Wali Kota Aminullah Jadi Pembicara Nasional Soal KTR dan Pencegahan Covid-19
Kamis, 11 Juni 2020 - 15:17 WIB
BANDA ACEH - Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menjadi salah satu pembicara webinar nasional bertajuk Akuntabilitas Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menangani Covid-19, Penyakit tidak Menular, Masalah Rokok dan TBC.
Dari pendopo, melalui aplikasi zoom meeting, Wali Kota Aminullah menyampaikan presentasinya “Mewujudkan Lingkungan Bebas Asap Rokok dan Mencegah Covid-19 di Kota Banda Aceh”, Rabu (10/6/2020).
Menurut Aminullah, proses pewujudan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Banda Aceh dimulai dengan lahirnya Perwal nomor 47 tahun 2011 tentang KTR. “Kemudian ditingkatkan lagi dengan Qanun Banda Aceh nomor 5 tahun 2016 tentang KTR. Perda ini menjadi titik dimulainya penerapan KTR secara menyeluruh di Banda Aceh.”
Seiring-sejalan, upaya sosialisasi dan edukasi, pemenuhan sarana dan prasarana, hingga pelaksanaan tindak pidana ringan KTR terus dilakukan. “Kita juga berkomitmen dengan Forkopimda yang dituangkan dalam sebuah MoU untuk sama-sama terlibat dalam mengawal Banda Aceh bebas dari rokok, terutama di lokasi-lokasi yang sudah ditetapkan ke dalam KTR,” katanya.
Upaya Pemko Banda Aceh pun mendapat apresiasi dari pemerintah pusat. “Karena dinilai berhasil dalam menerapkan KTR, kita dinobatkan sebagai Kota Layak Anak dan sejumlah penghargaan lainnya di antaranya Pastika Parahita dan Kota Sehat Swasti Saba Padapa,” katanya lagi.
Terkait pencegahan dan penanganan Covid-19, pencapaian Banda Aceh patut diacungi jempol. “Dulu ada tiga yang positif, namun sekarang tiga-tiganya sudah sembuh semua. PDP yang pernah tercatat 16 orang sudah sehat semua. ODP pun sudah tidak ada lagi,” ujarnya.
Sebagai upaya pencegahan, Pemko Banda Aceh sudah melakukan 3.000 rapid test. “Lalu bekerja sama dengan Unsyiah, kita juga sedang menjalankan tes swab atau PCR gratis bagi 1.300 warga kota. Hal lainnya, semua akses perbatasan kita kawal dengan ketat, dan kita patut bersyukur hingga kini belum ada transmisi lokal.”
“Walau kemarin sempat digolongkan ke dalam zona merah, tapi langsung kita ajukan permohonan peninjauan ulang, dan sekarang jadi zona kuning. Dalam seminggu ini siap kita ubah jadi hijau kembali untuk menuju penerapan new normal,” katanya.
Salah satu kunci sukses penanganan Covid-19 di Banda Aceh, kata Aminullah, adalah membentuk jaringan pengaman tingkat desa yang disebut “pageu gampong”. “Kita hidupkan adat istiadat di desa-desa untuk menjaga ODP dengan ketat agar tidak berpotensi menularkan virus jika ia memang terjangkit.”
Dari pendopo, melalui aplikasi zoom meeting, Wali Kota Aminullah menyampaikan presentasinya “Mewujudkan Lingkungan Bebas Asap Rokok dan Mencegah Covid-19 di Kota Banda Aceh”, Rabu (10/6/2020).
Menurut Aminullah, proses pewujudan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Banda Aceh dimulai dengan lahirnya Perwal nomor 47 tahun 2011 tentang KTR. “Kemudian ditingkatkan lagi dengan Qanun Banda Aceh nomor 5 tahun 2016 tentang KTR. Perda ini menjadi titik dimulainya penerapan KTR secara menyeluruh di Banda Aceh.”
Seiring-sejalan, upaya sosialisasi dan edukasi, pemenuhan sarana dan prasarana, hingga pelaksanaan tindak pidana ringan KTR terus dilakukan. “Kita juga berkomitmen dengan Forkopimda yang dituangkan dalam sebuah MoU untuk sama-sama terlibat dalam mengawal Banda Aceh bebas dari rokok, terutama di lokasi-lokasi yang sudah ditetapkan ke dalam KTR,” katanya.
Upaya Pemko Banda Aceh pun mendapat apresiasi dari pemerintah pusat. “Karena dinilai berhasil dalam menerapkan KTR, kita dinobatkan sebagai Kota Layak Anak dan sejumlah penghargaan lainnya di antaranya Pastika Parahita dan Kota Sehat Swasti Saba Padapa,” katanya lagi.
Terkait pencegahan dan penanganan Covid-19, pencapaian Banda Aceh patut diacungi jempol. “Dulu ada tiga yang positif, namun sekarang tiga-tiganya sudah sembuh semua. PDP yang pernah tercatat 16 orang sudah sehat semua. ODP pun sudah tidak ada lagi,” ujarnya.
Sebagai upaya pencegahan, Pemko Banda Aceh sudah melakukan 3.000 rapid test. “Lalu bekerja sama dengan Unsyiah, kita juga sedang menjalankan tes swab atau PCR gratis bagi 1.300 warga kota. Hal lainnya, semua akses perbatasan kita kawal dengan ketat, dan kita patut bersyukur hingga kini belum ada transmisi lokal.”
“Walau kemarin sempat digolongkan ke dalam zona merah, tapi langsung kita ajukan permohonan peninjauan ulang, dan sekarang jadi zona kuning. Dalam seminggu ini siap kita ubah jadi hijau kembali untuk menuju penerapan new normal,” katanya.
Salah satu kunci sukses penanganan Covid-19 di Banda Aceh, kata Aminullah, adalah membentuk jaringan pengaman tingkat desa yang disebut “pageu gampong”. “Kita hidupkan adat istiadat di desa-desa untuk menjaga ODP dengan ketat agar tidak berpotensi menularkan virus jika ia memang terjangkit.”
tulis komentar anda