Disparbud Gowa Dorong Pengelolaan Desa Wisata Lebih Mandiri
Kamis, 28 Juli 2022 - 16:28 WIB
GOWA - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Gowa terus mendorong pengembangan desa wisata agar bisa lebih mandiri.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa , Tenriwati Tahrir, mengatakan salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membekali pengetahuan terkait cara pengelolaan desa wisata yang sesuai standar.
"Peningkatan kualitas desa wisata di berbagai daerah memang merupakan program yang difokuskan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Pelatihan desa wisata ini adalah program andalan yang ada di antara sekian pelatihan yang kita laksanakan," kata dia, usai mengisi materi pada kegiatan Pelatihan Desa Wisata di Hotel Aryaduta Makassar, Kamis (28/07/2022).
Pelatihan pengelolaan desa wisata ini merupakan dukungan dari Kemenparekraf melalui dana alokasi khusus atau (DAK) non fisik. Pada pelatihan tersebut peserta dibekali dengan materi dari praktisi-praktisi yang berkaitan dengan desa wisata, misalnya dari Asosiasi Desa Wisata, termasuk dari akademisi.
Tak hanya itu, dalam pelaksanaannya selama empat hari mulai 25-28 Juli 2020, juga pengelola desa wisata diajak melakukan studi banding atau orientasi lapangan ke salah satu Desa Wisata Balocci di Kabupaten Pangkep.
"Di sana itu mereka belajar bagaimana minimal bisa menyamakan dengan konsep dan kondisi desa wisata yang dikunjungi. Sehingga saat kembali nanti mereka ini bisa menata desanya dengan lebih maksimal sesuai standar yang ada. Seperti bisa menyiapkan homestay yang tertata dengan bagus," ungkap dia.
Ia berharap melalui pembinaan kepada pengelola desa wisata ini ada masukan dan edukasi bagi mereka terkait bagaimana menghadirkan desa wisata yang sesuai standar. Bahkan, mendorong desa wisata ini bukan hanya mampu mendatangkan wisatawan tetapi juga terjadi perputaran ekonomi yang lebih besar di wilayah tersebut.
"Kita mau wisatawan yang datang itu disana mereka keluarkan uangnya di sana. Makanya harus ada penginapan atau homestay yang layak, tempat makan, dan produk dari kearifan lokal yang ada. Sehingga perputaran ekonomi bisa terjadi di desa itu agar kedepannya desa tersebut bisa lebih mandiri," tegas mantan Kepala Bagian Umum Sekretaris Kabupaten Gowa ini.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa , Tenriwati Tahrir, mengatakan salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membekali pengetahuan terkait cara pengelolaan desa wisata yang sesuai standar.
"Peningkatan kualitas desa wisata di berbagai daerah memang merupakan program yang difokuskan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Pelatihan desa wisata ini adalah program andalan yang ada di antara sekian pelatihan yang kita laksanakan," kata dia, usai mengisi materi pada kegiatan Pelatihan Desa Wisata di Hotel Aryaduta Makassar, Kamis (28/07/2022).
Pelatihan pengelolaan desa wisata ini merupakan dukungan dari Kemenparekraf melalui dana alokasi khusus atau (DAK) non fisik. Pada pelatihan tersebut peserta dibekali dengan materi dari praktisi-praktisi yang berkaitan dengan desa wisata, misalnya dari Asosiasi Desa Wisata, termasuk dari akademisi.
Tak hanya itu, dalam pelaksanaannya selama empat hari mulai 25-28 Juli 2020, juga pengelola desa wisata diajak melakukan studi banding atau orientasi lapangan ke salah satu Desa Wisata Balocci di Kabupaten Pangkep.
"Di sana itu mereka belajar bagaimana minimal bisa menyamakan dengan konsep dan kondisi desa wisata yang dikunjungi. Sehingga saat kembali nanti mereka ini bisa menata desanya dengan lebih maksimal sesuai standar yang ada. Seperti bisa menyiapkan homestay yang tertata dengan bagus," ungkap dia.
Ia berharap melalui pembinaan kepada pengelola desa wisata ini ada masukan dan edukasi bagi mereka terkait bagaimana menghadirkan desa wisata yang sesuai standar. Bahkan, mendorong desa wisata ini bukan hanya mampu mendatangkan wisatawan tetapi juga terjadi perputaran ekonomi yang lebih besar di wilayah tersebut.
"Kita mau wisatawan yang datang itu disana mereka keluarkan uangnya di sana. Makanya harus ada penginapan atau homestay yang layak, tempat makan, dan produk dari kearifan lokal yang ada. Sehingga perputaran ekonomi bisa terjadi di desa itu agar kedepannya desa tersebut bisa lebih mandiri," tegas mantan Kepala Bagian Umum Sekretaris Kabupaten Gowa ini.
tulis komentar anda