Guru Besar Unpad Sebut Inovasi Industri Pangan Perlu Dukungan Pemerintah

Senin, 22 Juni 2020 - 12:16 WIB
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan Unpad yang juga Direktur Unpad SDGs Center Prof Zuzy Anna mengaku, mengembangkan industri pangan bukan persoalan mudah. Foto SINDOnews
BANDUNG - Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan Unpad yang juga Direktur Unpad SDGs Center Prof Zuzy Anna mengaku, mengembangkan industri pangan bukan persoalan yang mudah. Pada pelaksanaannya perlu dukungan seluruh komponen masyarakat dan pemangku kepentingan.

Menurut dia, permasalahan bukan hanya ketersediaan dan inovasi pangan semata, tapi juga terkait sistemnya. Sehingga pangan dapat menyejahterakan masyarakat secara berkelanjutan. (Baca: Bandara Husein Sastranegara Bandung Sediakan Counter Rapid Test )

"Inovasi pangan penting diperhatikan oleh para pemangku kebijakan terutama pemerintah, sehingga kebijakan yang dihasilkan dapat mendorong lahirnya inovasi-inovasi yang berkelanjutan. Ini sesuai dengan semangat kolaborasi dalam SDGs (Sustainable Development Goals) atau tujuan pembangunan berkelanjutan," kata dia, dalam webinar Inspirasi Dari Hati oleh Kuningan Knowledge and Innovation Center (KKIC) salam siaran persnya, Senin (22/6/2020).



Direktur Pusat Teknologi Pertanian BPPT Dr. Dudi Iskandar mengatakan, masalah pangan sangat kompleks, selain dengan peningkatan kapasitas SDM dan dorongan teknologi, perlu juga kolaborasi antara pemda dan pusat. Terutama terkait perizinan, insentif, kebijakan dan program-program yang diambil. Juga perlu inovasi dari lembaga pendidikan dan penelitian, swasta, dan berbagai komunitas yang ada.

“Kedepan bisa dilakukan berbagai program pengembangannya seperti membuat techno park-nya versi Kabupaten Kuningan seperti dikembangkan di beberapa daerah lainnya," ungkap Dudi.

Persoalan lainnya yang perlu perhatian adalah SDM. Pengembangan inovasi pangan ditentukan oleh SDM. “Harus ada peningkatan keahlian kepada para petani terutama mendorong generasi muda untuk terlibat aktif di pertanian dan dibekali kewirausahaan”, ungkapnya.

Selain itu, inovasi juga terkait dengan teknologi itu sendiri, optimalisasi riset badan litbang, kerjasama dengan perguruan tinggi juga penting. Tetapi yang lebih penting juga adalah bagaimana mengkomersialisasikan inovasi kepada industri, sehingga bisa dirasakan manfaat oleh masyarakat. “Hal-hal tersebut harus didukung oleh regulasi yang tepat dari pemerintah," jelasnya.

Sementara itu peneliti media baru yang juga seorang entrepreneur Prabu Revolusi mengatakan perkembangan bisnis saat ini tidak bisa lepas dari digital. Sejak awal hal ini harus diperhatikan dengan baik, karena bisa mendorong usaha menjadi berkembang.

”Aset digital melalui berbagai platform menjadi suatu hal yang sangat penting, bukan sekedar untuk promosi tetapi juga untuk menjaga kelangsungan usaha,”ungkap founder Entrepreur-Hub.

Prabu juga mengatakan masa pandemi ini membuka peluang besar pada usaha makanan jika jeli membaca peluang. "Market place kedepan akan berkembang berbasis digital retail, untuk itu penting membangun aset dan ekosistem digital untuk brand pangan,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama Ade Kadarisman Founder KKIC mengatakan pangan merupakan suatu hal yang strategis untuk masyarakat. Untuk itu perlu strategi yang tepat, kebijakan yang komprehensif dan penerapannya harus mengedepankan aspek kerjasama yang dirasakan langsung oleh masyarakat. (Baca: Hujan Ringan-Sedang Guyur Kota Bandung pada Siang-Sore-Malam )

Kuningan Knowledge and Innovation Center (KKIC) merupakan sebuah rintisan platform komunikasi dan networking yang akan dikembangkan untuk menjembatani komunikasi antar para pemangku kepentingan, meningkatkan kolaborasi dan mengoptimalkan berbagai potensi inovasi.
(don)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content