Kisah Sarah Silaban, Pilih Melajang Abdikan Diri Asuh 18 Anak Terlantar di Pematang Siantar
Kamis, 25 Agustus 2022 - 02:25 WIB
"Untuk mengasuh anak-anak ini, saya harus berusaha sendiri mencari dana untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan hidup mereka, karena sudah 7 tahun belakangan ini kami tidak mendapat bantuan dari pemerintah," jelasnya.
Menurutnya, sejak tahun 2015, pemerintah baik Pemkot Pematang Siantar, Pemkab Simalungun, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tidak memberikan bantuan dalam bentuk apapun.
Padahal, anak-anak yang diasuhnya diantarkan oleh Dinas Sosial Pemkot Pematang Siantar, Pemkab Simalungun bahkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
"Pernah kami mengajukan proposal bantuan ke Pemkot Pematang Siantar, namun terkendala surat domisili yang hingga saat ini belum diterbitkan oleh pihak kelurahan setempat, dengan alasan tanah tempat bangunan Panti Asuhan Thabita tidak jelas statusnya," sambungnya.
Namun Sarah masih bersyukur, banyak orang seperti Bupati Simalungun periode 2010-2020, JR Saragih yang masih mau memberikan perhatian dengan menyumbang tempat tidur dan uang untuk kebutuhan anak-anak itu.
Meski mengasuh anak-anak panti asuhan dengan keterbatasan biaya, Sarah yakin anak-anak yang diasuhnya tidak akan dibiarkan Tuhan terlantar, karena pasti ada saja yang terbuka hatinya untuk membantunya.
Selain mengasuh anak-anak yang diterlantarkan orang tuanya, Thabita Care juga merawat sekitar 20 orang yang mengalami gangguan jiwa.
Menurutnya, sejak tahun 2015, pemerintah baik Pemkot Pematang Siantar, Pemkab Simalungun, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tidak memberikan bantuan dalam bentuk apapun.
Padahal, anak-anak yang diasuhnya diantarkan oleh Dinas Sosial Pemkot Pematang Siantar, Pemkab Simalungun bahkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
"Pernah kami mengajukan proposal bantuan ke Pemkot Pematang Siantar, namun terkendala surat domisili yang hingga saat ini belum diterbitkan oleh pihak kelurahan setempat, dengan alasan tanah tempat bangunan Panti Asuhan Thabita tidak jelas statusnya," sambungnya.
Namun Sarah masih bersyukur, banyak orang seperti Bupati Simalungun periode 2010-2020, JR Saragih yang masih mau memberikan perhatian dengan menyumbang tempat tidur dan uang untuk kebutuhan anak-anak itu.
Meski mengasuh anak-anak panti asuhan dengan keterbatasan biaya, Sarah yakin anak-anak yang diasuhnya tidak akan dibiarkan Tuhan terlantar, karena pasti ada saja yang terbuka hatinya untuk membantunya.
Selain mengasuh anak-anak yang diterlantarkan orang tuanya, Thabita Care juga merawat sekitar 20 orang yang mengalami gangguan jiwa.
(san)
tulis komentar anda