Cerita Pengrajin Tahu Tempe yang Memilih Mogok dan Pulang Kampung Imbas Mahalnya Harga Kedelai

Senin, 21 Februari 2022 - 15:43 WIB
Menurut dia, produksi tahu tempe di wilayah Rengasdengklok dan sekitarnya mengalami penurun sejak kenaikan harga kedelai. Itu lantaran para perajin tempe menurunkan jumlah produksinya karena sepi pembeli.

"Harga tahu tempe sudah mahal sejak kenaikan harga bahan baku kedelai. Akibatnya pembeli juga menurun sehingga produksi juga ikut turun," katanya.



Mustopa mengatakan, dalam situasi normal dia bisa menghabiskan 2 kuintal kedelai dalam satu hari. Namun sejak harga kedelai naik menjadi Rp12 ribu per kilogramnya, dia hanya kuat menghabiskan 1 kuintal kedelai untuk membuat tahu tempe.

"Kami kurangi produksi karena permintaan turun. Itu juga masih ada sisa dagangan karena para penjual keliling sudah pada pulang kampung," ungkapnya.

Menurut Mustopa, pedagang keliling biasanya mengambil dagangan tahu tempe dan dijual keliling kampung. Sebagian juga dijual di Pasar Rengasdengklok. Namun setelah harga naik, para pedagang mengeluh karena sepi pembeli.

"Mereka memilih pulang kampung sampai harga normal kembali. Sudah dicoba jual keliling, namun pembelinya sepi," tukasnya.
(nic)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content