Lewat Open Talk, Cara ITS Terima Mahasiswa Baru
Jum'at, 12 Juni 2020 - 11:11 WIB
SURABAYA - Pandemi COVID-19 membuat cara penerimaan mahasiswa baru ikut berubah. Salah satunya yang dilakukan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang melakukan diskusi terbuka atau Open Talk secara daring untuk program sarjana, vokasi, hingga kelas internasional.
Direktur Pendidikan ITS Dr Eng Siti Machmudah ST MEng menuturkan, saat ini ITS membuka tiga jalur pendaftaran utama untuk program sarjana. Baik itu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan kuota 20%, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) sebesar 20%, serta Seleksi Kemitraan dan Mandiri (SKM) dengan kuota mahasiswa sebesar 50%. (Baca juga: LTMPT Umumkan 96.496 Siswa Lolos SNMPTN )
Tiga jalur itu memiliki alokasi sebanyak 1.022 mahasiswa yang lolos dari jalur SNMPTN dan telah usai melakukan pendaftaran ulang pada April lalu secara daring. Sedangkan untuk jalur SBMPTN, calon mahasiswa harus mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan perlu melakukan registrasi sebelum 20 Juni mendatang.
“Tahun ini, UTBK menggunakan satu macam tes yaitu Tes Potensi Skolastik (TPS) dan hanya dapat diikuti sebanyak satu kali,” kata Machmudah, Jumat (12/6/2020).
Menurut dia, TPS yang diujikan dalam UTBK terdiri dari empat aspek yakni pengetahuan umum, penalaran umum, pemahaman bacaan dan pengetahuan kualitatif. Keempat aspek tersebut memiliki empat bobot nilai yang berbeda untuk masing-masing program studi (prodi).
“Untuk informasi lainnya, peserta dapat mengaksesnya sendiri di laman https://ltmpt.ac.id,” jelas dia.
Lain halnya dengan SNMPTN dan SBMPTN, jalur SKM yang akan dibuka 6 - 27 Juli mendatang dibedakan menjadi dua, yakni kemitraan dan mandiri. Kemitraan dikhususkan bagi calon mahasiswa yang orang tuanya bekerja di instansi mitra ITS, perusahaan, Pemerintah Provinsi (Pemprov), pemerintah kota/kabupaten, ataupun instansi yang bergerak di bidang jasa atau manufaktur. Sedangkan untuk jalur mandiri tidak memiliki ketentuan khusus, namun seleksi dilakukan berdasarkan nilai UTBK/Tes Kemampuan Akademik (TKA) ITS, nilai rapor, prestasi, dan portofolio.
Pendaftaran jalur SKM dilakukan secara online dan dapat diakses melalui laman resmi ITS http://smits.its.ac.id. “Kuota mahasiswa jalur SKM untuk enam fakultas yang akan ditampung adalah sebanyak 1.980 orang,” kata dia.
Sedangkan untuk program vokasi, ITS membuka pendaftaran melalui jalur prestasi, reguler, dan mandiri. Di jalur prestasi, calon mahasiswa akan diseleksi berdasarkan hasil penelusuran prestasi dan portofolio akademik. “Sedangkan untuk masuk melalui jalur reguler dan mandiri, dibutuhkan nilai UTBK/TKA ITS dan jejak prestasi,” kata dosen Teknik Kimia yang meraih doktornya di Kumamoto University, Jepang tersebut.
Selain itu, ITS juga kembali membuka pendaftaran kelas internasional atau yang biasa dikenal dengan the International Undergraduate Program (IUP). Program yang baru diresmikan tahun lalu tersebut nantinya akan menampung sebanyak 606 mahasiswa. Program ini menawarkan international exposure dan dapat diikuti oleh WNI/WNA yang lulus pada tahun 2018 hingga 2020 dengan kemampuan Bahasa Inggris yang mumpuni.
Machmudah mengatakan, tes TKA yang digunakan sebagai syarat seleksi jalur SKM, Vokasi, dan IUP akan dilakukan secara online dan diadakan sebanyak 33 sesi selama 11 hari. Berbeda dengan soal TPS pada UTBK, soal TKA memiliki empat unsur yaitu verbal, kuantitatif, logika, dan spasial. "Setiap unsur memiliki porsi nilai yang berbeda sesuai dengan pilihan prodi," ujar dia.
