ASN Sumbang Rp11 M untuk COVID-19, Pemprov Jabar: Tak Ada Pemotongan Gaji
Rabu, 10 Juni 2020 - 19:35 WIB
(Baca: Protokol Kesehatan Pariwisata Kabupaten Pangandaran Jadi Contoh Wilayah Lain)
Dikatakan Dedi, seluruh divisi di Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar bekerja berdasarkan data. Dengan data yang komprehensif, keputusan yang diambil diharapkan tetap sasaran dan penanggulangannya berjalan optimal.
Dia mencontohkan, dalam mengedukasi masyarakat soal COVID-19, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 harus mengetahui informasi penting apa yang belum diketahui masyarakat, seperti mencuci tangan dengan benar maupun tentang social distancing. Jika data itu terangkum, kata Dudi, maka proses edukasi bisa efektif dan efisien.
"Selama ini aplikasi Pikobar sudah ada, namun pengisian data terhambat. ASN yang diturunkan, selain bertugas mencari data, mereka juga akan melakukan asistensi kepada rekan-rekan pemerintah kabupaten/kota untuk membarui data-data yang berkaitan COVID-19," paparnya.
Sebelum bertugas, 100 ASN terpilih itu telah menjalani rapid diagnostic test (RDT) dan mendapat pembekalan dari Atlas Medical Pioneer (AMP) Fakultas Kedokteran Unpad terkait protokol pencegahan penyebaran COVID-19. Hal itu dilakukan untuk menekan risiko terpapar COVID-19.
"Mereka yang mendapat tugas ke kabupaten/kota akan menghadapi risiko tinggi. Maka, kami harus membekali mereka dengan sungguh-sungguh dan memastikan mereka pergi dengan keadaan sehat," katanya.
(Baca: Update Corona Jabar: Pasien Positif Bertambah 25 Kasus dan Sembuh 11 Orang)
Dudi pun mengapresiasi solidaritas sosial dan semangat gotong royong ASN Jabar terhadap penanganan COVID-19, baik dari aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi. Dudi juga mengajak ASN Jabar untuk terus berperan serta menangani COVID-19 dengan kompetensi yang dimiliki.
"Ada banyak cara yang bisa lakukan untuk membantu percepatan penanganan COVID-19. Kalau kita punya uang, kita bisa menyumbang. Kalau kita punya pengetahuan, kita mengedukasi masyarakat soal COVID-19. Kita dapat membantu percepatan penanganan COVID-19 dengan kompetensi kita," pungkasnya.
Dikatakan Dedi, seluruh divisi di Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar bekerja berdasarkan data. Dengan data yang komprehensif, keputusan yang diambil diharapkan tetap sasaran dan penanggulangannya berjalan optimal.
Dia mencontohkan, dalam mengedukasi masyarakat soal COVID-19, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 harus mengetahui informasi penting apa yang belum diketahui masyarakat, seperti mencuci tangan dengan benar maupun tentang social distancing. Jika data itu terangkum, kata Dudi, maka proses edukasi bisa efektif dan efisien.
"Selama ini aplikasi Pikobar sudah ada, namun pengisian data terhambat. ASN yang diturunkan, selain bertugas mencari data, mereka juga akan melakukan asistensi kepada rekan-rekan pemerintah kabupaten/kota untuk membarui data-data yang berkaitan COVID-19," paparnya.
Sebelum bertugas, 100 ASN terpilih itu telah menjalani rapid diagnostic test (RDT) dan mendapat pembekalan dari Atlas Medical Pioneer (AMP) Fakultas Kedokteran Unpad terkait protokol pencegahan penyebaran COVID-19. Hal itu dilakukan untuk menekan risiko terpapar COVID-19.
"Mereka yang mendapat tugas ke kabupaten/kota akan menghadapi risiko tinggi. Maka, kami harus membekali mereka dengan sungguh-sungguh dan memastikan mereka pergi dengan keadaan sehat," katanya.
(Baca: Update Corona Jabar: Pasien Positif Bertambah 25 Kasus dan Sembuh 11 Orang)
Dudi pun mengapresiasi solidaritas sosial dan semangat gotong royong ASN Jabar terhadap penanganan COVID-19, baik dari aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi. Dudi juga mengajak ASN Jabar untuk terus berperan serta menangani COVID-19 dengan kompetensi yang dimiliki.
"Ada banyak cara yang bisa lakukan untuk membantu percepatan penanganan COVID-19. Kalau kita punya uang, kita bisa menyumbang. Kalau kita punya pengetahuan, kita mengedukasi masyarakat soal COVID-19. Kita dapat membantu percepatan penanganan COVID-19 dengan kompetensi kita," pungkasnya.
(muh)
tulis komentar anda