Tolak Reog Diklaim Malaysia, Anggota DPRD Kendal Turun Jalan Orasi Bareng Seniman Pantura
Rabu, 13 April 2022 - 09:47 WIB
KENDAL - Ketua Pegurus Reog Montongsari, yang juga anggota DPRD Kendal, Rizki Aritonang, mengatakan pihaknya bersama seniman Reog dari Kota Semarang dan Pekalongan menggelar aksi bersama menolak rencana Malaysia mendaftarkan seni Reog sebagai warisan budaya mereka ke UNESCO.
Dikatakan, dalam acara bertajuk Orasi Seniman Reog yang digelar di Taman Kota Weleri, Kendal, pada Minggu (10/4/2022) melibatkan para seniman, pemerhati budaya dan masyarakat umum.
“Alhamdulillah dapat dukungan dari para seniman Reog Semarang dan Reog Pekalongan, yang bisa menjadi bukti bahwa kami tidak terima atas pengakuan Malaysia terhadap reog asli Indonesia,” tandas politisi muda dari Partai Gerindra itu.
Menurut pria yang akrab disapa Ganang ini, adanya pengakuan Malaysia terhadap Reog, dirinya dan seluruh seniman reog Kabupaten Kendal dengan tegas menolak dan tidak terima.
“Kami tegas menolak, dan menyatakan bahwa Reog merupakan budaya asli Indonesia dan bukan Malaysia. Ini harapan masyarakat, supaya pemerintah bisa komitmen menjaga kebudayaan kita,” tandasnya.
Senada, pengurus Reog Putro Pulong dari Semarang, Hari mengatakan dirinya datang dengan teman-temannya sengaja untuk melakukan aksi solidaritas para seniman.
Menurutnya, dengan aksi ini, semua warga negara Indonesia khususnya masyarakat Kabupaten Ponorogo secara tegas menolak pernyataan Malaysia.
“Dengar adanya Reog yang akan diklaim Malaysia, membuat kami sangat prihatin dan ini betul-betul sangat menyakitkan. Dan saya yakin rakyat Indonesia akan menyesal jika nanti Reog Ponorogo sampai diklaim Malaysia,” ujar Hari.
Para seniman sepakat untuk mengajukan kesenian Reog Ponorogo dengan nama Barongan ke daftar warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) UNESCO.
Dikatakan, dalam acara bertajuk Orasi Seniman Reog yang digelar di Taman Kota Weleri, Kendal, pada Minggu (10/4/2022) melibatkan para seniman, pemerhati budaya dan masyarakat umum.
“Alhamdulillah dapat dukungan dari para seniman Reog Semarang dan Reog Pekalongan, yang bisa menjadi bukti bahwa kami tidak terima atas pengakuan Malaysia terhadap reog asli Indonesia,” tandas politisi muda dari Partai Gerindra itu.
Menurut pria yang akrab disapa Ganang ini, adanya pengakuan Malaysia terhadap Reog, dirinya dan seluruh seniman reog Kabupaten Kendal dengan tegas menolak dan tidak terima.
“Kami tegas menolak, dan menyatakan bahwa Reog merupakan budaya asli Indonesia dan bukan Malaysia. Ini harapan masyarakat, supaya pemerintah bisa komitmen menjaga kebudayaan kita,” tandasnya.
Senada, pengurus Reog Putro Pulong dari Semarang, Hari mengatakan dirinya datang dengan teman-temannya sengaja untuk melakukan aksi solidaritas para seniman.
Menurutnya, dengan aksi ini, semua warga negara Indonesia khususnya masyarakat Kabupaten Ponorogo secara tegas menolak pernyataan Malaysia.
“Dengar adanya Reog yang akan diklaim Malaysia, membuat kami sangat prihatin dan ini betul-betul sangat menyakitkan. Dan saya yakin rakyat Indonesia akan menyesal jika nanti Reog Ponorogo sampai diklaim Malaysia,” ujar Hari.
Para seniman sepakat untuk mengajukan kesenian Reog Ponorogo dengan nama Barongan ke daftar warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) UNESCO.
tulis komentar anda