Pensiunan Kolonel TNI Tutup Jalan Pakai Tembok, Warga di Medan Kelimpungan
loading...
A
A
A
MEDAN - Maswarty Lubis (65), terpaksa dibopong dari rumahnya menuju depan kompleks Perumahan Safa Marwah, Jalan Setia Budi, Gang Adil, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan. Nenek yang kondisinya tengah sakit itu, tidak bisa ke luar gang karena akses jalan ditutup tembok oleh seorang pensiunan TNI berpangkat kolonel.
Tembok penutup jalan yang berdiri di tanah umum tersebut, sudah berdiri sejak satu bulan terakhir. Kondisi ini membuat warga di Perumahan Safa Marwah tidak memiliki akses ke luar dan masuk kompleks perumahan.
Pensiunan TNI berpangkat kolonel yang diketahui berinisial HS tersebut, nekat membangun pagar tembok penutup jalan di tanah tersebut, karena menganggap tanah itu merupakan tanah warisan keluarganya.
Salah seorang warga, Asmaliyah mengatakan, Maswarty Lubis terpaksa diangkat oleh warga secara beramai-ramai, karena kakinya sakit dan tidak bisa jalan. "Ambulans tidak bisa masuk karena jalan ditutup, sehingga terpaksa diangkat untuk menuju ke rumah sakit," tuturnya.
Dia menyebutkan, jalan tersebut sudah ditutup sejak satu bulan terakhir, sehingga sangat menyusahkan warga. Sedikitnya ada 18 kepala keluarga yang menjadi korban penutupan akses jalan tersebut, dan meminta untuk segera dibongkar tembok penutup jalan.
Geram dengan kelakuan HS yang menutup akses jalan tersebut, warga menggelar unjuk rasa di depan rumah ahli waris. Mereka membentangkan sejumlah poster, berisi kecaman terhadap ahli waris dan Pemkot Medan.
Tembok penutup jalan yang berdiri di tanah umum tersebut, sudah berdiri sejak satu bulan terakhir. Kondisi ini membuat warga di Perumahan Safa Marwah tidak memiliki akses ke luar dan masuk kompleks perumahan.
Pensiunan TNI berpangkat kolonel yang diketahui berinisial HS tersebut, nekat membangun pagar tembok penutup jalan di tanah tersebut, karena menganggap tanah itu merupakan tanah warisan keluarganya.
Salah seorang warga, Asmaliyah mengatakan, Maswarty Lubis terpaksa diangkat oleh warga secara beramai-ramai, karena kakinya sakit dan tidak bisa jalan. "Ambulans tidak bisa masuk karena jalan ditutup, sehingga terpaksa diangkat untuk menuju ke rumah sakit," tuturnya.
Dia menyebutkan, jalan tersebut sudah ditutup sejak satu bulan terakhir, sehingga sangat menyusahkan warga. Sedikitnya ada 18 kepala keluarga yang menjadi korban penutupan akses jalan tersebut, dan meminta untuk segera dibongkar tembok penutup jalan.
Geram dengan kelakuan HS yang menutup akses jalan tersebut, warga menggelar unjuk rasa di depan rumah ahli waris. Mereka membentangkan sejumlah poster, berisi kecaman terhadap ahli waris dan Pemkot Medan.