Pinjamkan Uang ke Orangtua Siswa, Pemilik Toko Sebut Atas Dasar Kemanusiaan
loading...

Pemilik toko seragam dan peralatan sekolah, Tantri Anriani membantah, bila dirinya disebut rentenir. SINDOnews/Yan Yusuf
A
A
A
JAKARTA - Pemilik toko seragam dan peralatan sekolah, Tantri Anriani membantah, bila dirinya disebut rentenir. Dia mengakui memberikan pinjaman kepada orangtua siswa karena dasar rasa kemanusiaan.
“Saya pernah hidup susah, kakak saya putus sekolah karena kurang biaya. Saya engga mau mereka seperti itu, apa yang saya lakukan murni untuk membantu,” kata Tantri saat ditemui di tokonya, Senin (15/7/2020).
Sebelumnya, efek pandemik COVID-19 yang melanda Indonesia membuat masyarakat mengalami kesulitan ekonomi. Sebanyak 219 orangtua siswa terpaksa menggadaikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) milik anaknya.
Tantri mengakui menerima KJP untuk dijadikan jaminan lantaran tak memiliki pilihan. Meskipun banyak orangtua siswa menitipkan STNK motor sebagai jaminan, namun Tantri menolaknya.
“Lah bagaimana kalau mereka ketilang polisi. Bisa ditudih pencuri motor dong,” katanya. Meski memberikan jaminan, namun Tantri menegaskan tak memberikan bunga apa pun. Apa yang dilakukannya murni karena membantu warga sekitar.
Pembayaran jaminan kemudian dilakukan setelah KJP cair. Meski demikian, dia mengaku tak menggunakan uang KJP lantaran pin hanya bisa diketahui orangtua siswa. “Jadi kasar kata KJP hanya jaminan. Kita juga engga bisa menggunakan kok,” lanjutnya.
Sikap dermawan Tantri sudah dilakukan sejak lama. Dia mengakui sering kali orangtua murid yang kurang bayaran seragam kemudian diberi dispensasi untuk membayar nanti. (Baca juga; Efek Pandemi Covid-19, Sutrisno Nekat Gadai KJP Demi Dapur Ngebul )
Atas kebaikan ini, Tantri kerap diminta tolong sejumlah orang tua murid. Jaminan seperti STNK, smartphone, hingga barang elektronik lainnya selalu diberikan para orang tua, namun tantri menolaknya.
“Kalau ponsel, kasian mereka. Selain tu (barang) elektronik terlalu makan tempat dan bisa rusak. Jadi saat ditawarkan KJP, yah saya terima aja,” ucapnya. (Baca juga; Peras Pedagang Perlengkapan Sekolah, Wartawan dan Polisi Gadungan Dibekuk )
Meski demikian, Tantri meminta maaf karena keteledorannya membuat 219 KJP yang di simpan olehnya terancam dicabut. Dia pun berharap dinas pendidikan memberikan diskresi terhadap masalah ini.
“Saya pernah hidup susah, kakak saya putus sekolah karena kurang biaya. Saya engga mau mereka seperti itu, apa yang saya lakukan murni untuk membantu,” kata Tantri saat ditemui di tokonya, Senin (15/7/2020).
Sebelumnya, efek pandemik COVID-19 yang melanda Indonesia membuat masyarakat mengalami kesulitan ekonomi. Sebanyak 219 orangtua siswa terpaksa menggadaikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) milik anaknya.
Tantri mengakui menerima KJP untuk dijadikan jaminan lantaran tak memiliki pilihan. Meskipun banyak orangtua siswa menitipkan STNK motor sebagai jaminan, namun Tantri menolaknya.
“Lah bagaimana kalau mereka ketilang polisi. Bisa ditudih pencuri motor dong,” katanya. Meski memberikan jaminan, namun Tantri menegaskan tak memberikan bunga apa pun. Apa yang dilakukannya murni karena membantu warga sekitar.
Pembayaran jaminan kemudian dilakukan setelah KJP cair. Meski demikian, dia mengaku tak menggunakan uang KJP lantaran pin hanya bisa diketahui orangtua siswa. “Jadi kasar kata KJP hanya jaminan. Kita juga engga bisa menggunakan kok,” lanjutnya.
Sikap dermawan Tantri sudah dilakukan sejak lama. Dia mengakui sering kali orangtua murid yang kurang bayaran seragam kemudian diberi dispensasi untuk membayar nanti. (Baca juga; Efek Pandemi Covid-19, Sutrisno Nekat Gadai KJP Demi Dapur Ngebul )
Atas kebaikan ini, Tantri kerap diminta tolong sejumlah orang tua murid. Jaminan seperti STNK, smartphone, hingga barang elektronik lainnya selalu diberikan para orang tua, namun tantri menolaknya.
“Kalau ponsel, kasian mereka. Selain tu (barang) elektronik terlalu makan tempat dan bisa rusak. Jadi saat ditawarkan KJP, yah saya terima aja,” ucapnya. (Baca juga; Peras Pedagang Perlengkapan Sekolah, Wartawan dan Polisi Gadungan Dibekuk )
Meski demikian, Tantri meminta maaf karena keteledorannya membuat 219 KJP yang di simpan olehnya terancam dicabut. Dia pun berharap dinas pendidikan memberikan diskresi terhadap masalah ini.
(wib)