hari ini makam Saridin atau Syekh Jangkung banyak dikunjungi para peziarah.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1053 seconds (0.1#10.140)