Bahas Urgensi Penanganan Rayap di IKN, ASPPHAMI Gelar Seminar

Jum'at, 09 Desember 2022 - 19:03 WIB
Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI) sukses menggelar seminar publik yang bertajuk Urgensi Penanganan Rayap di Ibu Kota Nusantara. (Ist)
JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI) sukses menggelar seminar publik yang bertajuk 'Urgensi Penanganan Rayap di Ibu Kota Nusantara ' pada Rabu, (07/12/22) di Hotel Arosa, Jakarta Selatan.

Acara seminar itu dibuka oleh Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi dan dihadiri 150 peserta dari berbagai kalangan seperti pemangku jabatan pemerintahan, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta pelaku bisnis yang terlibat dalam bidang konstruksi.

“IKN adalah pintu gerbang atau momentum yang sangat baik untuk kita mengenalkan metode penanganan rayap yang sesuai SNI,” kata Ketua Umum DPP ASPPHAMI, Drs. H Muallif ZA.



Menurut Muallif, sejauh ini pemerintah telah secara proaktif dan berkesinambungan dalam mendukung ASPPHAMI melalui regulasi dan penetapan SNI anti rayap. Sehingga berdasarkan regulasi tersebut, selanjutnya menjadi tugas bersama untuk dapat mengintegrasikan upaya pencegahan rayap agar menjadi bagian dari komitmen untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.

“Seperti kita ketahui, Indonesia yang memiliki iklim tropis merupakan surga bagi keberadaan rayap. Apalagi kawasan IKN yang mulanya hutan dan banyak pepohonan selama ini telah menjadi sumber makanan rayap, kemudian habitatnya harus terganggu karena adanya pembangunan. Terlebih tak bisa dipungkiri sebagian besar bangunan akan menggunakan material kayu yang sangat disukai rayap. Maka kemungkinannya rayap tetap berada di sana untuk menggerogoti bangunan dan akan menimbulkan kerugian ekonomi yang tak sedikit,” jelasnya.

Terkait hal tersebut, Wagub Kaltim, Hadi Mulyadi bahkan turut meminta ASPPHAMI untuk berperan aktif pada pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN) khususnya dalam penanganan rayap.

“Saya udah sering melihat bangunan hancur diserang rayap sebab sejak awal tidak dilakukan pencegahan berupa anti rayap pra-konstruksi. Sementara pembangunan yang kita harapkan di IKN adalah pembangunan yang sejalan dengan misi Pak Presiden yaitu smart city, eco friendly dan liveable sehingga bisa menjadi kota terbaik di dunia. Oleh karena itu, proteksi bangunan dari kerusakan akibat serangan rayap menjadi mandatori yang harus dilaksanakan dengan maksimal,” jelas Hadi.

Selain itu, Ia juga menegaskan bahwa Dinas PUPR harus memperhatikan aspek anti rayap dalam komponen penganggaran secara khusus agar langkah proteksi ini menjadi kesadaran kolektif yang didukung oleh semua stakeholder.

“Meskipun diiringi banyak pro-kontra, pemindahan ibu kota merupakan warisan penting untuk generasi mendatang. Terutama bila melihat APBN yang alokasi dananya 60% berputar di pulau Jawa, 20% di Sumatera dan sisanya di Indonesia Timur, maka pemindahan ibu kota menjadi keputusan strategis untuk pemerataan ekonomi sehingga terciptanya keadilan pembangunan,” pungkasnya.

Baca: Gempa Cianjur Rusak 53 Ribu Rumah, Ridwan Kamil Sebut Bakal Direlokasi.

Selanjutnya, ketua pelaksana acara seminar, Abdul Rahman juga berharap bahwa ke depannya akan lebih banyak lagi diskusi publik yang mengangkat tema ini agar upaya penanganan rayap dapat disertai dengan wawasan yang baik pula tentang rayap.

Setelah seminar ini, untuk terus menggaungkan langkahnya, ASPPHAMI akan meluncurkan program talk show pada platform media sosialnya yang akan berkolaborasi dengan para pakar dan pelaku bisnis termasuk pihak-pihak terkait sehingga sosialisasi, edukasi, dan promosi tentang pentingnya proteksi bangunan dari serangan rayap benar-benar dapat dipahami dengan jelas oleh masyarakat.
(nag)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content