Live Bareng SINDOnews, IDP Beberkan 2 Kunci Hadapi Masa Transisi New Normal
Selasa, 16 Juni 2020 - 13:35 WIB
LUWU UTARA - Bupati Luwu Utara , Indah Putri Indriani membeberkan dua hal penting kunci untuk menghadapi masa transisi menuju new normal atau tatanan hidup yang baru.
Dua hal tersebut disampaikan Indah saat Siaran live Instagram bareng SINDOnews Makassar, Senin 15 Juni kemarin.
Dua kunci tersebut adalah optimisme dan disiplin. Menurut Indah, pemerintah bersama masyarakat harus optimis bahwa pandemi COVID-19 akan segera berlalu. Optimisme tersebut, kemudian harus ditopang dengan kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan .
"Ini penting karena semua ditujukan untuk memastikan masyarakat kita selamat, sehat, dan dapat melampaui fase new normal ini dengan baik," tutur Bupati Indah dari ruang kerjanya.
Bupati yang karib disapa IDP ini tidak ingin masyarakat lalai menghadapi masa transisi new normal, yang mungkin saja akan dianggap sebagai euforia setelah sekian lama tinggal di rumah.
"Yang kita takutkan adalah masa-masa transisi ini akan dianggap atau masyarakat bisa saja larut dalam euforia setelah sekian lama merasa terkurung di dalam rumah," beber IDP.
Untuk itu kata IDP, penting bagi pemerintah terus menyosialisasikan protokol kesehatan agar tetap dipatuhi, meski tidak ada lagi pelarangan aktivitas bagi masyarakat. Setidaknya, begitulah yang dia lakukan saat mendatangi pelosok daerah.
"Di samping memastikan bantuan tepat sasaran, tepat jumlah, dan tepat waktu, kita tidak lagi bicara terkait bantuan yang diberikan, tapi bagaimana mengedukasi masyarakat agar paham bahwa ke depan, hal-hal seperti menerapkan pola hidup bersih dan sehat, memakai masker, juga menjaga jarak aman; menjadi pola hidup atau kebiasaan yang dianggap normal demi menjaga diri dan orang lain dari paparan COVID-19," terang IDP.
Kendati demikian, IDP menegaskan ada dua hal yang menurutnya kontraproduktif tapi berusaha untuk tidak dihadap-hadapkan.
"Di satu sisi kita mencoba untuk membatasi aktivitas dalam rangka untuk mengantisipasi penularan, tapi di satu sisi kami juga menyadari bahwa masyarakat kita harus tetap hidup, mereka tidak boleh berhenti beraktivitas. Saya melihat kalau kita narasinya selalu melarang atau membatasi ada kecenderungan untuk melanggar itu, akhirnya kami berpikir logikanya di balik bahwa silakan beraktivitas, tidak ada pembatasan, tapi ada aturan-aturan yang harus kita sepakati bersama dan dilaksanakan," pungkas IDP.
Dua hal tersebut disampaikan Indah saat Siaran live Instagram bareng SINDOnews Makassar, Senin 15 Juni kemarin.
Dua kunci tersebut adalah optimisme dan disiplin. Menurut Indah, pemerintah bersama masyarakat harus optimis bahwa pandemi COVID-19 akan segera berlalu. Optimisme tersebut, kemudian harus ditopang dengan kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan .
"Ini penting karena semua ditujukan untuk memastikan masyarakat kita selamat, sehat, dan dapat melampaui fase new normal ini dengan baik," tutur Bupati Indah dari ruang kerjanya.
Bupati yang karib disapa IDP ini tidak ingin masyarakat lalai menghadapi masa transisi new normal, yang mungkin saja akan dianggap sebagai euforia setelah sekian lama tinggal di rumah.
"Yang kita takutkan adalah masa-masa transisi ini akan dianggap atau masyarakat bisa saja larut dalam euforia setelah sekian lama merasa terkurung di dalam rumah," beber IDP.
Untuk itu kata IDP, penting bagi pemerintah terus menyosialisasikan protokol kesehatan agar tetap dipatuhi, meski tidak ada lagi pelarangan aktivitas bagi masyarakat. Setidaknya, begitulah yang dia lakukan saat mendatangi pelosok daerah.
"Di samping memastikan bantuan tepat sasaran, tepat jumlah, dan tepat waktu, kita tidak lagi bicara terkait bantuan yang diberikan, tapi bagaimana mengedukasi masyarakat agar paham bahwa ke depan, hal-hal seperti menerapkan pola hidup bersih dan sehat, memakai masker, juga menjaga jarak aman; menjadi pola hidup atau kebiasaan yang dianggap normal demi menjaga diri dan orang lain dari paparan COVID-19," terang IDP.
Kendati demikian, IDP menegaskan ada dua hal yang menurutnya kontraproduktif tapi berusaha untuk tidak dihadap-hadapkan.
"Di satu sisi kita mencoba untuk membatasi aktivitas dalam rangka untuk mengantisipasi penularan, tapi di satu sisi kami juga menyadari bahwa masyarakat kita harus tetap hidup, mereka tidak boleh berhenti beraktivitas. Saya melihat kalau kita narasinya selalu melarang atau membatasi ada kecenderungan untuk melanggar itu, akhirnya kami berpikir logikanya di balik bahwa silakan beraktivitas, tidak ada pembatasan, tapi ada aturan-aturan yang harus kita sepakati bersama dan dilaksanakan," pungkas IDP.
(luq)
tulis komentar anda