Emil Dardak Pimpin Partai Demokrat Jatim, DPC Bergejolak

Sabtu, 02 April 2022 - 16:39 WIB
Emil Elestianto Dardak terpilih sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jatim periode 2022-2027. Foto SINDOnews
SURABAYA - Emil Elestianto Dardak terpilih sebagai KetuaDPD Partai Demokrat Jatim periode 2022-2027. Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) itu ditetapkan sebagai ketua setelah bersaing ketat dengan menantu mantan Gubernur Jatim Soekarwo, Bayu Airlangga pada Musyawarah Daerah (Musda) beberapa waktu lalu.

Emil mengatakan, setelah ditunjuk DPP Demokrat menjadi Ketua DPD Demokrat Jatim, dia diberi waktu hingga dua minggu ke depan untuk segera menyusun kepengurusan. Karenanya dia akan melaksanakan ketentuan itu sebaik-baiknya.

"Kami sudah diberi pesan, siapa pun yang dapat amanah dalam waktu 14 hari harus segera menyelesaikan kepengurusan provinsi," katanya, Sabtu (2/4/2022).



Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat Kota Madiun, Istono menyayangkan keputusan DPP Partai Demokrat yang tidak demokratis terkait Musda Demokrat Jatim. Pasalnya, Emil Dardak hanya meraih 13 dukungan DPC, berbanding jauh dengan Bayu Airlangga yang meraih 25 dukungan DPC.

"Saya kira tidak perlu Musda kalau ujungnya ditentukan elite partai. Demokrat yang selama ini menyuarakan pentingnya kepemimpinan yang demokratis di era reformasi ini, akhirnya tenggelam dengan keputusannya sendiri dalam menentukan ketua di Jatim," kata Istono, Sabtu (2/4/2022).

Istono meminta Ketua Umum Partai Demokrat (AHY) Agus Harimurti Yudhoyono menjelaskan kepada 25 DPC pendukung Bayu Airlangga terkait Bau. Apalagi, Bayu dianggap lebih lama dan loyal kepada Demokrat Jatim.

"Ketum AHY harus menjelaskan kepada kami 25 DPC pendukung Bayu, di mana titik kekurangan Bayu dalam membangun jaringan membesarkan Demokrat Jatim? Benarkah loyalitas Bayu terhadap Ketum dan Demokrat ini diragukan," tegasnya.

Istono mencurigai, ada begal-begal politik yang mewarnai keputusan AHY dalam Musda Demokrat Jatim. "Ada apa dengan Demokrat Jatim yang merupakan tanah kelahiran Pak SBY? Kami sangat sakit begitu keputusan-keputusan besar yang diambil oleh elite partai tidak mencerminkan nilai nilai demokratis," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Malang, Ghufron Marzuki juga menyayangkan keputusan DPP Demokrat. Menurutnya, lebih baik tidak ada Musda apabila hasilnya tidak demokratis.

"Menurut saya, loyalitas itu bisa dibuktikan nyata kalau ada dukungannya. Bayu dukungannya 25 DPC, apa itu bukan loyalitas tertinggi untuk Pak AHY? Itu bentuk dukungan loyalitas sangat nyata," ujarnya.

Menurut Ghufron, selama ini AHY mengajari para kader untuk berdemokrasi dengan baik. Sayangnya, hal itu berkebalikan jika melihat hasil Musda Demokrat Jatim. Dia meminta, AHY dan jajaran petinggi DPP menjelaskan apa letak kekalahan Bayu Airlangga dalam Musda Demokrat Jatim.

"Kami minta ada penjelasan Ketum DPP yang jelas. Selama ini gak jelas, menyudutkan mas Bayu seolah-olah tidak loyal, apa ukurannya?," katanya.
(don)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content