Miris! Dituduh Jadi Dukun Santet, Rumah Lansia Hancur Dilempari Warga
loading...
A
A
A
TAPANULI SELATAN - Aksi main hakim sendiri, mengakibatkan rumah milik pasangan lanjut usia (Lansia) berinisial AN (70) hancur. Warga melempari rumah tersebut dengan batu, karena menuduh penghuninya merupakan dukun santet atau memiliki makhluk Begu Ganjang untuk pesugihan.
Peristiwa perusakan rumah karena isu dukun santet tersebut, terjadi di di Desa Sisoma, Kecamatan Tano Tombangan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Saat ini, kasus perusakan rumah tersebut, masih ditangani Polsek Batang Angkola.
Kapolsek Batang Angkola, AKP Raden Saleh Harahap mengatakan, saat rumahnya diserang dan dilempari batu, AN yang dituduh sebagai dukun santet, tengah beristirahat dengan istrinya di dalam rumah. "Pasangan suami istri tersebut terbangun, setelah mendengar suara lemparan berulang kali ke arah rumahnya," ungkapnya.
Pasangan suami istri yang dituduh sebagai dukun santet itu, sempat menyelamatkan diri dan melapor ke kepala desa. Sayangnya, keduanya gagal bertemu dengan kepala desa. Keduanya akhirnya mengungsi ke Desa Ingul Jae, karena aksi pelemparan terus terjadi.
Sebagian warga sempat berusaha mengejar pasangan suami istri yang dituduh sebagai dukun santet tersebut, dan memaksa pasangan suami istri tersebut untuk pulang ke desa mereka. Pasangan suami istri tersebut tetap menolak pulang, karena merasa keselamatannya terancam.
Raden Saleh Harahap menyebutkan, dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), tidak menemukan adanya indikasi dan peralatan untuk ritual dukun santet di dalam rumah. "Kami masih menyelidiki kasus ini. Dugaannya, aksi warga dipicu perselisihan antara sejumlah warga dengan pasangan suami istri tersebut," tegasnya.
Peristiwa perusakan rumah karena isu dukun santet tersebut, terjadi di di Desa Sisoma, Kecamatan Tano Tombangan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Saat ini, kasus perusakan rumah tersebut, masih ditangani Polsek Batang Angkola.
Kapolsek Batang Angkola, AKP Raden Saleh Harahap mengatakan, saat rumahnya diserang dan dilempari batu, AN yang dituduh sebagai dukun santet, tengah beristirahat dengan istrinya di dalam rumah. "Pasangan suami istri tersebut terbangun, setelah mendengar suara lemparan berulang kali ke arah rumahnya," ungkapnya.
Pasangan suami istri yang dituduh sebagai dukun santet itu, sempat menyelamatkan diri dan melapor ke kepala desa. Sayangnya, keduanya gagal bertemu dengan kepala desa. Keduanya akhirnya mengungsi ke Desa Ingul Jae, karena aksi pelemparan terus terjadi.
Sebagian warga sempat berusaha mengejar pasangan suami istri yang dituduh sebagai dukun santet tersebut, dan memaksa pasangan suami istri tersebut untuk pulang ke desa mereka. Pasangan suami istri tersebut tetap menolak pulang, karena merasa keselamatannya terancam.
Raden Saleh Harahap menyebutkan, dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), tidak menemukan adanya indikasi dan peralatan untuk ritual dukun santet di dalam rumah. "Kami masih menyelidiki kasus ini. Dugaannya, aksi warga dipicu perselisihan antara sejumlah warga dengan pasangan suami istri tersebut," tegasnya.
(eyt)