Atasi Dampak Pandemi Corona, Jateng Andalkan Konsep Jogo Tonggo
Sabtu, 25 April 2020 - 23:40 WIB
"Selama 28 hari atau katakanlah sebulan kita semua disiplin di rumah. 14 hari awal virus mengganggu, 14 hari berikutnya kita cegah. Kalau ada yang gejala sakit kita ambil dan bawa ke rumah sakit. Kalau mau, 28 hari itu selesai, tp kan pada enggak mau," ungkapnya.
Menurut Ganjar, berdasaran perkiraan ahli kalau kondisi penanganan hanya begini saja, maka September nanti COVID-19 baru mulai turun. "Sedangkan kalau kita intervesi, dengan PSBB dan lainnya maka skenario kita COVID-19 ini bisa sampai Juni," terangnya.
"Kalau semua ketat dan disiplin, maka Mei selesai. Pertanyaannya apa bisa kita ketat dan disiplin. Waktu tergantung kita, tentara terdepan melawan COVID-19 ya kita sendiri. Jangan mudik, disiplin cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, dan terus berdoa," tegasnya.
Terakhir, Ganjar meminta kesadaran masyarakat Jawa Tengagh agar jangan sampai terjadi lagi aksi menolak jenazah pasien COVID-19, serta stigma negatif kepada keluarganya karena hal itu sangat menyakitkan.
Menurut Ganjar, berdasaran perkiraan ahli kalau kondisi penanganan hanya begini saja, maka September nanti COVID-19 baru mulai turun. "Sedangkan kalau kita intervesi, dengan PSBB dan lainnya maka skenario kita COVID-19 ini bisa sampai Juni," terangnya.
"Kalau semua ketat dan disiplin, maka Mei selesai. Pertanyaannya apa bisa kita ketat dan disiplin. Waktu tergantung kita, tentara terdepan melawan COVID-19 ya kita sendiri. Jangan mudik, disiplin cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, dan terus berdoa," tegasnya.
Terakhir, Ganjar meminta kesadaran masyarakat Jawa Tengagh agar jangan sampai terjadi lagi aksi menolak jenazah pasien COVID-19, serta stigma negatif kepada keluarganya karena hal itu sangat menyakitkan.
(nun)
tulis komentar anda