Yuni Astuti Serukan Koti Mahatidana PP Lawan Aksi Klitih di Jogjakarta
loading...
A
A
A
JOGJAKARTA - Aksi klitih atau kekerasan jalanan kembali terjadi di Jogjakarta. Kasus klitih terbaru terjadi pada Selasa (7/2/2023) sekitar pukul 04.00 WIB di kawasan Titik Nol Kilometer Jogjakarta.
Aksi klitih bersenjata tajam celurit oleh sejumlah remaja di kawasan Titik Nol Kilometer Jogjakarta ini sempat viral usai sebuah rekaman video yang merekam kejadian itu viral di media sosial.
Komandan Koti Mahatidana Pemuda Pancasila (PP) DIY Yuni Astuti angkat bicara menanggapi aksi klitih tersebut. Yuni Astuti menilai aksi klitih yang terjadi di kawasan Titik Nol Kilometer itu mencoreng wajah Kota Jogjakarta yang merupakan Kota Wisata.
Dia menyebut Kawasan Titik Nol Kilometer ini merupakan salah satu ikon tempat wisata di Kota Jogjakarta. Kawasan Titik Nol menjadi salah satu tempat favorit yang dikunjungi oleh wisatawan.
"Ini sudah tidak main-main lagi. Pelaku klitih ini berani beraksi di kawasan wisata yang jadi jantungnya Jogjakarta. Kawasan Titik Nol Kilometer ini jaraknya hanya kurang lebih 50 meter dari Istana Presiden. Tidak jauh juga lokasinya dari Keraton Jogjakarta," kata Yuni Astuti, Jumat (10/2/ 2023)
Yuni Astuti mengatakan jika sudah waktunya pelaku klitih ini menjadi musuh bersama masyarakat Jogjakarta. Terlebih, saat ini sasaran dari klitih bukan lagi sesama anggota geng pelajar tapi sudah ke masyarakat umum.
"Klitih ini harus jadi musuh bersama. Mau sampai kapan kenyamanan dan keamanan masyarakat menjadi taruhannya. Ingat, Kota Jogjakarta itu jargonnya Berhati Nyaman," tegasnya.
"Kalau sudah seperti ini apakah Kota Yogyakarta masih Berhati Nyaman?" ungkap Yuni Astuti.
Dia menilai penindakan hukum yang tegas serta terukur menjadi salah satu solusi utama dari masalah klitih.
Jangan sampai, lanjut Yuni Astuti, ada kesan jika pelaku klitih bebas berkeliaran karena kurang tegasnya penanganan hukum.
"Pelaku klitih ini mau usianya di bawah umur atau bukan tapi kelakuannya tidak mencerminkan usianya. Mereka itu bengis dan kejam dalam mengeksekusi korbannya. Korban luka hingga meninggal dunia sudah sering berjatuhan karena kasus klitih ini," ucap Yuni Astuti.
Sepanjang ia ketahui selama ini belum pernah ada pelaku klitih yang ditangkap dengan kondisi ditembak kakinya.
Setiap dirilis oleh polisi kondisinya para pelaku baik-baik saja. Dia menilai seharusnya polisi berani tegas dan menembak di tempat para pelaku klitih ini.
Tindakan tegas ini agar ada efek jera bagi para pelaku dan calon-calon pelaku klitih," tegas Yuni Astuti.
Yuni Astuti menyarankan agar petugas kepolisian menguatkan dan meningkatkan intensitas patroli di malam hari. Hal ini penting untuk memberikan rasa aman pada warga di DIY.
"Patroli malam hari harus ditingkatkan. Jangan sampai kendor karena kalau kendor pasti kejadian lagi. Kalau kekurangan personel untuk patroli, kami Koti Mahatidana Pemuda Pancasila DIY siap untuk dilibatkan," tutur Yuni Astuti.
Pihaknya mengajak pada para anggota Koti Mahatidana Pemuda Pancasila DIY untuk membantu petugas kepolisian menjaga DIY dari tindakan klitih. Klitih adalah musuh bersama.
