Ratu Sanjaya, Raja Mataram Kuno yang Berikat Pinggang Samudera
Kamis, 25 Agustus 2022 - 06:21 WIB
Pada 717 Masehi, Raja Sanjaya yang merupakan keponakan Raja Sanna dinobatkan sebagai raja di Medang, yang diduga berada di Poh Pitu. Saat Raja Sanjaya berkuasa, dia membangun kembali pusat kerajaannya.
Tidak hanya itu, dia juga mulai menaklukkan kembali raja-raja yang tidak mau mengakui kemaharajaannya. Dalam Kitab Parahyangan, disebutkan wilayah kekuasaan Raja Sanjaya mulai dari Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali.
Bahkan, kekuasaan Raja Sanjaya juga disebut-sebut diakui mulai dari tanah Melayu, Khmer, hingga China.
Raja Sanjaya juga digambarkan sebagai Semeru yang menjulang tinggi, dan meletakkan kakinya jauh di atas kepala raja-raja yang lain. Kekuasaannya digambarkan berikat pinggang Samudera dan berdada gunung-gunung.
Rakyat bebas tidur di pinggir jalan tanpa rasa takut akan penyamun dan bahaya yang mengancam. Dewi Kali pun diumpamakan tidak berdaya, hanya dapat menangis-nangis, karena tidak bisa berbuat apa-apa.
Semua penggambaran tentang Raja Sanjaya itu ada dalam Prasasti Canggal. Dalam prasasti itu juga disebutkan bahwa Raja Sanjaya beragama Siwa dan orang yang sangat relijius. Dia juga mendirikan lingga di atas bukit.
Tentang Prasasti Canggal ini, ada juga yang menyebutkan bahwa apa yang tertulis di situ merupakan ingatan pada tempat tinggal Raja Sanjaya yang lama, yakni di Semenanjung Melayu, letak candi Siwa berada.
Disebutkan bahwa Raja Sanjaya diusir dari Kataha dan lari ke Jawa. Di pulau ini, dia lalu mendirikan kerajaan di Jawa Tengah. Begitupun dengan Raja Sanna, dia tidak hidup dan meninggal di Jawa, melainkan di Semenanjung Melayu.
Tidak hanya itu, dia juga mulai menaklukkan kembali raja-raja yang tidak mau mengakui kemaharajaannya. Dalam Kitab Parahyangan, disebutkan wilayah kekuasaan Raja Sanjaya mulai dari Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali.
Bahkan, kekuasaan Raja Sanjaya juga disebut-sebut diakui mulai dari tanah Melayu, Khmer, hingga China.
Raja Sanjaya juga digambarkan sebagai Semeru yang menjulang tinggi, dan meletakkan kakinya jauh di atas kepala raja-raja yang lain. Kekuasaannya digambarkan berikat pinggang Samudera dan berdada gunung-gunung.
Rakyat bebas tidur di pinggir jalan tanpa rasa takut akan penyamun dan bahaya yang mengancam. Dewi Kali pun diumpamakan tidak berdaya, hanya dapat menangis-nangis, karena tidak bisa berbuat apa-apa.
Semua penggambaran tentang Raja Sanjaya itu ada dalam Prasasti Canggal. Dalam prasasti itu juga disebutkan bahwa Raja Sanjaya beragama Siwa dan orang yang sangat relijius. Dia juga mendirikan lingga di atas bukit.
Tentang Prasasti Canggal ini, ada juga yang menyebutkan bahwa apa yang tertulis di situ merupakan ingatan pada tempat tinggal Raja Sanjaya yang lama, yakni di Semenanjung Melayu, letak candi Siwa berada.
Disebutkan bahwa Raja Sanjaya diusir dari Kataha dan lari ke Jawa. Di pulau ini, dia lalu mendirikan kerajaan di Jawa Tengah. Begitupun dengan Raja Sanna, dia tidak hidup dan meninggal di Jawa, melainkan di Semenanjung Melayu.
tulis komentar anda