Kementan Terus Pantau dan Koordinasikan Penanganan ASF
Jum'at, 26 Juni 2020 - 11:22 WIB
“Dari sejak ASF mulai dilaporkan di China pada tahun 2018, kami di Kementan secara konsisten terus mensosialisasikan tentang ASF ke Provinsi/Kabupaten/Kota melalui edaran dan juga sosialisasi secara langsung, pelatihan, dan simulasi,” ucap Fadjar.
Ia menerangkan berbagai upaya penanganan ASF yang telah dilakukan oleh Kementan pada saat pandemi yakni berupa pemantauan dan koordinasi pelaksanaan pengendalian dan penanggulangan ASF melalui rapat secara daring dengan wilayah tertular seperti Sumut, NTT, dan Bali, juga mengkoordinasikan langkah-langkah pencegahan dengan wilayah berisiko tinggi seperti Sulawesi Utara, Papua, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan dan Pulau Kalimantan.
Lebih lanjut, Fadjar menjelaskan bahwa sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, terkait upaya memastikan ketersediaan pangan selama pandemi, upaya yang dilakukan adalah berupa penetapan kompartementalisasi bebas ASF di peternakan yang telah memenuhi syarat teknis, agar peternakan tersebut dapat menjual dan melalulintaskan babinya.
“Saat ini sudah ada perusahaan dalam proses sertifikasi kompartemen bebas ASF. Kita juga terus menjaga agar wilayah produsen babi seperti Pulau Bulan tetap bebas ASF, sehingga dapat terus mengekspor Babi ke Singapura,” pungkasnya.
Ia menerangkan berbagai upaya penanganan ASF yang telah dilakukan oleh Kementan pada saat pandemi yakni berupa pemantauan dan koordinasi pelaksanaan pengendalian dan penanggulangan ASF melalui rapat secara daring dengan wilayah tertular seperti Sumut, NTT, dan Bali, juga mengkoordinasikan langkah-langkah pencegahan dengan wilayah berisiko tinggi seperti Sulawesi Utara, Papua, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan dan Pulau Kalimantan.
Lebih lanjut, Fadjar menjelaskan bahwa sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, terkait upaya memastikan ketersediaan pangan selama pandemi, upaya yang dilakukan adalah berupa penetapan kompartementalisasi bebas ASF di peternakan yang telah memenuhi syarat teknis, agar peternakan tersebut dapat menjual dan melalulintaskan babinya.
“Saat ini sudah ada perusahaan dalam proses sertifikasi kompartemen bebas ASF. Kita juga terus menjaga agar wilayah produsen babi seperti Pulau Bulan tetap bebas ASF, sehingga dapat terus mengekspor Babi ke Singapura,” pungkasnya.
(srf)
tulis komentar anda