3 Bulan, 37 Desa dan Kelurahan di Wajo Teredam Banjir

WAJO - Banjir yang menerjang wilayah Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, selama tiga bulan ini, terus meluas dan merendam ribuan rumah warga di 37 desa dan kelurahan.

(Baca juga: Jalan Trans Sulawesi Terputus Akibat Banjir, 7 Desa di Konawe Utara Terisolir )

Hingga Minggu (12/7/2020) siang, pemerintah belum menetapkan status darurat bencana banjir di Kabupaten Wajo tersebut. Sementara masyarakat korban banjir, mulai mengalami banyak kesulitan.

Banjir kian meluas setelah tanggul di Desa Ujung Pero, jebol, dan membuat air di Danau Tempe meluap. Air menggenangi rumah warga, sekolah, masjid, perkantoran, sawah dan kebun warga, jalan nasional, serta sarana kesehatan.

(Baca juga: Relaksasi Kredit Saat Pandemi, LuPI Datangi Pelaku UMKM )

Salah seorang warga yang menjadi korban banjir, Besse Suhaeni mengaku, banjir semakin parah dan arusnya semakin deras. "Genangan airnya sampai masuk ke dalam rumah panggung. Bahkan ada rumah yang sudah tenggelam," tuturnya.

Saat ini yang dilakukannya bersama warga lain, adalah mengamankan barang-barang berharga dan bersiap mengungsi, karena kondisinya semakin parah dan tidak memiliki bahan makan.

(Baca juga: Kronologi Penangkapan Mandor Kapal China Pembunuh ABK dalam Frezer )

Berdasarkan pantauan di lokasi banjir, ada 37 desa dan kelurahan yang ada di delapan kecamatan di Kabupaten Wajo, terdampak banjir bandang selama tiga bulan ini. Ketinggian air mencapai antara 50 centimeter, hingga tiga meter.

Jumlah kepala keluarga yang terdampak mencapai sebanyak 12.831, dengan total jumlah jiwa sebanyak 36.945. Rumah warga yang terendam banjir mencapai sebanyak 10. 591, sementara masjid ada 30, ada 45 sekolah juga ikut terendam banjir. Sementara untuk luasan sawah dan kebuh warga yang teredam air banjir selama tiga bulan ini mencapai seluas 3.631 hektar.