Sosiologi Unhas Petakan Peluang dan Tantangan Kereta Api di Sulsel
Kamis, 11 Agustus 2022 - 17:12 WIB
Keuntungan lainnya adalah kapasitas penumpang yang lebih besar, keamanan relatif lebih baik, dan tarif yang lebih rendah.
Di samping itu semua, lanjut dia, tak bisa dipungkiri jika ada tantangan yang juga harus di hadapi. Apalagi, kereta api Makassar-Parepare ini adalah moda transportasi pertama yang hadir di luar Pulau Jawa dan Sumatera.
"Potensi yang mungkin berdampak negatif itu adanya persaingan dengan moda transportasi lain. Akan ada yang merasa tersaingi karena merasa penumpangnya diambil," tuturnya.
Selain itu, dampak lingkungan juga tak bisa diabaikan. Meski proses pembangunan sudah melalui tahapan kelayakan lingkungan, tapi tetap saja ada dampak lingkungan hidup yang timbul. Seperti yang terjadi di Kabupaten Barru.
"Ketika musim hujan, di sepanjang jalur yang sudah terbangun di Barru itu kebanjiran. Bahkan proyek ini dianggap bendungan yang panjang karena desa di sekitar proyek pembangunan terendam," jelasnya.
Mengamati perdebatan terkait konstruksi rel kereta api Makassar-Parepare Segmen E yang belakangan terus jadi buah bibir, Sekretaris Departemen Sosiologi, Ramli, berharap agar pemerintah tetap mengedepankan kepentingan umum. Jangan sampai, urusan transportasi publik pun ditarik ke ranah kepentingan tertentu.
"Ada kebutuhan yang sama agar jalur kereta api segera selesai, termasuk di dalamnya bagaimana supaya masyarakat bisa menikmati transportasi itu sesegera mungkin," tuturnya.
Menurut dia, memang ada banyak pilihan konstruksi yang bisa digunakan, termasuk konstruksi rel di atas tanah (at grade) ataupun melayang (elevated). Hanya saja, tentu ada beragam pertimbangan untuk memilih salah satunya.
"Ekonom mengatakan bahwa keterbatasan fiskal itu juga jadi suatu masalah sendiri yang dihadapi. Oleh karena itu, kebijakan pembangunan yang lebih efisien, tidak membutuhkan anggaran besar, mungkin itu bisa jadi pertimbangan juga," urainya.
"Katakanlah, ada pilihan yang lebih baik, tapi kan kita harus memilih yang lebih memungkinkan untuk dilaksanakan segera," imbuh dia.
Di samping itu semua, lanjut dia, tak bisa dipungkiri jika ada tantangan yang juga harus di hadapi. Apalagi, kereta api Makassar-Parepare ini adalah moda transportasi pertama yang hadir di luar Pulau Jawa dan Sumatera.
"Potensi yang mungkin berdampak negatif itu adanya persaingan dengan moda transportasi lain. Akan ada yang merasa tersaingi karena merasa penumpangnya diambil," tuturnya.
Selain itu, dampak lingkungan juga tak bisa diabaikan. Meski proses pembangunan sudah melalui tahapan kelayakan lingkungan, tapi tetap saja ada dampak lingkungan hidup yang timbul. Seperti yang terjadi di Kabupaten Barru.
"Ketika musim hujan, di sepanjang jalur yang sudah terbangun di Barru itu kebanjiran. Bahkan proyek ini dianggap bendungan yang panjang karena desa di sekitar proyek pembangunan terendam," jelasnya.
Mengamati perdebatan terkait konstruksi rel kereta api Makassar-Parepare Segmen E yang belakangan terus jadi buah bibir, Sekretaris Departemen Sosiologi, Ramli, berharap agar pemerintah tetap mengedepankan kepentingan umum. Jangan sampai, urusan transportasi publik pun ditarik ke ranah kepentingan tertentu.
"Ada kebutuhan yang sama agar jalur kereta api segera selesai, termasuk di dalamnya bagaimana supaya masyarakat bisa menikmati transportasi itu sesegera mungkin," tuturnya.
Menurut dia, memang ada banyak pilihan konstruksi yang bisa digunakan, termasuk konstruksi rel di atas tanah (at grade) ataupun melayang (elevated). Hanya saja, tentu ada beragam pertimbangan untuk memilih salah satunya.
"Ekonom mengatakan bahwa keterbatasan fiskal itu juga jadi suatu masalah sendiri yang dihadapi. Oleh karena itu, kebijakan pembangunan yang lebih efisien, tidak membutuhkan anggaran besar, mungkin itu bisa jadi pertimbangan juga," urainya.
"Katakanlah, ada pilihan yang lebih baik, tapi kan kita harus memilih yang lebih memungkinkan untuk dilaksanakan segera," imbuh dia.
tulis komentar anda