Asal Usul Nama dan Sejarah Kabupaten Barru, Tanah Kelahiran Ferdy Sambo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Barru merupakan nama salah satu kabupaten yang terletak di Sulawesi Selatan . Tanah keliharan terpidana mati Ferdy Sambo itu memiliki asal usul dan sejarah yang unik.
Kabupaten Barru merupakan bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki luas wilayah 1.174,72 km². Terbentuknya kabupaten ini dimulai dari tiga buah kerajaan kecil diantaranya : Kerajaan Berru (Barru), Kerajaan Tanete, Kerajaan Soppeng Riaja dan Kerajaan Mallusetasi.
Baca juga : Asal-usul dan Sejarah Keberadaan Kabupaten Klaten di Jawa Tengah
Sejarah Kabupaten Barru
Dikutip dari laman resmi pemerintahannya, pada masa pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia, dibentuklah pemerintahan sipil Belanda di mana ketiga wilayah kerajaan tersebut dibentuk menjadi satu yakni, wilayah Onder Afdeling Barru yang bernaung di bawah Afdeling Parepare.
Sebagai kepala pemerintahan yang baru, Onder Afdeling diangkat menjadi pejabat pemerintahan Belanda yang berkedudukan di Barru. Namun di era pemerintahannya, ketiga bekas kerajaan tersebut diberi status sebagai Self Bestuur (Pemerintahan Kerajaan Sendiri).
Dengan mempunyai hak otonom, beberapa bekas wilayah kerajaan tersebut tetap menyelenggarakan pemerintahan sehari-hari baik terhadap eksekutif maupun dalam bidang yudikatif.
Baca juga : Mengenal Asal usul dan Sejarah Nama Ponorogo Kota Reog yang Melegenda
Dalam sejarahnya, sebelum memasuki permulaan kemerdekaan Indonesia terdapat empat daerah otonom yang ada di bawah naungan Afdeling Parepare, yaitu:
1. Daerah otonom Mallusetasi sebuah daerah yang sekarang menjadi kecamatan Mallusetasi dengan Ibu Kota Palanro. Daerah ini merupakan hasil dari penggabungan bekas-bekas Kerajaan Lili Bojo dan lili Nepo di bawah kekuasan Kerajaan Ajattapareng.
2. Daerah otonom Soppeng Riaja yang merupakan penggabungan 4 Kerajaan Lili di bawah bekas Kerajaan Soppeng (Sekarang Kabupaten Soppeng) Sebagai Satu Self bestuur, ialah bekas Kerajaan Lili Siddo, Lili Kiru-Kiru, Lili Ajakkang dan Lili Balusu.
3. Daerah otonom Barru yang sekarang menjadi Kecamatan Barru dengan lbu Kotanya Sumpang Binangae yang sejak semula memang merupakan suatu bekas kerajaan kecil yang berdiri sendiri.
4. Daerah otonom Tanete dengan pusat pemerintahannya di Pancana, daerahnya sekarang menjadi 3 Kecamatan, masing-masing Kecamatan Tanete Rilau, Kecamatan Tanete Riaja dan Kecamatan Pujananting.
Dari keempat daerah otonom tersebut pada awal kemerdekaan Indonesia membentuk satu pemerintahan yakni, Kabupaten Parepare. Namun setelah adanya UU No. 29 Tahun 1959 beberapa wilayahnya mulai menjadi kabupaten baru termasuk daerah otonom Barru.
Pada tanggal 20 Februari 1960 menjadi awal berdirinya pemerintahan Kabupaten Barru dengan ibu kota Barru. Pembentukan kabupaten ini berdasarkan dengan Undang-Undang Nomor 229 tahun 1959 tentang pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi Selatan.
Sejak awal pembentukannya, Kabupaten Barru telah terbagi menjadi 7 Kecamatan yang memiliki 40 Desa dan 14 Kelurahan, berada ± 102 Km di sebelah Utara Kota Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan.
Asal-usul Nama Kabupaten Barru
Dikutip dari laman attoriolong, bahwa asal usul dari nama Barru berasal dari pohon kayu yang dinamai dengan Aju Berru. Pohon tersebut jumlahnya sangat banyak dan memiliki banyak manfaat antara lain sebagai bahan pembuatan rumah hingga obat-obatan.
