Sleman Terbanyak Terpapar Covid-19, Ini Saran Pakar Epidemologi UGM
Kamis, 23 April 2020 - 22:00 WIB
SLEMAN - Kasus Covid-19 di Sleman paling banyak di DIY. Tercatat dari 76 kasus positif, 38 di antaranya warga Sleman. Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid 19 Sleman mengudang pakar epidemiologi UGM Riris Andono Ahmad. Pemaparan dilakukan melalui teleconferen.
Riris Andono Ahmad yang juga merupakan koordinator Tim respons Covid-19 UGM dalam paparannya menyampaikan bahwa data pasien covid-19 Sleman menunjukkan 52,38 % orang yang terpapar Covid-19 memiliki riwayat bepergian ke daerah epicentrum pandemi dan 47,62% adalah pasien yang tertular.
“Oleh karena itu kebijakan untuk mengendalikan pemudik dari daerah epicentrum untuk tidak masuk ke wilayah Sleman menjadi sangat penting,” kata Doni panggilan Riris Andono Ahmad.
Doni mengatakan prediksi terjadinya dua gelombang epidemi yaitu gelombang du paska lebaran dan gelombang tiga saat penerimaan mahasiswa baru. Untuk merekomendasikan tiga kebijakan yaitu sosial distancing, meningkatkan kapasitas skrining dan diagniosis serta ketiga kapasitas pelayanan kesehatan.
“Sosial distancing, yaitu dengan mendorong implementasi kebijakan social distancing yang konsisten dan pemakaian masker,” jelasnya.
Meningkatkan kapasitas skrining dan diagnosis yakni dengan meningkatkan kapasitas skrining dan diagnosis minimal 10 kali lebih besar dari yang tersedia saat ini dan untuk kapasitas pelayanan kesehatan dengan membangun fasilitas isolasi atau karantina non rumah sakit untuk memisahkan pasien yang tidak membutuhkan perawatan dari populasi umum.
“Selain itu juga meningkatkan kapasitas rumah sakit untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien yg memerlukan perawatan intensif dan memastikan kecukupan Alat Pelindung Diri bagi tenaga medis utk dapat menangani jumlah pasien yg meningkat,” terangnya.
Riris Andono Ahmad yang juga merupakan koordinator Tim respons Covid-19 UGM dalam paparannya menyampaikan bahwa data pasien covid-19 Sleman menunjukkan 52,38 % orang yang terpapar Covid-19 memiliki riwayat bepergian ke daerah epicentrum pandemi dan 47,62% adalah pasien yang tertular.
“Oleh karena itu kebijakan untuk mengendalikan pemudik dari daerah epicentrum untuk tidak masuk ke wilayah Sleman menjadi sangat penting,” kata Doni panggilan Riris Andono Ahmad.
Doni mengatakan prediksi terjadinya dua gelombang epidemi yaitu gelombang du paska lebaran dan gelombang tiga saat penerimaan mahasiswa baru. Untuk merekomendasikan tiga kebijakan yaitu sosial distancing, meningkatkan kapasitas skrining dan diagniosis serta ketiga kapasitas pelayanan kesehatan.
“Sosial distancing, yaitu dengan mendorong implementasi kebijakan social distancing yang konsisten dan pemakaian masker,” jelasnya.
Meningkatkan kapasitas skrining dan diagnosis yakni dengan meningkatkan kapasitas skrining dan diagnosis minimal 10 kali lebih besar dari yang tersedia saat ini dan untuk kapasitas pelayanan kesehatan dengan membangun fasilitas isolasi atau karantina non rumah sakit untuk memisahkan pasien yang tidak membutuhkan perawatan dari populasi umum.
“Selain itu juga meningkatkan kapasitas rumah sakit untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien yg memerlukan perawatan intensif dan memastikan kecukupan Alat Pelindung Diri bagi tenaga medis utk dapat menangani jumlah pasien yg meningkat,” terangnya.
(nun)
tulis komentar anda