Tradisi Ketupat dan Opor Jadi Hidangan Lebaran, Dikenalkan Sunan Kalijaga

Sabtu, 30 April 2022 - 05:03 WIB
Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun, dan ini masih membudidaya hingga kini. Tradisi sungkeman ini mengajarkan akan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan, dan ampunan dari orang lain, khususnya orang tua.

Sedangkan laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan lebaran. Empat tindakan tersebut adalah lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

Lebaran memiliki makna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Kata ini berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar. Luberan memiliki makna meluber atau melimpah. Leburan memiliki makna habis dan melebur.

Sedangkan laburan adalah labor atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Maksudnya adalah agar manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.

Tak kalah dengan ketupat, opor menjadi pasangan dari ketupat. Opor ayam ini merupakan masakan yang biasa dikenal berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, yang memiliki akar budaya Jawa.

Pada opor ayam santan menjadi bahan utamanya. Santan sendiri dalam bahasa Jawa disebut dengan santen yang mempunyai makna ‘pangapunten’ alias memohon maaf. Kombinasi antara opor dan ketupat ini diyakini menjadi sebuah lambang permintaan maaf yang tulus serta keinginan untuk memperbaiki kesalahan.

Maka ketika Sunan Kalijaga menggunakan pendekatan budaya dalam berdakwah, yakni ketupat dan opor ayam yang dekat dengan kehidupan masyarakat Jawa, perlahan tapi pasti, agama Islam menyebar di wilayah Jawa. Sampai akhirnya ketupat pun melekat sebagai hidangan ikonis yang selalu dihidangkan saat Lebaran.
(don)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More