Direktur Pendidikan ITS Dr Eng Siti Machmudah ST MEng menuturkan, saat ini ITS membuka tiga jalur pendaftaran utama untuk program sarjana. Baik itu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan kuota 20%, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) sebesar 20%, serta Seleksi Kemitraan dan Mandiri (SKM) dengan kuota mahasiswa sebesar 50%. (Baca juga: LTMPT Umumkan 96.496 Siswa Lolos SNMPTN )
Tiga jalur itu memiliki alokasi sebanyak 1.022 mahasiswa yang lolos dari jalur SNMPTN dan telah usai melakukan pendaftaran ulang pada April lalu secara daring. Sedangkan untuk jalur SBMPTN, calon mahasiswa harus mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan perlu melakukan registrasi sebelum 20 Juni mendatang.
“Tahun ini, UTBK menggunakan satu macam tes yaitu Tes Potensi Skolastik (TPS) dan hanya dapat diikuti sebanyak satu kali,” kata Machmudah, Jumat (12/6/2020).
Menurut dia, TPS yang diujikan dalam UTBK terdiri dari empat aspek yakni pengetahuan umum, penalaran umum, pemahaman bacaan dan pengetahuan kualitatif. Keempat aspek tersebut memiliki empat bobot nilai yang berbeda untuk masing-masing program studi (prodi).
“Untuk informasi lainnya, peserta dapat mengaksesnya sendiri di laman https://ltmpt.ac.id,” jelas dia.
Lain halnya dengan SNMPTN dan SBMPTN, jalur SKM yang akan dibuka 6 - 27 Juli mendatang dibedakan menjadi dua, yakni kemitraan dan mandiri. Kemitraan dikhususkan bagi calon mahasiswa yang orang tuanya bekerja di instansi mitra ITS, perusahaan, Pemerintah Provinsi (Pemprov), pemerintah kota/kabupaten, ataupun instansi yang bergerak di bidang jasa atau manufaktur. Sedangkan untuk jalur mandiri tidak memiliki ketentuan khusus, namun seleksi dilakukan berdasarkan nilai UTBK/Tes Kemampuan Akademik (TKA) ITS, nilai rapor, prestasi, dan portofolio.
Pendaftaran jalur SKM dilakukan secara online dan dapat diakses melalui laman resmi ITS http://smits.its.ac.id. “Kuota mahasiswa jalur SKM untuk enam fakultas yang akan ditampung adalah sebanyak 1.980 orang,” kata dia.
Sedangkan untuk program vokasi, ITS membuka pendaftaran melalui jalur prestasi, reguler, dan mandiri. Di jalur prestasi, calon mahasiswa akan diseleksi berdasarkan hasil penelusuran prestasi dan portofolio akademik. “Sedangkan untuk masuk melalui jalur reguler dan mandiri, dibutuhkan nilai UTBK/TKA ITS dan jejak prestasi,” kata dosen Teknik Kimia yang meraih doktornya di Kumamoto University, Jepang tersebut.
Selain itu, ITS juga kembali membuka pendaftaran kelas internasional atau yang biasa dikenal dengan the International Undergraduate Program (IUP). Program yang baru diresmikan tahun lalu tersebut nantinya akan menampung sebanyak 606 mahasiswa. Program ini menawarkan international exposure dan dapat diikuti oleh WNI/WNA yang lulus pada tahun 2018 hingga 2020 dengan kemampuan Bahasa Inggris yang mumpuni.
Machmudah mengatakan, tes TKA yang digunakan sebagai syarat seleksi jalur SKM, Vokasi, dan IUP akan dilakukan secara online dan diadakan sebanyak 33 sesi selama 11 hari. Berbeda dengan soal TPS pada UTBK, soal TKA memiliki empat unsur yaitu verbal, kuantitatif, logika, dan spasial. "Setiap unsur memiliki porsi nilai yang berbeda sesuai dengan pilihan prodi," ujar dia.
(nth)
tulis komentar anda