Ketersediaan Sapi Potong di Maros Minim, Masih Andalkan Pasokan dari Bone
Minggu, 01 Mei 2022 - 12:05 WIB
MAROS - Sejumlah pedagang daging sapi di Kabupaten Maros mengeluhkan minimnya ketersediaan alias stok sapi potong di wilayahnya. Guna memenuhi kebutuhan daging sapi, mereka mengandalkan pasokan sapi potong dari Kabupaten Bone.
Salah seorang pedagang daging, Muhammad Hatta Dadi, mengeluhkan minimnya stok daging sapi dari peternakan lokal untuk memenuhi kebutuhan daerah berjuluk Butta Salewangang.
“Maros kekurangan sapi potong, hingga saat ini kita masih mengandalkan pasokan dari Kabupaten Bone,” kata dia, Minggu (1/5/2022).
Hatta bilang jika tak ada pasokan dari Bone, maka kebutuhan daging sapi di Maros tidak akan terpenuhi. Pasalnya, kebutuhan tiap hari daging sapi di Maros mencapai 10 ekor. Itupun hanya untuk penjualan di Pasar Tramo, Butta Salewangang.
Kebutuhan daging sapi pun mengalami lonjakan menjelang Lebaran Idul Fitri, dimana dibutuhkan pasokan 15 ekor sapi potong per hari. Ironisnya, kondisi seperti ini telah terjadi selama bertahun-tahun.
"Jadi walaupun harga yang diberikan dari kabupaten lain cukup tinggi, kami tetap mengambil karena tidak ada pilihan lain,” ucapnya.
Hatta berharap pemerintah daerah bisa menggalakkan peternakan sapi, untuk peningkatan jumlah populasi ternak. Toh, pada dasarnya populasi sapi di Maros cukup banyak. Hanya saja, populasi sapi itu kebanyakan bukan untuk peternakan dan dijual, melainkan sebatas dipelihara warga.
Melihat kondisi yang ada, Bupati Maros, AS Chaidir Syam, mengaku pihaknya saat ini telah menjalin koordinasi dengan Kementerian Pertanian, khususnya di bidang peternakan.
Salah seorang pedagang daging, Muhammad Hatta Dadi, mengeluhkan minimnya stok daging sapi dari peternakan lokal untuk memenuhi kebutuhan daerah berjuluk Butta Salewangang.
“Maros kekurangan sapi potong, hingga saat ini kita masih mengandalkan pasokan dari Kabupaten Bone,” kata dia, Minggu (1/5/2022).
Hatta bilang jika tak ada pasokan dari Bone, maka kebutuhan daging sapi di Maros tidak akan terpenuhi. Pasalnya, kebutuhan tiap hari daging sapi di Maros mencapai 10 ekor. Itupun hanya untuk penjualan di Pasar Tramo, Butta Salewangang.
Kebutuhan daging sapi pun mengalami lonjakan menjelang Lebaran Idul Fitri, dimana dibutuhkan pasokan 15 ekor sapi potong per hari. Ironisnya, kondisi seperti ini telah terjadi selama bertahun-tahun.
"Jadi walaupun harga yang diberikan dari kabupaten lain cukup tinggi, kami tetap mengambil karena tidak ada pilihan lain,” ucapnya.
Hatta berharap pemerintah daerah bisa menggalakkan peternakan sapi, untuk peningkatan jumlah populasi ternak. Toh, pada dasarnya populasi sapi di Maros cukup banyak. Hanya saja, populasi sapi itu kebanyakan bukan untuk peternakan dan dijual, melainkan sebatas dipelihara warga.
Melihat kondisi yang ada, Bupati Maros, AS Chaidir Syam, mengaku pihaknya saat ini telah menjalin koordinasi dengan Kementerian Pertanian, khususnya di bidang peternakan.
tulis komentar anda