Kisah Pangeran Samudro, Putra Raja Majapahit Terakhir yang Dimakamkan di Gunung Kemukus
Rabu, 14 Desember 2022 - 08:09 WIB
PANGERAN Samudro menjadi kisah yang melegenda di kawasan Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah. Makamnya berada di Gunung Kemukus hingga kini banyak dikunjungi masyarakat berbagai daerah.
Sosok Pangeran Samudro disebut merupakan putra dari Raja Majapahit terakhir, Dyah Ranawijaya (1474-1498). Ibunda Pangeran Samudro, R.Ay.Ontrowulan merupakan istri selir Dyah Ranawijaya.
Kisah Pangeran Samudro berawal saat Kerajaan Majapahit mulai runtuh dan terdesak oleh Kerajaan Demak yang didirikan oleh Raden Patah. Disebutkan dalam laman pariwisata.sragenkab, saat menginjak remaja, putra raja ini bersama sang ibu memilih boyongan ke Demak Bintoro, ibu kota Kerajaan Demak. Mereka pindah dan mendapat perlindungan dari Sultan Demak.
Saat menetap di Demak, Pangeran Samudro digembleng ilmu agama dan kanugaran oleh Sunan Kalijaga. Setelah dirasa menguasai ilmu dan mandiri, dia diperintahkan untuk pergi ke Gunung Lawu di Karanganyar, Jateng. Pangeran Samudro diminta berguru kepada Kiai Ageng Gugur yang tinggal di Desa Pandan Gugur.
Saat menimba ilmu kepada Kiai Ageng Gugur itu lah Pangeran Samudo terkejut. Sebab Kiai Ageng Gugur akhirnya mengaku bahwa dia kakak kandung Pangeran Samudro yang selama ini terpisah.
Pangeran Samudro selanjutnya teringat pesan Sultan Demak agar dirinya menyatukan saudara-saudara yang terpisah. Kiai Ageng Gugur menerima pesan itu dan ikut membangun Kerajaan Demak.
Setelah tamat berguru Pangeran Samudro dan dua abdi setianya kembali ke Demak. Dikisahkan bahwa mereka berjalan ke arah barat dan sampailah mereka di Desa Gondang Jenalas (sekarang wilayah Gemolong) dan beristirahat sejenak di situ. Di dukuh tersebut mereka bertemu dengan orang yang berasal dari Demak yang bernama Kyai Kamaliman. Di dukuh ini, mereka menyebarkan agama Islam.
Sosok Pangeran Samudro disebut merupakan putra dari Raja Majapahit terakhir, Dyah Ranawijaya (1474-1498). Ibunda Pangeran Samudro, R.Ay.Ontrowulan merupakan istri selir Dyah Ranawijaya.
Baca Juga
Kisah Pangeran Samudro berawal saat Kerajaan Majapahit mulai runtuh dan terdesak oleh Kerajaan Demak yang didirikan oleh Raden Patah. Disebutkan dalam laman pariwisata.sragenkab, saat menginjak remaja, putra raja ini bersama sang ibu memilih boyongan ke Demak Bintoro, ibu kota Kerajaan Demak. Mereka pindah dan mendapat perlindungan dari Sultan Demak.
Saat menetap di Demak, Pangeran Samudro digembleng ilmu agama dan kanugaran oleh Sunan Kalijaga. Setelah dirasa menguasai ilmu dan mandiri, dia diperintahkan untuk pergi ke Gunung Lawu di Karanganyar, Jateng. Pangeran Samudro diminta berguru kepada Kiai Ageng Gugur yang tinggal di Desa Pandan Gugur.
Saat menimba ilmu kepada Kiai Ageng Gugur itu lah Pangeran Samudo terkejut. Sebab Kiai Ageng Gugur akhirnya mengaku bahwa dia kakak kandung Pangeran Samudro yang selama ini terpisah.
Pangeran Samudro selanjutnya teringat pesan Sultan Demak agar dirinya menyatukan saudara-saudara yang terpisah. Kiai Ageng Gugur menerima pesan itu dan ikut membangun Kerajaan Demak.
Baca Juga
Setelah tamat berguru Pangeran Samudro dan dua abdi setianya kembali ke Demak. Dikisahkan bahwa mereka berjalan ke arah barat dan sampailah mereka di Desa Gondang Jenalas (sekarang wilayah Gemolong) dan beristirahat sejenak di situ. Di dukuh tersebut mereka bertemu dengan orang yang berasal dari Demak yang bernama Kyai Kamaliman. Di dukuh ini, mereka menyebarkan agama Islam.
Lihat Juga :
tulis komentar anda