Wakil Ketua MPR Ingatkan Pemerintah Jangan Anak Tirikan Perguruan Tinggi NU
Sabtu, 27 Juni 2020 - 17:27 WIB
BOGOR - Wakil Ketua MPR yang juga kader Nahdlatul Ulama (NU) Jazilul Fawaid meminta pemerintah untuk memberikan perhatian kepada lembaga pendidikan di bawah naungan NU, khususnya kampus-kampus NU yang tersebar di berbagai daerah.
"Saya kebetulan kader yang ditempatkan NU di pimpinan MPR, tentu saya juga berharap kepada pemerintah agar jangan anak tirikan universitas-universitas NU. Jangan ada kesan kita anak tiri. Karena apa, kalau kita buka sejarah, NU adalah pemilik saham seri A berdirinya Republik ini. Ini penting," ujar Jazilul Fawaid saat meninjau pembangunan Masjid An-Nahdloh di Kompleks Kampus B Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta di Parung, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/6/2020).
Jazilul mengatakan bahwa NU tidak pernah menuntut. Namun, dirinya hanya menyampaikan aspirasi dari para kader NU di berbagai daerah agar pemerintah juga memberikan perhatian kepada lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan NU.
"Tolong kami jangan dianaktirikan. Kami mengingatkan, buka lagi sejarah. Kalau dibuka lebih dalam, hanya NU yang tidak pernah tidak setia. NU tidak pernah menjadi penghianat di negeri ini," tuturnya. (Baca juga: Gawat! Belasan Penumpang KRL Bogor-Jakarta Reaktif COVID-19, Tes Masif Diintensifkan )
Menurut Wakil Ketua Umum DPP PKB ini, melalui Unisia dan juga lembaga pendidikan lainnya di bawah NU, NU justru ingin membantu pemerintah untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul yang berakhlakul karimah sebagai misi utama Unusia. SDM yang punya karakter Indonesia dan karakter rahmatan lil alamin (menjadi rahmat bagi seluruh alam).
"Maka tolong diingat peran NU itu. Gimana caranya mengingat? Ya tentu sekarang di tengah kondisi yang susah akibat Covid-19 ini, tolong alokasikan lah anggaran yang cukup untuk kegiatan NU," harapnya.
Dikatakan Jazilul, tidak bisa dipungkiri bahwa NU merupakan pejuang utama kemerdekaan Indonesia. Dan saat ini NU gencar dengan misinya membumikan Islam rahmatan lil alamin dan Islam Nusantara.(Baca juga: Lulusan PT Harus Hadapi Kompetisi di Masa New Normal )
Untuk mencapai misi itu bukan perkara mudah sehingga harus didukung dengan manusia-manusia yang unggul. "Karena tantangan membumikan Islam rahmatan lil alamin, Islam Nusantara ada dua hal. Pertama dari sisi SDM, kedua pengembangan dan pemberdayaan ekonomi," katanya.
"Saya kebetulan kader yang ditempatkan NU di pimpinan MPR, tentu saya juga berharap kepada pemerintah agar jangan anak tirikan universitas-universitas NU. Jangan ada kesan kita anak tiri. Karena apa, kalau kita buka sejarah, NU adalah pemilik saham seri A berdirinya Republik ini. Ini penting," ujar Jazilul Fawaid saat meninjau pembangunan Masjid An-Nahdloh di Kompleks Kampus B Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta di Parung, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/6/2020).
Jazilul mengatakan bahwa NU tidak pernah menuntut. Namun, dirinya hanya menyampaikan aspirasi dari para kader NU di berbagai daerah agar pemerintah juga memberikan perhatian kepada lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan NU.
"Tolong kami jangan dianaktirikan. Kami mengingatkan, buka lagi sejarah. Kalau dibuka lebih dalam, hanya NU yang tidak pernah tidak setia. NU tidak pernah menjadi penghianat di negeri ini," tuturnya. (Baca juga: Gawat! Belasan Penumpang KRL Bogor-Jakarta Reaktif COVID-19, Tes Masif Diintensifkan )
Menurut Wakil Ketua Umum DPP PKB ini, melalui Unisia dan juga lembaga pendidikan lainnya di bawah NU, NU justru ingin membantu pemerintah untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul yang berakhlakul karimah sebagai misi utama Unusia. SDM yang punya karakter Indonesia dan karakter rahmatan lil alamin (menjadi rahmat bagi seluruh alam).
"Maka tolong diingat peran NU itu. Gimana caranya mengingat? Ya tentu sekarang di tengah kondisi yang susah akibat Covid-19 ini, tolong alokasikan lah anggaran yang cukup untuk kegiatan NU," harapnya.
Dikatakan Jazilul, tidak bisa dipungkiri bahwa NU merupakan pejuang utama kemerdekaan Indonesia. Dan saat ini NU gencar dengan misinya membumikan Islam rahmatan lil alamin dan Islam Nusantara.(Baca juga: Lulusan PT Harus Hadapi Kompetisi di Masa New Normal )
Untuk mencapai misi itu bukan perkara mudah sehingga harus didukung dengan manusia-manusia yang unggul. "Karena tantangan membumikan Islam rahmatan lil alamin, Islam Nusantara ada dua hal. Pertama dari sisi SDM, kedua pengembangan dan pemberdayaan ekonomi," katanya.
(msd)
tulis komentar anda