Awas! Gelombang Laut Setinggi 9 Meter Berpotensi Terjadi di Perairan Natuna dan Anambas
loading...
A
A
A
NATUNA - Gelombang laut setinggi sembilan meter, disertai dengan angin kencang dengan kecepatan mencapai 30 knot, berpotensi terjadi di wilayah Kepulauan Riau (Kepri). BMKG Stasiun Meteorologi Kelas III Ranai Natuna, meminta warga Natuna, dan Kepulauan Anambas, untuk meningkatkan kewaspadaan.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Ranai Natuna, Feriomex Hutagalung mengungkapkan, potensi angin kencang serta gelombang laut tinggi di Natuna, dan perairan Kepulan Anambas, berpotensi terjadi pada tanggal 27 Februari sampai dengan 1 Maret 2023.
"Berdasarkan surat peringatan dini yang dikeluarkan BMKG Pontianak, terkait cuaca ekstrem tersebut. Disebutkan potensi tinggi gelombang laut mencapai 6-9 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara, dan perairan Kepulauan Anambas," terangnya.
Angin bertiup dari utara ke timur laut, dengan kecepatan 10-30 knot, dan terpantau kecepatan angin paling tinggi di Laut Natuna Utara. BMKG meminta warga dan para pelaut untuk memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, terutama perahu nelayan harus mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot, dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Sementara untuk jenis kapal tongkang waspada dengan memperhatikan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, serta kapal feri waspada kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Sedangkan untuk kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar, perlu waspada dan memperhatikan jika kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
BMKG juga memberikan peringatan terjadinya gelombang tinggi 4-6 meter berpeluang terjadi di utara Anambas, dan utara serta barat Natuna, hingga perairan Pulau Midai, perairan Kepulauan Subi, dan Serasan.
Angin Monsun Asia, menurut BMKG menjadi pemicu gelombang laut tinggi di wilayah kepri. Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Diana Siregar mengatakan Monsun Asia diprediksi aktif hingga pertengahan Maret 2023.
Monsun Asia merupakan angin yang bergerak dari arah barat membawa massa udara yang lebih banyak. Monsun Asia tidak hanya menyebabkan gelombang tinggi, melainkan juga angin kencang dan hujan deras. "Kecepatan angin saat ini mencapai 35 kilometer per jam," katanya.
Dalam sepekan terakhir, kata dia, kecepatan angin, gelombang tinggi, dan pasang air laut maksimum disebabkan fenomena "Super New Moon", namun sekarang disebabkan Monsun Asia.
Diana mengemukakan, gelombang laut yang tinggi terjadi di Perairan Bintan dan Tanjungpinang mencapai 3 meter, meningkat dibanding sehari yang lalu 2,5 meter. Cuaca yang lebih ekstrem terjadi di sejumlah kawasan pesisir di Kepulauan Anambas dan Natuna. Tinggi gelombang laut di Anambas dan Natuna mencapai 6 meter.
"Cuaca buruk juga dipicu oleh pertumbuhan awan kumulonimbus, awan tebal yang menjulang tinggi. Awan ini menyebabkan hujan deras yang disertai petir, angin kencang, dan gelombang tinggi," katanya.
Diana mengimbau masyarakat pesisir agar mewaspadai cuaca ekstrem yang potensial terjadi hingga pertengahan Maret 2023 tersebut. Masyarakat sebaiknya tidak berenang di laut saat gelombang laut tinggi yang disertai angin kencang.
Pengguna alat transportasi laut juga harus mewaspadai gelombang laut yang tinggi, angin kencang dan hujan deras di Perairan Bintan, Tanjungpinang, Natuna, dan Anambas.
Ia juga mengimbau nelayan, terutama yang menggunakan perahu kecil untuk tidak melaut saat cuaca buruk. "Warga yang tinggal di pesisir Bintan, Tanjungpinang, Natuna, dan Anambas agar mewaspadai cuaca buruk tersebut, terutama saat muncul awan kumulonimbus," katanya.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Ranai Natuna, Feriomex Hutagalung mengungkapkan, potensi angin kencang serta gelombang laut tinggi di Natuna, dan perairan Kepulan Anambas, berpotensi terjadi pada tanggal 27 Februari sampai dengan 1 Maret 2023.
"Berdasarkan surat peringatan dini yang dikeluarkan BMKG Pontianak, terkait cuaca ekstrem tersebut. Disebutkan potensi tinggi gelombang laut mencapai 6-9 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara, dan perairan Kepulauan Anambas," terangnya.
Angin bertiup dari utara ke timur laut, dengan kecepatan 10-30 knot, dan terpantau kecepatan angin paling tinggi di Laut Natuna Utara. BMKG meminta warga dan para pelaut untuk memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, terutama perahu nelayan harus mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot, dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Sementara untuk jenis kapal tongkang waspada dengan memperhatikan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, serta kapal feri waspada kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Sedangkan untuk kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar, perlu waspada dan memperhatikan jika kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
BMKG juga memberikan peringatan terjadinya gelombang tinggi 4-6 meter berpeluang terjadi di utara Anambas, dan utara serta barat Natuna, hingga perairan Pulau Midai, perairan Kepulauan Subi, dan Serasan.
Angin Monsun Asia, menurut BMKG menjadi pemicu gelombang laut tinggi di wilayah kepri. Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Diana Siregar mengatakan Monsun Asia diprediksi aktif hingga pertengahan Maret 2023.
Monsun Asia merupakan angin yang bergerak dari arah barat membawa massa udara yang lebih banyak. Monsun Asia tidak hanya menyebabkan gelombang tinggi, melainkan juga angin kencang dan hujan deras. "Kecepatan angin saat ini mencapai 35 kilometer per jam," katanya.
Baca Juga
Dalam sepekan terakhir, kata dia, kecepatan angin, gelombang tinggi, dan pasang air laut maksimum disebabkan fenomena "Super New Moon", namun sekarang disebabkan Monsun Asia.
Diana mengemukakan, gelombang laut yang tinggi terjadi di Perairan Bintan dan Tanjungpinang mencapai 3 meter, meningkat dibanding sehari yang lalu 2,5 meter. Cuaca yang lebih ekstrem terjadi di sejumlah kawasan pesisir di Kepulauan Anambas dan Natuna. Tinggi gelombang laut di Anambas dan Natuna mencapai 6 meter.
"Cuaca buruk juga dipicu oleh pertumbuhan awan kumulonimbus, awan tebal yang menjulang tinggi. Awan ini menyebabkan hujan deras yang disertai petir, angin kencang, dan gelombang tinggi," katanya.
Baca Juga
Diana mengimbau masyarakat pesisir agar mewaspadai cuaca ekstrem yang potensial terjadi hingga pertengahan Maret 2023 tersebut. Masyarakat sebaiknya tidak berenang di laut saat gelombang laut tinggi yang disertai angin kencang.
Pengguna alat transportasi laut juga harus mewaspadai gelombang laut yang tinggi, angin kencang dan hujan deras di Perairan Bintan, Tanjungpinang, Natuna, dan Anambas.
Ia juga mengimbau nelayan, terutama yang menggunakan perahu kecil untuk tidak melaut saat cuaca buruk. "Warga yang tinggal di pesisir Bintan, Tanjungpinang, Natuna, dan Anambas agar mewaspadai cuaca buruk tersebut, terutama saat muncul awan kumulonimbus," katanya.
(eyt)