Patih Djojodigdo, Pemilik Ilmu Abadi yang Makamnya Digantung

Senin, 20 Maret 2023 - 05:28 WIB
loading...
A A A
Dalam Riwayat Ejang Djugo Panembahan Gunung Kawi (Terbit 1954), Im Yang Tju menulis: nama Jugo berasal dari kata Sajugo (menyatu). Ia kemudian hijrah sekaligus menetap di lereng Gunung Kawi, Malang, ditemani Mbah Iman Soejono putra angkatnya. Keyakinan Eyang Jugo merupakan guru Eyang Djojodigdo, juga diakui oleh Mbah Lasiman.

Djojodigdo mendengar Blitar sebagai kawasan yang gawat. Para begal, kecu, perampok sakti berkeliaran di mana-mana. Para punggawa Kadipaten Blitar, kewalahan. Melihat itu Eyang Djojodigdo menawarkan diri kepada Bupati Blitar, Kanjeng Adipati Warso Koesoemo, mengatasi gangguan keamanan yang terjadi.

Bupati mengizinkan. Djojodigdo yang terkenal memiliki ajian Pancasona menciutkan nyali para penjahat. Para begal memilih menyingkir daripada bertarung dan binasa. Ajian Pancasona atau Rawa Rontek merupakan ilmu kesaktian pilih tanding. Pemilik Pancasona konon tak bisa dibunuh. Setiap mati pengamal Pancasona akan hidup kembali saat jasadnya menyentuh tanah.



Atas keberhasilan mengusir para begal, Kanjeng Adipati Warso Koesoemo mengangkat Djojodigdo sebagai Patih Kadipaten Blitar. Peristiwa pengangkatan itu berlangsung pada 8 September 1877.

Menurut penuturan Mbah Lasiman, Eyang Djojodigdo memiliki empat orang istri. Dari keempatnya lahir 32 anak dan 4.000 buyut yang tersebar di Indonesia. Salah satu putra Djojodigdo menjadi Bupati Rembang dan putra bupati itu yang kemudian memperistri RA Kartini. "Jadi suami RA Kartini merupakan cucu dari Eyang Djojodigdo," katanya.

Dalam wawancara di penghujung tahun 2021 tersebut, Mbah Lasiman menyebutkan, tradisi mengungsi ke pesarean Djojodigdan saat Gunung Kelud meletus, terus berlanjut. Banyak yang percaya, mereka akan dijaga seluruh pusaka peninggalan Eyang Djojodigdo.

Pusaka tersebut kata Mbah Lasiman, kadang memperlihatkan diri kepada para peziarah. "Wujudnya ular naga. Kemudian delapan ekor harimau Lodoyo, yang merupakan roh harimau dalam tradisi rampogan macan," terangnya.

Patih Djojodigdo mangkat pada 11 Maret 1909, dan dimakamkan di pesarean Djojodigdan yang saat ini terdapat 125 makam. Sebuah keranda mayat berukir berada di atas pusara Eyang Djojodigdan. Empat tiyang besi menyangganya. Hal itu yang membuat Pesarean Djojodigdan juga memiliki sebutan Pesarean Makam Gantung.

Sebutan makam gantung, merujuk pada kepercayaan jasad pengamal Ajian Pancasona akan hidup kembali saat menyentuh tanah. Namun, kala itu Mbah Lasiman menyebut, di dalam keranda yang tergantung tersebut berisi pusaka, pakaian atau ageman Eyang Djojodigdo.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Siasat Raden Wijaya...
Siasat Raden Wijaya Pukul Mundur Pasukan Tartar Mongol yang Dikenal Tangguh
Dewi Andongsari, Sosok...
Dewi Andongsari, Sosok Ibunda Gajah Mada yang Jarang Diketahui
Petasan Meledak di Blitar...
Petasan Meledak di Blitar Lukai 4 Bocah, Satu Rumah Hancur
Perbedaan Pendapat Antar...
Perbedaan Pendapat Antar Wali Songo Konon Buat Bangunan Masjid Agung Demak Goyah
Kisah Jenderal Kostrad...
Kisah Jenderal Kostrad Rudini Geser 3 Jenderal hingga Melenggang Kariernya Jadi KSAD
Transaksi Mata Uang...
Transaksi Mata Uang China Gantikan Uang Lokal Masa Kerajaan Majapahit
7 Fakta Pengkhianatan...
7 Fakta Pengkhianatan Menantu Raja Kertanegara yang Berujung Jatuhnya Singasari
Kisah Jane Foster, Intelijen...
Kisah Jane Foster, Intelijen Amerika yang Memata-matai Soekarno-Hatta Setelah Kemerdekaan Indonesia
3 Daerah Penting di...
3 Daerah Penting di Luar Ibu Kota Kerajaan Majapahit Penopang Perdagangan
Rekomendasi
Berapa Passing Grade...
Berapa Passing Grade untuk Lolos UTBK SNBT 2025 di UIN Bandung? Cek Bocorannya
Fosil Nenek Moyang Manusia...
Fosil Nenek Moyang Manusia Berusia 1 Juta Tahun Ditemukan
Brigade Al-Qassam Gelar...
Brigade Al-Qassam Gelar Operasi Pertama, Israel Bunuh 1.000 Orang Sejak Perang Kembali Pecah
Berita Terkini
Misteri Nisan Abad 15...
Misteri Nisan Abad 15 Penyebar Pertama Agama Islam di Malang Raya
1 jam yang lalu
Profil Karaeng Galesong,...
Profil Karaeng Galesong, Putra Sultan Hasanuddin yang Membantu Perlawanan Rakyat Jawa Terhadap Belanda
2 jam yang lalu
Siasat Raden Wijaya...
Siasat Raden Wijaya Pukul Mundur Pasukan Tartar Mongol yang Dikenal Tangguh
2 jam yang lalu
Dewi Andongsari, Sosok...
Dewi Andongsari, Sosok Ibunda Gajah Mada yang Jarang Diketahui
5 jam yang lalu
Tol Jakarta-Cikampek...
Tol Jakarta-Cikampek dan Tol MBZ Macet Parah pada Hari Pertama Lebaran
14 jam yang lalu
Pramono Longgarkan Syarat...
Pramono Longgarkan Syarat Jadi Pasukan Oranye: Minimal Lulus SD, Pertimbangkan Hapus Batas Usia
14 jam yang lalu
Infografis
4 Negara di Dunia yang...
4 Negara di Dunia yang Tidak Memiliki Pesawat Tempur
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved