Ngeri, Tanah Bergerak di Lereng Gunung Anjasmoro Akibatkan Rumah Warga Retak
Jum'at, 09 Desember 2022 - 08:27 WIB
JOMBANG - Kondisi tanah yang bergerak dalam sepekan terakhir membuat warga di Dusun Jumo, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang , Jawa Timur, resah. Pasalnya, posisi rumah-rumah mereka berada di ketinggian atau tepatnya di lereng Gunung Anjasmoro.
Akibatnya, banyak rumah warga yang retak akibat adanya pergerekan tanah tersebut. Tak hanya dinding saja, lantai rumah juga banyak yang retak bahkan sebagian di antaranya posisinya kini menurun atau amblas.
Warga khawatir peemukiman tempat mereka tinggal akan longsor. Karena itu sebabnya setiap turun hujan deras, warga tidak berani tinggal di dalam rumah dan memilih mengungsi ke rumah sanak saudaranya yang dekat.
Sudarman, Kepala Dusun Jumo menjelaskan terjadinya keretakan rumah secara massal ini bermula dari adanya hujan deras yang turun beberapa hari lalu.
Tanpa diduga, warga merasa tanah tempatnya berada tiba-tiba bergerak diikuti oleh suara gemeretak dari lantai maupun tembok yang pecah.
Menurut Sudarman, total ada 65 kepala keluarga yang tinggal di atas lereng bukit di Dusun Jumo ini. Dari jumah tersebut, keretakan cukup parah terjadi di 10 rumah.
Baca: Cegah Serangan Demam Berdarah, Polisi Fogging Tenda Pengungsian Korban Gempa Cianjur.
Satu rumah bahkan kini sudah ditinggalkan oleh penghuninya karena sudah tidak berani menempati rumahnya lagi. Hal ini terjadi lantaran rumahnya sudah retak parah sehingga sang pemilik memilih mengungsi ke rumah keluarganya yang lebih aman.
"Kita berharap pemerintah Kabupaten Jombang segera menurunkan aparatnya untuk menyelidiki penyebab tanah bergerak dan retaknya rumah-rumah warga ini," ujar Sudarman, Kepala Dusun Jumo
"Hal tersebut perlu dilakukan agar jika sewaktu-waktu terjadi bencana longsor warga bisa mengantisipasinya sehingga tidak terjadi korban jiwa," pungkasnya.
Akibatnya, banyak rumah warga yang retak akibat adanya pergerekan tanah tersebut. Tak hanya dinding saja, lantai rumah juga banyak yang retak bahkan sebagian di antaranya posisinya kini menurun atau amblas.
Warga khawatir peemukiman tempat mereka tinggal akan longsor. Karena itu sebabnya setiap turun hujan deras, warga tidak berani tinggal di dalam rumah dan memilih mengungsi ke rumah sanak saudaranya yang dekat.
Sudarman, Kepala Dusun Jumo menjelaskan terjadinya keretakan rumah secara massal ini bermula dari adanya hujan deras yang turun beberapa hari lalu.
Tanpa diduga, warga merasa tanah tempatnya berada tiba-tiba bergerak diikuti oleh suara gemeretak dari lantai maupun tembok yang pecah.
Menurut Sudarman, total ada 65 kepala keluarga yang tinggal di atas lereng bukit di Dusun Jumo ini. Dari jumah tersebut, keretakan cukup parah terjadi di 10 rumah.
Baca: Cegah Serangan Demam Berdarah, Polisi Fogging Tenda Pengungsian Korban Gempa Cianjur.
Satu rumah bahkan kini sudah ditinggalkan oleh penghuninya karena sudah tidak berani menempati rumahnya lagi. Hal ini terjadi lantaran rumahnya sudah retak parah sehingga sang pemilik memilih mengungsi ke rumah keluarganya yang lebih aman.
"Kita berharap pemerintah Kabupaten Jombang segera menurunkan aparatnya untuk menyelidiki penyebab tanah bergerak dan retaknya rumah-rumah warga ini," ujar Sudarman, Kepala Dusun Jumo
"Hal tersebut perlu dilakukan agar jika sewaktu-waktu terjadi bencana longsor warga bisa mengantisipasinya sehingga tidak terjadi korban jiwa," pungkasnya.
(nag)
tulis komentar anda