Khofifah Minta Koperasi di Jatim Percepat Transformasi Digital
Minggu, 12 Juli 2020 - 12:56 WIB
SURABAYA - Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meminta koperasi di Jatim mempercepat transformasi layanan digital guna menghadapi normal baru saat pandemi COVID-19.
(Baca juga: Relaksasi Kredit Saat Pandemi, LuPI Datangi Pelaku UMKM )
Menurut Khofifah, COVID-19 membawa banyak perubahan kebiasaan di tengah masyarakat. Diantaranya, peredaran uang kartal yang terus melambat akibat masyarakat beralih ke uang digital. Selain itu, masyarakat juga lebih memilih belanja secara online sebagai respon atas anjuran pemerintah untuk membatasi aktivitas di luar rumah.
Pandemi COVID-19, kata dia, harus dijadikan momentum bagi koperasi untuk masuk ke ekosistem digital. "Koperasi harus berpacu dengan situasi ini, jangan sampai terlambat. Segera beradaptasi ke layanan digital, " kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (12/7/2020).
(Baca juga: 3 Bulan, 37 Desa dan Kelurahan di Wajo Teredam Banjir )
Khofifah mengakui, memang tidak mudah melakukan perubahan secara cepat. Namun, Khofifah optimistis koperasi di Jatim mampu melakukan hal tersebut karena merupakan tuntutan wajib saat ini. "Koperasi dan UMKM memegang peranan sangat penting bagi perekonomian Jatim," ujarnya.
Lebih dari 50 persen produk domestik regional bruto (PDRB) Jatim disumbang oleh koperasi dan UMKM. Jumlah koperasi aktif di Jatim tercatat ada sebanyak 21.000 koperasi dan 9,78 juta UMKM.
"Jadi memang potensi koperasi di Jatim ini sangat luar biasa. Tidak ada pilihan lain selain sesegera mungkin bangkit dan beralih seluruh aktivitas ke ranah digital. Agak gagap di awal adalah hal biasa. Intinya, koperasi harus adaptif, kreatif, inovatif, dan kolaboratif," imbuhnya.
(Baca juga: Kejari Muba: Buruh Harian Lepas Wajib Dapat Jaminan Kesehatan )
Dalam momen peringatan Hari Koperasi Nasional ke-73 tahun 2020 ini, Khofifah juga mengajak pelaku koperasi dan UMKM untuk mencari celah dan menangkap berbagai peluang baru ditengah pandemi COVID-19.
"Banyak peluang yang bisa ditangkap dan dieksekusi. Sehingga bisa memperoleh peluang berlipat. Koperasi harus buat produk baru yang dibutuhkan oleh pasar. Jemput bola, jangan tunggu bola datang," tuturnya.
(Baca juga: Relaksasi Kredit Saat Pandemi, LuPI Datangi Pelaku UMKM )
Menurut Khofifah, COVID-19 membawa banyak perubahan kebiasaan di tengah masyarakat. Diantaranya, peredaran uang kartal yang terus melambat akibat masyarakat beralih ke uang digital. Selain itu, masyarakat juga lebih memilih belanja secara online sebagai respon atas anjuran pemerintah untuk membatasi aktivitas di luar rumah.
Pandemi COVID-19, kata dia, harus dijadikan momentum bagi koperasi untuk masuk ke ekosistem digital. "Koperasi harus berpacu dengan situasi ini, jangan sampai terlambat. Segera beradaptasi ke layanan digital, " kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (12/7/2020).
(Baca juga: 3 Bulan, 37 Desa dan Kelurahan di Wajo Teredam Banjir )
Khofifah mengakui, memang tidak mudah melakukan perubahan secara cepat. Namun, Khofifah optimistis koperasi di Jatim mampu melakukan hal tersebut karena merupakan tuntutan wajib saat ini. "Koperasi dan UMKM memegang peranan sangat penting bagi perekonomian Jatim," ujarnya.
Lebih dari 50 persen produk domestik regional bruto (PDRB) Jatim disumbang oleh koperasi dan UMKM. Jumlah koperasi aktif di Jatim tercatat ada sebanyak 21.000 koperasi dan 9,78 juta UMKM.
"Jadi memang potensi koperasi di Jatim ini sangat luar biasa. Tidak ada pilihan lain selain sesegera mungkin bangkit dan beralih seluruh aktivitas ke ranah digital. Agak gagap di awal adalah hal biasa. Intinya, koperasi harus adaptif, kreatif, inovatif, dan kolaboratif," imbuhnya.
(Baca juga: Kejari Muba: Buruh Harian Lepas Wajib Dapat Jaminan Kesehatan )
Dalam momen peringatan Hari Koperasi Nasional ke-73 tahun 2020 ini, Khofifah juga mengajak pelaku koperasi dan UMKM untuk mencari celah dan menangkap berbagai peluang baru ditengah pandemi COVID-19.
"Banyak peluang yang bisa ditangkap dan dieksekusi. Sehingga bisa memperoleh peluang berlipat. Koperasi harus buat produk baru yang dibutuhkan oleh pasar. Jemput bola, jangan tunggu bola datang," tuturnya.
(eyt)
tulis komentar anda