Waspada! 103.000 Warga Jabar Tertular TBC, Terbesar di Indonesia

Rabu, 09 November 2022 - 16:27 WIB
"Mungkin dianggap flu biasa, batuk biasa, padahal sudah sering, sudah lama. Karena informasinya tidak benar, sehingga (saat berobat) tidak diperiksa dahak, tidak di-rongent," jelasnya.

Lebih lanjut Nina membeberkan, masih tingginya penyebaran TBC juga terjadi karena minimnya pendataan, terutama dari fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Dia menilai, banyak klinik maupun rumah sakit swasta yang tidak melaporkan tengah merawat pasien TBC.

"Kepatuhan untuk melapor juga kecil. Ini menambah beban untuk menurunkan TBC," kata Nina.

Sementara itu, Ketua Tim Pencegahan, Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinkes Jabar, M Yudi Koharudin menjelaskan, terdapat tiga indikator yang harus dilaksanakan dalam upaya menekan penularan TBC.

Pertama, penemuan kasus harus mencapai target sehingga tidak ada lagi masyarakat yang tidak mengetahui jika mengidap TBC. Kedua, pengobatan harus dilakukan sampai tuntas, sedikitnya selama enam bulan.

"Indikator ketiga yaitu pemberian terapi pencegahan. Diberikan ke orang-orang yang punya kontak erat dengan pengidap TBC," katanya.

Sama halnya dengan penderita TBC, lanjut Yudi, orang-orang yang punya riwayat kontak erat pun harus diobati dengan baik.

"Ada yang obatnya diberikan selama tiga bulan, tiap minggu. Ada yang diberikan tiap hari," terangnya.

Lebih lanjut Yudi mengatakan bahwa pihaknya menargetkan temuan kasus TBC pada 2022 ini mencapai 90 persen.

"Alhamdulillah kini sudah 92 persen," ujar Yudi.

Namun, dia juga mengakui bahwa tingkat kesembuhan pengobatan TBC di Jabar baru mencapai 73 persen.

"Yang jadi masalah, target TPT masih sangat kecil. Masyarakat belum sadar pentingnya pengobatan (pencegahan) saat sudah kontak erat dengan pasien TBC. Tidak hanya keluarganya, petugas yang mengecek pasien pun harus dicek yang diobati," katanya.

Masih di tempat yang sama, Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar, Ema Rahmawati mengatakan, pihaknya siap melakukan pemeriksaan terhadap sampel TBC. Bahkan, Labkesda Jabar menjadi rujukan nasional pemeriksaan mikroskopis TBC.

"Hingga saat ini, Labkesda Jawa Barat juga aktif memberi pelatihan dan pembinaan ke provinsi lain, petugas kami selalu hadir untuk membina provinsi lain," katanya.

Dia menyebut, dalam setahun, pihaknya secara rutin memeriksa 300.000-400.000 sampel TBC dari Jabar dan provinsi lain di Indonesia.

"Lalu ada 8.000 (sampel) per tahun sampai TB resisten obat," tandasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More