Sepi Job, Musisi dan Penyanyi Rembang Ngamen Bareng
Kamis, 18 Juni 2020 - 16:49 WIB
REMBANG - Sudah hampir tiga bulan menganggur akibat pandemi COVID-19, para musisi, penyanyi maupun pekerja dangdut di Kabupaten Rembang , Jawa Tengah, hari Kamis (18 Juni 2020) menggelar aksi Ngamen Bareng.
Puluhan orang yang tergabung dalam Perkumpulan Seniman Dan Pekerja Dangdut Rembang (Pasdendang) ini, melakukan Ngamen Bareng, sebagai bentuk keprihatinan.
Aksi Ngamen Bareng berlangsung di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tasikagung, Pasar Rembang dan ruas jalur Pantura Semarang – Surabaya, tepatnya di depan Kantor Bupati Rembang.
Sebagai perbandingan, saat musim orang punya hajat di bulan Syawal seperti sekarang, penyanyi biasanya dalam sehari rata-rata bisa manggung tiga kali, tetapi kini terhenti total.
Seorang penyanyi yang tinggal di belakang kantor PLN Rembang, Selvi “Gocing” menuturkan, uang yang diperoleh dari mengamen untuk membantu seniman yang terdampak COVID-19. Selain itu juga disumbangkan kepada Pemerintah Kabupaten Rembang, dalam rangka penanganan COVID-19.
“Sudah tiga bulan nggak kerja apa-apa, makanya kita ngamen di sini guna mencari dana. Kita nggak berharap bantuan dari pemerintah, tapi penginnya bisa kerja lagi seperti biasa, “ kata Selvi.
Sekretaris Pasdendang Hadi Nurwanto mengakui, profesi seniman paling merasakan dampak Pandemi COVID-19. Dia memohon Pemkab Rembang membuat regulasi aturan yang membolehkan orang punya kerja dengan pentas hiburan musik, tapi diikat melalui prosedur protokol kesehatan.
Warga Desa Dorokandang Kecamatan Lasem ini berpendapat, apabila warga bisa bekerja, tentu akan meringankan beban pemerintah.
“Misalnya orang punya kerja nanggap organ tunggal diperbolehkan. Mohon Pemkab buat aturan untuk kita. Pakai masker, cuci tangan, jaga jarak kita siap. Kalau kita-kita ini bekerja, sebenarnya bisa mengurangi beban pemerintah dalam hal kesejahteraan masyarakat, “ tandasnya.
Puluhan orang yang tergabung dalam Perkumpulan Seniman Dan Pekerja Dangdut Rembang (Pasdendang) ini, melakukan Ngamen Bareng, sebagai bentuk keprihatinan.
Aksi Ngamen Bareng berlangsung di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tasikagung, Pasar Rembang dan ruas jalur Pantura Semarang – Surabaya, tepatnya di depan Kantor Bupati Rembang.
Sebagai perbandingan, saat musim orang punya hajat di bulan Syawal seperti sekarang, penyanyi biasanya dalam sehari rata-rata bisa manggung tiga kali, tetapi kini terhenti total.
Seorang penyanyi yang tinggal di belakang kantor PLN Rembang, Selvi “Gocing” menuturkan, uang yang diperoleh dari mengamen untuk membantu seniman yang terdampak COVID-19. Selain itu juga disumbangkan kepada Pemerintah Kabupaten Rembang, dalam rangka penanganan COVID-19.
“Sudah tiga bulan nggak kerja apa-apa, makanya kita ngamen di sini guna mencari dana. Kita nggak berharap bantuan dari pemerintah, tapi penginnya bisa kerja lagi seperti biasa, “ kata Selvi.
Sekretaris Pasdendang Hadi Nurwanto mengakui, profesi seniman paling merasakan dampak Pandemi COVID-19. Dia memohon Pemkab Rembang membuat regulasi aturan yang membolehkan orang punya kerja dengan pentas hiburan musik, tapi diikat melalui prosedur protokol kesehatan.
Warga Desa Dorokandang Kecamatan Lasem ini berpendapat, apabila warga bisa bekerja, tentu akan meringankan beban pemerintah.
“Misalnya orang punya kerja nanggap organ tunggal diperbolehkan. Mohon Pemkab buat aturan untuk kita. Pakai masker, cuci tangan, jaga jarak kita siap. Kalau kita-kita ini bekerja, sebenarnya bisa mengurangi beban pemerintah dalam hal kesejahteraan masyarakat, “ tandasnya.
tulis komentar anda