Jalan Rusak Parah Tergerus Erosi, Aktivitas Warga Ligung Majalengka Terganggu
loading...
A
A
A
MAJALENGKA - Aktivitas usaha warga Blok Puteran, Desa Ligung Lor, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka terganggu lantaran jalan yang menjadi urat nadi perekonomian warga rusak tergerus erosi. Ini terjadi setelah wilayah tersebut diguyur hujan intensitas cukup tinggi pada Januari 2023 kemarin, hingga berdampak pada erosi di bantaran Sungai Cikeruh.
Warpan, warga setempat mengakui, sebagian jalan dari tiga desa yang selama ini menjadi akses utama. Menurut dia, tanda-tanda erosi sendiri sejatinya sudah terlihat sejak 2022 lalu. Seiring dengan intensitas hujan yang cukup tinggi, tingkat erosi semakin tinggi, hingga menggerus sekitar 70 sampai 100 meter di sepanjang jalan itu.
"Erosi itu juga menghadirkan 'jurang' sekitar 7 meter, yang bisa memicu kecelakaan bagi pengguna jalan. Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, saat ini warga sekitar mengalami kesulitan saat melintas dengan menggunakan kendaraan roda empat.
"Semakin parah itu dari Januari kemarin, pas hujannya mulai sering. (Lebar) Jalan ini teh sebelumnya sekitar 2 meter, sekarang, di beberapa titik, 1 meter juga kurang, karena tergerus," kata Warpan, Rabu (15/2/2023).
Kondisi jalan rusak cukup parah dan bisa membahayakan pengguna jalan. Sebab, tambah dia, warga sekitar, khususnya Blok Muara, Desa Wanasalam, sebagian besar usaha mereka menggunakan kendaraan roda empat untuk mengangkut barang, dan biasa melintas di jalan itu.
"Apalagi nanti kan masuk musim panen, banyak warga yang mengangkut padi. Ini sebenarnya akses utama mobil pengangkut barang dari Blok Muara (Desa Wanasalam), Bojongroreng (Kecamatan Jatitujuh)," ungkap dia.
Kendati tanda-tanda erosi sudah terlihat sejak 2022 lalu, Warpan menjelaskan, belum banyak pihak berwenang yang melakukan pengecekan ke lokasi. "Paling dari BBWS, ngasih bantuan karung," jelas dia.
Warpan, warga setempat mengakui, sebagian jalan dari tiga desa yang selama ini menjadi akses utama. Menurut dia, tanda-tanda erosi sendiri sejatinya sudah terlihat sejak 2022 lalu. Seiring dengan intensitas hujan yang cukup tinggi, tingkat erosi semakin tinggi, hingga menggerus sekitar 70 sampai 100 meter di sepanjang jalan itu.
"Erosi itu juga menghadirkan 'jurang' sekitar 7 meter, yang bisa memicu kecelakaan bagi pengguna jalan. Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, saat ini warga sekitar mengalami kesulitan saat melintas dengan menggunakan kendaraan roda empat.
"Semakin parah itu dari Januari kemarin, pas hujannya mulai sering. (Lebar) Jalan ini teh sebelumnya sekitar 2 meter, sekarang, di beberapa titik, 1 meter juga kurang, karena tergerus," kata Warpan, Rabu (15/2/2023).
Kondisi jalan rusak cukup parah dan bisa membahayakan pengguna jalan. Sebab, tambah dia, warga sekitar, khususnya Blok Muara, Desa Wanasalam, sebagian besar usaha mereka menggunakan kendaraan roda empat untuk mengangkut barang, dan biasa melintas di jalan itu.
"Apalagi nanti kan masuk musim panen, banyak warga yang mengangkut padi. Ini sebenarnya akses utama mobil pengangkut barang dari Blok Muara (Desa Wanasalam), Bojongroreng (Kecamatan Jatitujuh)," ungkap dia.
Kendati tanda-tanda erosi sudah terlihat sejak 2022 lalu, Warpan menjelaskan, belum banyak pihak berwenang yang melakukan pengecekan ke lokasi. "Paling dari BBWS, ngasih bantuan karung," jelas dia.
(don)