Ketum DPP KNPI: Universitas Brawijaya Cerminkan Wajah Indonesia yang Toleran
loading...
A
A
A
MALANG - Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama mengaku kagum dengan kultur interaksi dan suasana pluralitas yang terbangun di Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur. Hal itu diungkapkan usai menjalani ujian proposal tesis pasca sarjana di UB, Senin (13/2/23).
"Saya melihat wajah Indonesia yang ramah, toleran dan plural di kampus ini. Mahasiswanya dari berbagai penjuru tanah air, budaya interaksinya damai dan sama-sama menjaga atmosfir akademik yang kondusif," ujarnya.
Sebagai contoh, katanya, diskusi dan kaderisasi mahasiswa berbasis nasionalis berkembang seirama dengan yang lainnya.
Haris menilai, UB merupakan perguruan tinggi yang membuka diri seluas-luasnya untuk anak bangsa dari berbagai latar belakang budaya dan daerah, dan selalu memperkuat budaya toleransi. Kondisi ini sangat bagus dan harus menjadi contoh bagi kampus-kampus di Indonesia.
Dia menambahkan, besarnya minat mahasiswa yang masuk UB, dan suasana harmonis yang terjaga, menunjukkan citra dan kualitasnya diakui masyarakat luas.
UB juga memberikan dukungan seperti beasiswa dan dispensasi biaya bagi mahasiswa yang kurang mampu, tanpa memandang dari mana asal dan latar belakangnya.
"Jadi, kalau ada pihak yang menilai UB intoleran dan tempat berkembangnya paham yang tidak jelas, itu salah besar. Dia pasti tidak paham arus besar nasionalisme yang tumbuh subur di sini. Saya sudah dua tahun ini intens mengenal kampus ini. Saya lihat, ini contoh Pancasila dalam tindakan," tegas Haris Pertama.
"Saya melihat wajah Indonesia yang ramah, toleran dan plural di kampus ini. Mahasiswanya dari berbagai penjuru tanah air, budaya interaksinya damai dan sama-sama menjaga atmosfir akademik yang kondusif," ujarnya.
Sebagai contoh, katanya, diskusi dan kaderisasi mahasiswa berbasis nasionalis berkembang seirama dengan yang lainnya.
Haris menilai, UB merupakan perguruan tinggi yang membuka diri seluas-luasnya untuk anak bangsa dari berbagai latar belakang budaya dan daerah, dan selalu memperkuat budaya toleransi. Kondisi ini sangat bagus dan harus menjadi contoh bagi kampus-kampus di Indonesia.
Dia menambahkan, besarnya minat mahasiswa yang masuk UB, dan suasana harmonis yang terjaga, menunjukkan citra dan kualitasnya diakui masyarakat luas.
UB juga memberikan dukungan seperti beasiswa dan dispensasi biaya bagi mahasiswa yang kurang mampu, tanpa memandang dari mana asal dan latar belakangnya.
"Jadi, kalau ada pihak yang menilai UB intoleran dan tempat berkembangnya paham yang tidak jelas, itu salah besar. Dia pasti tidak paham arus besar nasionalisme yang tumbuh subur di sini. Saya sudah dua tahun ini intens mengenal kampus ini. Saya lihat, ini contoh Pancasila dalam tindakan," tegas Haris Pertama.
(shf)