Imam Besar Masjid Al Markaz Al Islami Makassar Tegaskan Aksi Bom Bunuh Diri sebagai Kekufuran

Jum'at, 16 Desember 2022 - 07:39 WIB
Dia menjelaskan bahwa jika merujuk pada Al-Quran maupun Hadits, makajihad merupakan suatu kegiatan yang suci, jelas objeknya, jelas sasarannya dan jelas niatnya.

“Sementara yang melakukan tindakan bom bunuh diri ini sama sekali tidak jelas musuhnya, targetnya juga tidak jelas dan visinya tentu sudah sangat berbeda jauh dengan nilai-nilai jihad,” sebutnya.

Muammar menyebut, terorisme merupakanextraordinary crime. Sehingga menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen yang ada untuk merangkul dan menyadarkan kembali anak bangsa yang sudah kehilangan jati diri ke-Indonesiaannya akibat terjerat virus ideologi radikal dan terorisme tersebut.

“Saudara kita ini yang mengaku Islam, mengaku orang Indonesia, tapi kemudian terdoktrin oleh guru yang keliru, oleh bacaan dan referensi yang keliru. Maka saya kira memang bisa dikatakan korban. Perlu kita bantu mereka supaya keluar dari paham radikal seperti itu, dengan men-derad(dikalisasi) mereka,” jelasnya.

Kerjasama seluruh komponen bangsa, termasuk pemerintah dan para tokoh, guna mencegah paham ini kian merisak masuk di tengah masyarakat, sejatinya harus dilakukan dengan simultan secarabottom-updantop-down.

“Top Downitu kita maksimalkan peran pemerintah. Jadi pihak penguasa ini saya kira memang saatnya untuk melihat kembali, misalnya situs-situs media sosial lainnya yang menjadi propaganda,” tuturDekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini.

Tidak sampai disitu, pelibatan terhadap masyarakat dan pelibatan tokoh agama menurut Muammar juga dibutuhkan untuk mengisi konten-konten yang moderat, keislaman yangrahmatan lil alamin. Mengisi media sosial dengan nilai-nilai wasatiyah, moderasi beragama juga perlu dilakukan agar semakin masif dibaca oleh masyarakat.

Muammar menyebut Indonesia adalahrole modeldan menjadi negara sebagai hasil pengkiasan para ulama dengan negara Madinah yang dibangun oleh Nabi Muhammad. Sehingga Pancasila dan Kebhinekaan itu sangat relevan dengan nilai-nilai yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW ketika membangunstatedi Madinah.

“Jadi Pancasila adalah jihad para ulama untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan ideologi Pancasila, itu sesungguhnya sangat Islami sehingga tidak perlu lagi kita mencari model-model yang lain, yang sampai mendistorsi nilai-nilai Islam sendiri,” tandasnya.
(shf)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More