"Kami siap melawan," ujar Yuni yang juga ketua DPW Perindo DIY ini.
Aksi klitih bersenjata tajam celurit oleh sejumlah remaja di kawasan Titik Nol Kilometer Jogjakarta ini sempat viral usai sebuah rekaman video yang merekam kejadian itu viral di media sosial.
Baca Juga
Komandan Koti Mahatidana Pemuda Pancasila (PP) DIY Yuni Astuti angkat bicara menanggapi aksi klitih tersebut. Yuni Astuti menilai aksi klitih yang terjadi di kawasan Titik Nol Kilometer itu mencoreng wajah Kota Jogjakarta yang merupakan Kota Wisata.
Dia menyebut Kawasan Titik Nol Kilometer ini merupakan salah satu ikon tempat wisata di Kota Jogjakarta. Kawasan Titik Nol menjadi salah satu tempat favorit yang dikunjungi oleh wisatawan.
"Ini sudah tidak main-main lagi. Pelaku klitih ini berani beraksi di kawasan wisata yang jadi jantungnya Jogjakarta. Kawasan Titik Nol Kilometer ini jaraknya hanya kurang lebih 50 meter dari Istana Presiden. Tidak jauh juga lokasinya dari Keraton Jogjakarta," kata Yuni Astuti, Jumat (10/2/ 2023)
Yuni Astuti mengatakan jika sudah waktunya pelaku klitih ini menjadi musuh bersama masyarakat Jogjakarta. Terlebih, saat ini sasaran dari klitih bukan lagi sesama anggota geng pelajar tapi sudah ke masyarakat umum.
"Klitih ini harus jadi musuh bersama. Mau sampai kapan kenyamanan dan keamanan masyarakat menjadi taruhannya. Ingat, Kota Jogjakarta itu jargonnya Berhati Nyaman," tegasnya.
"Kalau sudah seperti ini apakah Kota Yogyakarta masih Berhati Nyaman?" ungkap Yuni Astuti.
Dia menilai penindakan hukum yang tegas serta terukur menjadi salah satu solusi utama dari masalah klitih.
Jangan sampai, lanjut Yuni Astuti, ada kesan jika pelaku klitih bebas berkeliaran karena kurang tegasnya penanganan hukum.
"Pelaku klitih ini mau usianya di bawah umur atau bukan tapi kelakuannya tidak mencerminkan usianya. Mereka itu bengis dan kejam dalam mengeksekusi korbannya. Korban luka hingga meninggal dunia sudah sering berjatuhan karena kasus klitih ini," ucap Yuni Astuti.
Sepanjang ia ketahui selama ini belum pernah ada pelaku klitih yang ditangkap dengan kondisi ditembak kakinya.
Setiap dirilis oleh polisi kondisinya para pelaku baik-baik saja. Dia menilai seharusnya polisi berani tegas dan menembak di tempat para pelaku klitih ini.
Tindakan tegas ini agar ada efek jera bagi para pelaku dan calon-calon pelaku klitih," tegas Yuni Astuti.
Yuni Astuti menyarankan agar petugas kepolisian menguatkan dan meningkatkan intensitas patroli di malam hari. Hal ini penting untuk memberikan rasa aman pada warga di DIY.
"Patroli malam hari harus ditingkatkan. Jangan sampai kendor karena kalau kendor pasti kejadian lagi. Kalau kekurangan personel untuk patroli, kami Koti Mahatidana Pemuda Pancasila DIY siap untuk dilibatkan," tutur Yuni Astuti.
Pihaknya mengajak pada para anggota Koti Mahatidana Pemuda Pancasila DIY untuk membantu petugas kepolisian menjaga DIY dari tindakan klitih. Klitih adalah musuh bersama.
"Kami siap melawan," ujar Yuni yang juga ketua DPW Perindo DIY ini.
(shf)