Nelayan di Sinjai Terhambat Melaut Karena Sulit Dapat BBM Jenis Solar
Minggu, 20 Maret 2022 - 16:18 WIB
SINJAI - Sejumlah nelayan di Kabupaten Sinjai terhambat untuk melaut, karena kesulitan mendapat bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
H Dare, Seorang nelayan Sinjai, mengaku kondisi tersebut sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat khususnya nelayan di wilayahnya.
"Hampir sepekan ini kami (nelayan) berjibaku mencari solar di Stasiun SPBU, kita harus antre kalau mau dapat solar, itupun terkadang tidak kebagian di SPBU, karena mobil truk didahulukan, sementara kami menggunakan jeriken," ujarnya.
Ia mengatakan, kelangkaan ini membuat para nelayan merugi. Para nelayan tidak bisa melaut karena ketiadaan bahan bakar kapal.
"Sebagian teman menunda melaut, sambil menunggu mendapatkan solar ," ungkapnya Minggu, (20/3/2022).
"Sudah minyak goreng dikeluhkan Istri di rumah, Solar juga langka, pembelian dibatasi, ini pemerintah tidak ada hati nurani nya. Tolonglah pasokan solar segera dinormalkan kembali. Sehingga kami para nelayan kecil ini bisa kembali beraktivitas," keluhnya.
Pengelola SPBU Biringere, Wahyu mengatakan, jika tingkat kebutuhan yang cukup tinggi dari konsumen sehingga solar agak susah didapat.
Dirinyapun mengaku untuk mentaktisi, jatah supir truk dan nelayan dibatasi untuk BBM Solar sebanyak 8 kilo liter. "Jatah untuk SPBU kami sebanyak delapan kiloliter. Jatah ini sama dengan SPBU lain di Sinjai.
"Biasa memang kalau masuk bulan tiga kebutuhan cukup tinggi, utamanya dari nelayan," ungkapnya.
H Dare, Seorang nelayan Sinjai, mengaku kondisi tersebut sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat khususnya nelayan di wilayahnya.
"Hampir sepekan ini kami (nelayan) berjibaku mencari solar di Stasiun SPBU, kita harus antre kalau mau dapat solar, itupun terkadang tidak kebagian di SPBU, karena mobil truk didahulukan, sementara kami menggunakan jeriken," ujarnya.
Ia mengatakan, kelangkaan ini membuat para nelayan merugi. Para nelayan tidak bisa melaut karena ketiadaan bahan bakar kapal.
"Sebagian teman menunda melaut, sambil menunggu mendapatkan solar ," ungkapnya Minggu, (20/3/2022).
"Sudah minyak goreng dikeluhkan Istri di rumah, Solar juga langka, pembelian dibatasi, ini pemerintah tidak ada hati nurani nya. Tolonglah pasokan solar segera dinormalkan kembali. Sehingga kami para nelayan kecil ini bisa kembali beraktivitas," keluhnya.
Pengelola SPBU Biringere, Wahyu mengatakan, jika tingkat kebutuhan yang cukup tinggi dari konsumen sehingga solar agak susah didapat.
Dirinyapun mengaku untuk mentaktisi, jatah supir truk dan nelayan dibatasi untuk BBM Solar sebanyak 8 kilo liter. "Jatah untuk SPBU kami sebanyak delapan kiloliter. Jatah ini sama dengan SPBU lain di Sinjai.
"Biasa memang kalau masuk bulan tiga kebutuhan cukup tinggi, utamanya dari nelayan," ungkapnya.
(agn)
tulis komentar anda