Prajurit Kostrad Ini Rawat Mbah Ompong yang Hidup Sebatang Kara di Papua
Minggu, 21 Juni 2020 - 17:51 WIB
JAKARTA - Pengabdian anggota Satgas Pamtas Yonif MR 411/PDW Kostrad Pos Kout Sota, sangat luar biasa. Mereka rela bahkan tak bosan merawat Nenek Sumiyati (57) yang hidup sebatang kara, selama 3 bulan sejak Februari hingga Mei 2020 di Jalur 2 B, Kampung Sota, Distrik Sota, Kabupaten Merauke, Papua .
Nenek Sumiyati menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Pada 19 Februari 2020, dia harus kehilangan suami tercintanya, Sudono (60) yang meninggal dunia karena sakit komplikasi. Warga asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur ini merantau untuk mengadu nasib ke Merauke, Papua, sekitar 11 tahun lalu atau tepatnya pada 2009. (Baca juga: Gunung Merapi 2 Kali Meletus, Ketinggian Kolom Capai 6.000 Meter)
"Mbah Ompong panggilan akrab Nenek Sumiyati bersama almarhum masuk ke Kampung Sota sekitar tahun 2009 dan memiliki usaha warung. Namun, sejak dua tahun lalu almarhum suami dan mbah Ompong mulai sakit-sakitan," ujar Dansatgas Yonif MR 411/PDW Kostrad Mayor Inf Rizky Aditya dalam keterangan tertulis, Minggu (21/6/2020). (Baca juga: Terus Bergolak, Inilah Penampakan Abu Panas Gunung Merapi)
Dalam kondisi sakit dan tidak memiliki sanak saudara setelah sang suami meninggal membuat Nenek Sumiyati harus tinggal sebatang kara.
Melihat hal itu, tetangga sekitar rumah dan personel Pos Kout Sota atas perintah Wadansatgas Yonif MR 411/PDW Kostrad Mayor Inf Ilham Datu Ramang, bersama-sama merawat, menjaga, dan memperhatikan kondisi kesehatan Mbah Ompong.
"Sekitar 3 bulan, sejak tanggal 20 Februari-1 Mei 2020 beberapa anggota Pos Kout turut merawat dan tinggal bersama Nenek Sumiyati yang menumpang di rumah milik orang," ungkapnya.
Pratu Ali Ahmad Rifa'i dibantu 4 tim kesehatan secara bergantian menjaga dan merawat Mbah Ompong, mulai dari memandikan, menyuapi makan, menemani tinggal di rumahnya, serta mengajari Nenek Sumiyati belajar jalan secara perlahan. "Sedangkan untuk makannya, sehari-hari hanya mengandalkan dari uluran tangan tetangga sekitar rumah," ujarnya.
Saat ini kondisi Nenek Sumiyati sudah berangsur membaik. Lanjut Rizky, menjelang purnatugas personel Pos Kout Sota dengan berat hati harus berpisah dan tidak bisa turut serta ikut merawat sang nenek lagi. Namun, tanggung jawab mengurus Mbah Ompong tetap dilanjutkan anggota Bhabinkamtibmas Polsek Sota Bripka Ibnu Abbas dan warga Jalur 2 B Kampung Sota.
"Meski warga yang merawatnya pun tidak hidup berlebih, setidaknya Nenek Ompong dikelilingi banyak orang yang peduli dan menemaninya di usia senja," tutur Abituren Akmil tahun 2003 tersebut.
Keadaan Nenek Sumiyati pun kini sudah dilaporkan kepada Dinas Sosial Merauke. Rencana ke depannya Bripka Ibnu Abbas bersama warga membantu mengantarkannya untuk bisa pulang ke kampung halaman di Kediri.
Nenek Sumiyati menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Pada 19 Februari 2020, dia harus kehilangan suami tercintanya, Sudono (60) yang meninggal dunia karena sakit komplikasi. Warga asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur ini merantau untuk mengadu nasib ke Merauke, Papua, sekitar 11 tahun lalu atau tepatnya pada 2009. (Baca juga: Gunung Merapi 2 Kali Meletus, Ketinggian Kolom Capai 6.000 Meter)
"Mbah Ompong panggilan akrab Nenek Sumiyati bersama almarhum masuk ke Kampung Sota sekitar tahun 2009 dan memiliki usaha warung. Namun, sejak dua tahun lalu almarhum suami dan mbah Ompong mulai sakit-sakitan," ujar Dansatgas Yonif MR 411/PDW Kostrad Mayor Inf Rizky Aditya dalam keterangan tertulis, Minggu (21/6/2020). (Baca juga: Terus Bergolak, Inilah Penampakan Abu Panas Gunung Merapi)
Dalam kondisi sakit dan tidak memiliki sanak saudara setelah sang suami meninggal membuat Nenek Sumiyati harus tinggal sebatang kara.
Melihat hal itu, tetangga sekitar rumah dan personel Pos Kout Sota atas perintah Wadansatgas Yonif MR 411/PDW Kostrad Mayor Inf Ilham Datu Ramang, bersama-sama merawat, menjaga, dan memperhatikan kondisi kesehatan Mbah Ompong.
"Sekitar 3 bulan, sejak tanggal 20 Februari-1 Mei 2020 beberapa anggota Pos Kout turut merawat dan tinggal bersama Nenek Sumiyati yang menumpang di rumah milik orang," ungkapnya.
Pratu Ali Ahmad Rifa'i dibantu 4 tim kesehatan secara bergantian menjaga dan merawat Mbah Ompong, mulai dari memandikan, menyuapi makan, menemani tinggal di rumahnya, serta mengajari Nenek Sumiyati belajar jalan secara perlahan. "Sedangkan untuk makannya, sehari-hari hanya mengandalkan dari uluran tangan tetangga sekitar rumah," ujarnya.
Saat ini kondisi Nenek Sumiyati sudah berangsur membaik. Lanjut Rizky, menjelang purnatugas personel Pos Kout Sota dengan berat hati harus berpisah dan tidak bisa turut serta ikut merawat sang nenek lagi. Namun, tanggung jawab mengurus Mbah Ompong tetap dilanjutkan anggota Bhabinkamtibmas Polsek Sota Bripka Ibnu Abbas dan warga Jalur 2 B Kampung Sota.
"Meski warga yang merawatnya pun tidak hidup berlebih, setidaknya Nenek Ompong dikelilingi banyak orang yang peduli dan menemaninya di usia senja," tutur Abituren Akmil tahun 2003 tersebut.
Keadaan Nenek Sumiyati pun kini sudah dilaporkan kepada Dinas Sosial Merauke. Rencana ke depannya Bripka Ibnu Abbas bersama warga membantu mengantarkannya untuk bisa pulang ke kampung halaman di Kediri.
(shf)
tulis komentar anda