Petani Bulukumba Minta Pemerintah Antisipasi Kelangkaan Pupuk
Senin, 06 Juli 2020 - 16:36 WIB
BULUKUMBA - Sejumlah petani dari Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) terkait kelangkaan pupuk , Senin (6/7/2020). Bersama Aliansi Pemuda Peduli Petani, mereka meminta pemerintah untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk agar tidak terus berulang.
Jenderal lapangan Aliansi Pemuda Peduli Petani, Aswar Anwar, yang memimpin aksi meminta penjelasan Kadis TPHP, Emil Yusri, terkait kelangkaan pupuk. Selain itu, pengunjuk rasa juga mempertanyakan langkah kongkrit dari Dinas TPHP, melihat tanaman dari petani yang terancam gagal panen akibat langkanya pupuk bersubsidi.
"Kami meminta agar Kadis TPHP memberikan penjelasan terkait kelangkaan pupuk dan meminta agar pihak dinas pertanian mengambil langka untuk menyelesaikan persoalan ini," ujar dia.
Kadis TPHP Kabupaten Bulukumba, Emil Yusri, menjelaskan kelangkaan pupuk subsidi terjadi kuota yang dimiliki daerahnya pada tahun ini memang dikurangi. "Tahun 2019 kuota pupuk subsidi secara total sebanyak 20.252 ton. Sedangkan pada tahun 2020 ini hanya 15.320 ton atau berkurang 26% dari tahun sebelumya," jelas Emil Yusri.
Adapun langkah yang akan dilakukan mengantisipasi kelangkaan pupuk, Emil meminta distributor untuk menyediakan pupuk non-subsidi.
"Kami telah meminta distributor untuk menyiapkan pupuk non-subsidi, karena stok pupuk bersubsidi itu memang sangat terbatas," tukas dia.
Jenderal lapangan Aliansi Pemuda Peduli Petani, Aswar Anwar, yang memimpin aksi meminta penjelasan Kadis TPHP, Emil Yusri, terkait kelangkaan pupuk. Selain itu, pengunjuk rasa juga mempertanyakan langkah kongkrit dari Dinas TPHP, melihat tanaman dari petani yang terancam gagal panen akibat langkanya pupuk bersubsidi.
"Kami meminta agar Kadis TPHP memberikan penjelasan terkait kelangkaan pupuk dan meminta agar pihak dinas pertanian mengambil langka untuk menyelesaikan persoalan ini," ujar dia.
Kadis TPHP Kabupaten Bulukumba, Emil Yusri, menjelaskan kelangkaan pupuk subsidi terjadi kuota yang dimiliki daerahnya pada tahun ini memang dikurangi. "Tahun 2019 kuota pupuk subsidi secara total sebanyak 20.252 ton. Sedangkan pada tahun 2020 ini hanya 15.320 ton atau berkurang 26% dari tahun sebelumya," jelas Emil Yusri.
Adapun langkah yang akan dilakukan mengantisipasi kelangkaan pupuk, Emil meminta distributor untuk menyediakan pupuk non-subsidi.
"Kami telah meminta distributor untuk menyiapkan pupuk non-subsidi, karena stok pupuk bersubsidi itu memang sangat terbatas," tukas dia.
(tri)
tulis komentar anda