Ancaman Adik Kim Jong-un Direspon, Pasukan Militer Siap Dikerahkan

Selasa, 16 Juni 2020 - 09:12 WIB
Pemimpin militer di wilayah komunis tersebut kini tengah meninjau rencana untuk mengerahkan pasukan ke area perbatasan Korsel, sesuai ancaman perempuan paling kuat di Pyongyang ini. Foto : SINDOnews/Doc
SEOUL - Kecaman adik pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, Kim Yo-jong kepada aktivitas para pembelot Korut di Korea Selatan(Korsel) yang menerbangkan materi propaganda anti-Kim Jong-un, berbuntut panjang.

Usai mengancam melakukan serangan militer ke Korsel, pemimpin militer di wilayah komunis tersebut kini tengah meninjau rencana untuk mengerahkan pasukan ke area perbatasan Korsel, sesuai ancaman perempuan paling kuat di Pyongyang itu.

Baca : Pyongyang Minta Washington Diam dan Tak Urusi Soal Korut-Korsel



"Para pemimpin KPA sedang mempelajari sebuah rencana aksi untuk mengambil langkah-langkah untuk membuat tentara maju lagi ke zona-zona yang telah didemiliterisasi di bawah perjanjian (Korea) Utara-(Korea) Selatan, mengubah garis depan menjadi sebuah benteng dan semakin meningkatkan kewaspadaan militer terhadap (Korea) Selatan," kata Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA) dalam sebuah pernyataan yang dirilis Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

"Kami akan memetakan rencana aksi militer untuk secara cepat melaksanakan pendapat tersebut untuk menerima persetujuan dari Komisi Militer Pusat Partai."

Sebuah artikel pada hari Senin di Rodong Sinmun , media resmi Partai Buruh Korea (WPK) yang berkuasa, mengecam apa yang disebutnya "kebijakan bermusuhan tersembunyi dari otoritas Korea Selatan".

"Dengan tangan siapa hubungan (Korea) Utara-(Korea) selatan telah benar-benar bangkrut dan ketegangan terburuk telah terjadi di Semenanjung Korea," tulis media partai tersebut.

"Kami telah membuat kesimpulan bahwa tidak perlu bagi kami untuk duduk berhadap-hadapan dengan pihak berwenang Korea Selatan dan mendiskusikan hal-hal dengan mereka lagi. Yang tersisa bagi kami adalah membuat mereka membayar mahal atas kejahatan keji mereka," lanjut Rodong Sinmun.

"Kami telah memutuskan untuk mengambil serangkaian tindakan pembalasan untuk menghukum para pengkhianat dan sampah manusia," imbuh surat kabar itu.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content