25 Nakes Puskesmas Palasah Majalengka Jalani Rapid Test, Hasilnya Non-Reaktif
Selasa, 16 Juni 2020 - 23:28 WIB
MAJALENGKA - Relawan Jabar Baik Majalengka menyumbangkan sebanyak 25 unit rapid test untuk memeriksa para tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Palasah, Kabupaten Majalengka. Hasi rapid test, tak ada satupun nakes di Puskesmas Palasah reaktif terhadap COVID-19.
Insiator Relawan Jabar Baik Majalengka Ginggi Syar Hasyim mengatakan, saat ini relawan memiliki sebanyak 750 rapid test. Setelah Puskesmas Palasah, ratusan rapid test akan disebar ke sejumlah puskesmas di Kabupaten Majalengka. (BACA JUGA: Tembus 40 Orang, Penambahan Pasien Positif di Jabar Bertambah Signifikan )
"Setiap puskesmas kami donasikan 25 unit rapid test. Seperti di sini (Puskesmas Palasah). Nanti juga, begitu diserahkan, kami langsung menyaksikan sendiri proses tes itu," kata Ginggi di Puskesmas Palasah, Selasa (16/6/2020). (BACA JUGA: Belum Ada Zona Hijau di Jabar, Gubernur Tak Izinkan Sekolah Dibuka )
Bantuan rapid test tersebut, ujar dia, dilakukan untuk memastikan bahwa para nakes benar-benar dalam kondisi sehat dan aman. "Kami tidak ingin orang-orang yang menjaga kami kurang waspada terhadap dirinya," ujar dia. (BACA JUGA: Telah 6 Minggu Reproduksi COVID-19 di Jabar di Bawah Angka 1 )
Kepala Puskesmas (Kapus) Palasah Mulyana Alamsyah mengatakan, bantuan 25 alat rapid test itu sekaligus memenuhi keinginan para nakes. Sebelummya, Puksesmas Palasah juga sempat mendapat bantuan sebanyak 15 unit rapid test dari Pemkab Majalengka.
"Sangat membantu ya. Memang ada bantuan dari kabupaten, tapi hanya (untuk) 15 orang. Sedangkan karyawan kami ada 60. Keinginan kami semuanya diperiksa. Karena kami kan berhubungan setiap hari dengan pasien, risiko (tertular virus Corona), sangat besar. Alhamdulillah dengan bantuan 25 test ini, hampir 80 persen (nakes di Puskesmas Palasah telah menjalani pemeriksaan)," kata Mulyana.
Sementara, epidemiolog Ucu Supriatna menilai, donasi alat rapid kepada nakes di puskesmas sangat tepat. Pasalnya, para nakes memiliki risiko tinggi terhadap COVID-19.
"Di pasar, disebut risiko tinggi karena di sana banyak orang. Adapun para nakes karena akfivitas mereka berinterkasi dengan pasein. Sehingga mereka juga perlu pemeriksaan," tutur Ucu.
Insiator Relawan Jabar Baik Majalengka Ginggi Syar Hasyim mengatakan, saat ini relawan memiliki sebanyak 750 rapid test. Setelah Puskesmas Palasah, ratusan rapid test akan disebar ke sejumlah puskesmas di Kabupaten Majalengka. (BACA JUGA: Tembus 40 Orang, Penambahan Pasien Positif di Jabar Bertambah Signifikan )
"Setiap puskesmas kami donasikan 25 unit rapid test. Seperti di sini (Puskesmas Palasah). Nanti juga, begitu diserahkan, kami langsung menyaksikan sendiri proses tes itu," kata Ginggi di Puskesmas Palasah, Selasa (16/6/2020). (BACA JUGA: Belum Ada Zona Hijau di Jabar, Gubernur Tak Izinkan Sekolah Dibuka )
Bantuan rapid test tersebut, ujar dia, dilakukan untuk memastikan bahwa para nakes benar-benar dalam kondisi sehat dan aman. "Kami tidak ingin orang-orang yang menjaga kami kurang waspada terhadap dirinya," ujar dia. (BACA JUGA: Telah 6 Minggu Reproduksi COVID-19 di Jabar di Bawah Angka 1 )
Kepala Puskesmas (Kapus) Palasah Mulyana Alamsyah mengatakan, bantuan 25 alat rapid test itu sekaligus memenuhi keinginan para nakes. Sebelummya, Puksesmas Palasah juga sempat mendapat bantuan sebanyak 15 unit rapid test dari Pemkab Majalengka.
"Sangat membantu ya. Memang ada bantuan dari kabupaten, tapi hanya (untuk) 15 orang. Sedangkan karyawan kami ada 60. Keinginan kami semuanya diperiksa. Karena kami kan berhubungan setiap hari dengan pasien, risiko (tertular virus Corona), sangat besar. Alhamdulillah dengan bantuan 25 test ini, hampir 80 persen (nakes di Puskesmas Palasah telah menjalani pemeriksaan)," kata Mulyana.
Sementara, epidemiolog Ucu Supriatna menilai, donasi alat rapid kepada nakes di puskesmas sangat tepat. Pasalnya, para nakes memiliki risiko tinggi terhadap COVID-19.
"Di pasar, disebut risiko tinggi karena di sana banyak orang. Adapun para nakes karena akfivitas mereka berinterkasi dengan pasein. Sehingga mereka juga perlu pemeriksaan," tutur Ucu.
(awd)
tulis komentar anda