Di USU Medan, Erick Thohir Sebut Kerahkan BUMN Stabilkan Harga Komoditas Pasar

Selasa, 11 Januari 2022 - 12:19 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir jadi pembicara konferensi Grand Design Menuju Generasi Emas 2045: Mengulas Visi Indonesia Maju Presiden Jokowi di USU, Medan. Foto/Ist
MEDAN - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan Kementerian BUMN akan mengambil segala langkah demi menyeimbangkan perekonomian bangsa. Di antara langkah tersebut adalah dengan melakukan operasi pasar agar harga di tengah masyarakat tidak melonjak naik.

"BUMN adalah penyeimbang pasar, penyeimbang ekonomi. Kita juga harus kadang-kadang mengintervensi ketika ekonomi tidak seimbang,” ujar Erick dalam acara 'Grand Design Menuju Generasi Emas 2045: Mengulas Visi Indonesia Maju Presiden Jokowi', di Gedung Auditorium USU, Medan,Sumatera Utara dikutip Selasa (11/1/2022).





Erick kemudian memaparkan sebuah contoh, di mana Kementerian BUMN mengambil langkah operasi pasar demi menyeimbangkan harga masker ketika masa awal terjadi pandemi COVID-19 di Indonesia.

Diketahui ketika virus COVID-19 baru memasuki Indonesia, permintaan masker yang sangat tinggi menyebabkan terjadinya kelangkaan dan melambungnya harga di pasaran.

Hal itu pun dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab dengan sengaja menimbun hingga menaikkan harga berpuluh-puluh kali lipat. Erick mengambil langkah cepat dengan meminta perusahaan BUMN untuk bergerak mengatasinya

“Contohnya saat COVID-19, ketika harga masker mahal, Kimia Farma bikin operasi pasar. Supaya maskernya murah,” kenang Erick.



Terbaru, harga minyak goreng tengah mulai awal Desember hingga Januari saat ini tengah melambung naik, Erick pun melakukan langkah yang sama yakni operasi pasar.

Bersama perwakilan dari PT Perkebunan Nusantara III (PTPN), selaku Induk Holding Perkebunan, Erick menggelar operasi pasar di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, yang juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menekan harga minyak.

“Sekarang minyak goreng mahal.Kalau kelapa sawitnya harganya jatuh, petani risau, pengusaha juga risau. Tapi kalau harga kelapa sawitnya naik, justru ibu-ibu rumah tangga yang risau, itulah ekonomi,” tegas Erick yang juga Ketum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

“Karena itu bapak presiden kemarin menugaskan, tidak hanya BUMN tapi seluruh swasta untuk operasi pasar 1,2 juta liter. Tidak mungkin hanya BUMN saja, karena BUMN sebagai perusahaan kelapa sawit hanya memiliki 4% market share, yang mayoritasnya di swasta,” tandasnya.
(shf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content