Siswa SMA Khadijah Rangkum Perjalanan Hidup Lewat Novel
loading...
A
A
A
SURABAYA - SMA Khadijah Surabaya mengajak anak didiknya merangkum kisah hidupnya mulai lahir hingga kondisi saat ini. Tugas ini diwajibkan bagi siswa kelas XII untuk mata pelajaran (mapel) Bahasa Indonesia.
Novel itu mulai ditugaskan kepada siswa sejak memasuki semester awal di kelas XII. Ada 23 bab yang harus diselesaikan. Dan setiap minggu, guru mapel Bahasa Indonesia, M Shodiqin memberikan materi per bab. Apa yang harus dilakukan siswa dan apa yang harus dituliskan.
Shodiqin menggatakan proyek novel ini merupakan salah satu usaha bagaimana pelajaran Bahasa Indonesia dapat menghasilkan produk tulisan serta mengakrabkan siswa dengan budaya tulis. "Ini jadi praktikum Bahasa Indonesia di semester dua," kata Shodiqin.
Siswa diwajibkan membuat novel tentang diri sendiri mulai dari setelah lahir hingga menempuh pendidikan di sekolah yang terletak di Jalan Ahmad Yani itu. Bahkan, siswa juga harus menulis tentang dirinya ketika 40 tahun mendatang.
Baca juga: Pelajar Jatim Juara 1 Taiwan International Science Fair 2023 Berkat Ekstrak Kelor
"Siswa lebih banyak mengerjakannya di luar jam pelajaran. Tiap minggu (selama tidak ada ujian) saya luncurkan tema tiap bab. Setiap kelas terlebih dulu saya kumpulkan di grup line kelas," ujarnya.
Guru yang akrab disapa Pak Shodiq ini mengakui, memang agak sulit memotivasi siswa untuk menulis. Tapi dia mengampanyekan filosofi yang dimiliki bahwa menulis itu harus dimulai dengan segera menuliskannya. "Itu saya ulangi tiap pelajaran Bahasa Indonesia. Hanya dengan memulai menulis, sebuah tulisan akan rampung. Tentang bagus tidaknya itu urusan selanjutnya," tukasnya.
Dan ternyata kata SHodiqin, hasil dari karya anak-anak sangat menakjubkan, unik dan tidak terduga. "Semoga produk ini merupakan langkah awal bagi mereka dalam menulis banyak hal di masa mendatang," tandasnya.
Salah satu siswa kelas XII, MIPA 4, Tara Aulia mengaku senang bisa menghasilkan sebuah novel selama sekolah di SMA Khadijah Surabaya. Walau dia mengaku 'keteteran' namun, novel ini bisa selesai tepat waktu.
Baca juga: Jembatan Kaca Seruni Point Manjakan Wisatawan Nikmati Gunung Bromo
"Sampai tidurnya larut malam menyelesaiikan menulis karena mepet deadline. Tapi akhirnya selesai juga. Seru juga, jadi tertantang membuat novel lagi, ternyata tidak sulit," ungkapnya.
Siswa hanya diwajibkan mencetaknya dua eksemplar, satu untuk sekolah dan satu untuk diri sendiri. Dan dijamin isi dari novel ini rahasia dan hanya siswa dan guru yang mengetahuinya
Novel itu mulai ditugaskan kepada siswa sejak memasuki semester awal di kelas XII. Ada 23 bab yang harus diselesaikan. Dan setiap minggu, guru mapel Bahasa Indonesia, M Shodiqin memberikan materi per bab. Apa yang harus dilakukan siswa dan apa yang harus dituliskan.
Shodiqin menggatakan proyek novel ini merupakan salah satu usaha bagaimana pelajaran Bahasa Indonesia dapat menghasilkan produk tulisan serta mengakrabkan siswa dengan budaya tulis. "Ini jadi praktikum Bahasa Indonesia di semester dua," kata Shodiqin.
Siswa diwajibkan membuat novel tentang diri sendiri mulai dari setelah lahir hingga menempuh pendidikan di sekolah yang terletak di Jalan Ahmad Yani itu. Bahkan, siswa juga harus menulis tentang dirinya ketika 40 tahun mendatang.
Baca juga: Pelajar Jatim Juara 1 Taiwan International Science Fair 2023 Berkat Ekstrak Kelor
"Siswa lebih banyak mengerjakannya di luar jam pelajaran. Tiap minggu (selama tidak ada ujian) saya luncurkan tema tiap bab. Setiap kelas terlebih dulu saya kumpulkan di grup line kelas," ujarnya.
Guru yang akrab disapa Pak Shodiq ini mengakui, memang agak sulit memotivasi siswa untuk menulis. Tapi dia mengampanyekan filosofi yang dimiliki bahwa menulis itu harus dimulai dengan segera menuliskannya. "Itu saya ulangi tiap pelajaran Bahasa Indonesia. Hanya dengan memulai menulis, sebuah tulisan akan rampung. Tentang bagus tidaknya itu urusan selanjutnya," tukasnya.
Dan ternyata kata SHodiqin, hasil dari karya anak-anak sangat menakjubkan, unik dan tidak terduga. "Semoga produk ini merupakan langkah awal bagi mereka dalam menulis banyak hal di masa mendatang," tandasnya.
Salah satu siswa kelas XII, MIPA 4, Tara Aulia mengaku senang bisa menghasilkan sebuah novel selama sekolah di SMA Khadijah Surabaya. Walau dia mengaku 'keteteran' namun, novel ini bisa selesai tepat waktu.
Baca juga: Jembatan Kaca Seruni Point Manjakan Wisatawan Nikmati Gunung Bromo
"Sampai tidurnya larut malam menyelesaiikan menulis karena mepet deadline. Tapi akhirnya selesai juga. Seru juga, jadi tertantang membuat novel lagi, ternyata tidak sulit," ungkapnya.
Siswa hanya diwajibkan mencetaknya dua eksemplar, satu untuk sekolah dan satu untuk diri sendiri. Dan dijamin isi dari novel ini rahasia dan hanya siswa dan guru yang mengetahuinya
(msd)