Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Warga Selo Giatkan Ronda
Kamis, 09 Juli 2020 - 16:13 WIB
BOYOLALI - Warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi di wilayah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali menggiatkan ronda malam. Ini dilakukan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu gunung teraktif di Indonesia tersebut erupsi, warga bisa cepat melakukan langkah penyelamatan.
Camat Selo, Joko Prijanto menjelaskan, sejak Gunung Merapi berstatus waspada, warga yang tinggal di kawasan rawan bencana yakni Desa Tlogolele, Jrakah, dan Klakah dilaporkan mulai menggiatkan kegiatan ronda.
Itu merupakan bentuk kewaspadaan warga dalam mengantisipasi bencana erupsi Gunung Merapi yang sudah menjadi kearifan lokal masyarakat. “Sejak aktivitas Gunung Merapi meningkat, warga langsung melakukan langkah antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan. Warga mulai meningkatkan kegiatan ronda sebagaimana kearifan lokal turun temurun," katanya, Kamis (9/7/2020).
Menurut Joko, warga yang tinggal pada tiga wilayah masuk kategori KRB erupsi Gunung Merapi di Kecamatan Selo saat ini berjumlah total 9.612 jiwa. Tertinggi lanjutnya, berada pada Desa Jrakah sebanyak 5.157 jiwa.
Dia menyatakan, selain melakukan mitigasi bencana dengan cara kearifan lokal berupa kegiatan ronda, pada sejumlah titik kemungkinan terdampak paling parah sudah dipasangi alat deteksi gempa.
"Untuk proses evakuasi dan mitigasi kebencanaan kami juga sudah membuat skema sesuai protokol kesehatan COVID-19," ujarnya.(Baca juga : Warga Tlogolele Dengar Suara Gemuruh dan Lihat Asap Pekat Membumbung )
Lebih jauh Joko mengatakan, setiap malam jajaran Forkopimda juga turut melakukan patroli rutin memberikan dan imbauan kepada warga agar selalu waspada. Karena, aktivitas Gunung Merapi sekarang telah meningkat pada level dua.
“Warga yang tinggal di KRB telah dilarang beraktivitas kecuali kegiatan ronda dengan membuat api unggun didepan rumah. Selain untuk mengusir hewan, juga penanda status Merapi belum aman,” pungkasnya.
Camat Selo, Joko Prijanto menjelaskan, sejak Gunung Merapi berstatus waspada, warga yang tinggal di kawasan rawan bencana yakni Desa Tlogolele, Jrakah, dan Klakah dilaporkan mulai menggiatkan kegiatan ronda.
Itu merupakan bentuk kewaspadaan warga dalam mengantisipasi bencana erupsi Gunung Merapi yang sudah menjadi kearifan lokal masyarakat. “Sejak aktivitas Gunung Merapi meningkat, warga langsung melakukan langkah antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan. Warga mulai meningkatkan kegiatan ronda sebagaimana kearifan lokal turun temurun," katanya, Kamis (9/7/2020).
Menurut Joko, warga yang tinggal pada tiga wilayah masuk kategori KRB erupsi Gunung Merapi di Kecamatan Selo saat ini berjumlah total 9.612 jiwa. Tertinggi lanjutnya, berada pada Desa Jrakah sebanyak 5.157 jiwa.
Dia menyatakan, selain melakukan mitigasi bencana dengan cara kearifan lokal berupa kegiatan ronda, pada sejumlah titik kemungkinan terdampak paling parah sudah dipasangi alat deteksi gempa.
"Untuk proses evakuasi dan mitigasi kebencanaan kami juga sudah membuat skema sesuai protokol kesehatan COVID-19," ujarnya.(Baca juga : Warga Tlogolele Dengar Suara Gemuruh dan Lihat Asap Pekat Membumbung )
Lebih jauh Joko mengatakan, setiap malam jajaran Forkopimda juga turut melakukan patroli rutin memberikan dan imbauan kepada warga agar selalu waspada. Karena, aktivitas Gunung Merapi sekarang telah meningkat pada level dua.
“Warga yang tinggal di KRB telah dilarang beraktivitas kecuali kegiatan ronda dengan membuat api unggun didepan rumah. Selain untuk mengusir hewan, juga penanda status Merapi belum aman,” pungkasnya.
(nun)
tulis komentar anda