34 Desa di Gresik Terendam Banjir Bengawan Solo dan Kali Lamong
Senin, 13 April 2020 - 22:36 WIB
GRESIK - Luapan air akibat banjir sungai di Kabupaten Gresik, semakin parah. Sebanyak 34 desa di wilayah Gresik selatan, dan Gresik utara, dipastikan terendam luapan air banjir.
Banjir semakin meluas. Total sebanyak 34 Desa terdampak. Terdiri dari 22 desa di Gresik selatan terdampak luapan Kali Lamong, dan 12 desa di Gresik utara terendam luapan air Bengawan Solo.
Selain merendam rumah, jalan poros desa. Banjir juga menggenangi ratusan hektar sawah. Para petani terancam gagal panen.
Lukman, salah satu warga Kecamatan Benjeng, mengatakan, untuk pulang ke rumahnya terpaksa harus putar lewat Metatu. Sebab, Jalan Raya Morowudi tidak bisa dilintasi kendaraan roda dua. "Kalau mau motornya mogok tidak apa-apa lewat Morowudi," ujar lelaki 47 tahun itu, Senin (13/4/2020).
Dia menyampaikan, banyak kendaraan yang dari Kecamatan Benjeng nekad melintas sehingga mogok ditengah jalan. Karena ketinggian air mencapai paha orang dewasa.
Selain di Morowudi, jalan penghubung desa Pandu juga tergenang banjir. Ketinggian air mencapai 70 sentimeter. Warga terpaksa memarkirkan motornya di tepi jalan. Mereka pulang ke rumahnya dengan jalan kaki.
Sedangkan di wilayah utara banjor terparah di Desa Bangeran, Kecamatan Dukun. Ketinggian air mencapai 70 sentimeter. Aktivitas warga pun ikut terganggu. "Semoga banjir segera surut. Kami dan warga yang lain bisa beraktivitas seperti biasanya," ungkap Qulub.
Banjir semakin meluas. Total sebanyak 34 Desa terdampak. Terdiri dari 22 desa di Gresik selatan terdampak luapan Kali Lamong, dan 12 desa di Gresik utara terendam luapan air Bengawan Solo.
Selain merendam rumah, jalan poros desa. Banjir juga menggenangi ratusan hektar sawah. Para petani terancam gagal panen.
Lukman, salah satu warga Kecamatan Benjeng, mengatakan, untuk pulang ke rumahnya terpaksa harus putar lewat Metatu. Sebab, Jalan Raya Morowudi tidak bisa dilintasi kendaraan roda dua. "Kalau mau motornya mogok tidak apa-apa lewat Morowudi," ujar lelaki 47 tahun itu, Senin (13/4/2020).
Dia menyampaikan, banyak kendaraan yang dari Kecamatan Benjeng nekad melintas sehingga mogok ditengah jalan. Karena ketinggian air mencapai paha orang dewasa.
Selain di Morowudi, jalan penghubung desa Pandu juga tergenang banjir. Ketinggian air mencapai 70 sentimeter. Warga terpaksa memarkirkan motornya di tepi jalan. Mereka pulang ke rumahnya dengan jalan kaki.
Sedangkan di wilayah utara banjor terparah di Desa Bangeran, Kecamatan Dukun. Ketinggian air mencapai 70 sentimeter. Aktivitas warga pun ikut terganggu. "Semoga banjir segera surut. Kami dan warga yang lain bisa beraktivitas seperti biasanya," ungkap Qulub.
(yus)
tulis komentar anda