Dengan keunikan pohon berru di wilayahnya, kemudian pemerintahan Belanda menulisnya dengan kata Barroe atau Barru. Namun bagi masyarakatnya sendiri untuk penyebutan Kabupaten maupun kecamatan terkadang masih menggunakan kata Berru.
Kabupaten Barru merupakan bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki luas wilayah 1.174,72 km². Terbentuknya kabupaten ini dimulai dari tiga buah kerajaan kecil diantaranya : Kerajaan Berru (Barru), Kerajaan Tanete, Kerajaan Soppeng Riaja dan Kerajaan Mallusetasi.
Baca juga : Asal-usul dan Sejarah Keberadaan Kabupaten Klaten di Jawa Tengah
Sejarah Kabupaten Barru
Dikutip dari laman resmi pemerintahannya, pada masa pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia, dibentuklah pemerintahan sipil Belanda di mana ketiga wilayah kerajaan tersebut dibentuk menjadi satu yakni, wilayah Onder Afdeling Barru yang bernaung di bawah Afdeling Parepare.
Sebagai kepala pemerintahan yang baru, Onder Afdeling diangkat menjadi pejabat pemerintahan Belanda yang berkedudukan di Barru. Namun di era pemerintahannya, ketiga bekas kerajaan tersebut diberi status sebagai Self Bestuur (Pemerintahan Kerajaan Sendiri).
Dengan mempunyai hak otonom, beberapa bekas wilayah kerajaan tersebut tetap menyelenggarakan pemerintahan sehari-hari baik terhadap eksekutif maupun dalam bidang yudikatif.
Baca juga : Mengenal Asal usul dan Sejarah Nama Ponorogo Kota Reog yang Melegenda
Dalam sejarahnya, sebelum memasuki permulaan kemerdekaan Indonesia terdapat empat daerah otonom yang ada di bawah naungan Afdeling Parepare, yaitu:
1. Daerah otonom Mallusetasi sebuah daerah yang sekarang menjadi kecamatan Mallusetasi dengan Ibu Kota Palanro. Daerah ini merupakan hasil dari penggabungan bekas-bekas Kerajaan Lili Bojo dan lili Nepo di bawah kekuasan Kerajaan Ajattapareng.
2. Daerah otonom Soppeng Riaja yang merupakan penggabungan 4 Kerajaan Lili di bawah bekas Kerajaan Soppeng (Sekarang Kabupaten Soppeng) Sebagai Satu Self bestuur, ialah bekas Kerajaan Lili Siddo, Lili Kiru-Kiru, Lili Ajakkang dan Lili Balusu.
3. Daerah otonom Barru yang sekarang menjadi Kecamatan Barru dengan lbu Kotanya Sumpang Binangae yang sejak semula memang merupakan suatu bekas kerajaan kecil yang berdiri sendiri.
4. Daerah otonom Tanete dengan pusat pemerintahannya di Pancana, daerahnya sekarang menjadi 3 Kecamatan, masing-masing Kecamatan Tanete Rilau, Kecamatan Tanete Riaja dan Kecamatan Pujananting.
Dari keempat daerah otonom tersebut pada awal kemerdekaan Indonesia membentuk satu pemerintahan yakni, Kabupaten Parepare. Namun setelah adanya UU No. 29 Tahun 1959 beberapa wilayahnya mulai menjadi kabupaten baru termasuk daerah otonom Barru.
Pada tanggal 20 Februari 1960 menjadi awal berdirinya pemerintahan Kabupaten Barru dengan ibu kota Barru. Pembentukan kabupaten ini berdasarkan dengan Undang-Undang Nomor 229 tahun 1959 tentang pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi Selatan.
Sejak awal pembentukannya, Kabupaten Barru telah terbagi menjadi 7 Kecamatan yang memiliki 40 Desa dan 14 Kelurahan, berada ± 102 Km di sebelah Utara Kota Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan.
Asal-usul Nama Kabupaten Barru
Dikutip dari laman attoriolong, bahwa asal usul dari nama Barru berasal dari pohon kayu yang dinamai dengan Aju Berru. Pohon tersebut jumlahnya sangat banyak dan memiliki banyak manfaat antara lain sebagai bahan pembuatan rumah hingga obat-obatan.
Dengan keunikan pohon berru di wilayahnya, kemudian pemerintahan Belanda menulisnya dengan kata Barroe atau Barru. Namun bagi masyarakatnya sendiri untuk penyebutan Kabupaten maupun kecamatan terkadang masih menggunakan kata Berru.
(bim)